*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini
Perang kemerdekaaan Indonesia adalah perang
melawan kehadiran kembali (Pemerintah Hindia Belanda) dengan nama NICA. Terjadi
perlawanan di seluruh Indonesia dengan intensitas yang berbeda. Situasi dan
kondisi, selama perang kemerdekaan Indonesia terjadi di Jawa dan Sumatra (termasuk
Lampung). Sekali
merdeka tetap merdeka.

Menilik
Peran Penting Lada Lampung sebagai ‘Amunisi’ di Era Perang Kemerdekaan (SuaraLampung.id). Salah
satu komoditas rempah diunggulkan dari Indonesia adalah lada. Daerah penghasil
lada terbaik salah satunya di Lampung. Banyak dibudidayakan di daerah Way
Sekampung, Way Semaka, Way Seputih dan Way Tulang Bawang. Lada Lampung membuat
perebutan antara Banten dengan Palembang, begitupun saat VOC memonopoli
perdagangan rempah juga berusaha untuk menarik Lampung sebagai wilayah
taklukannya. Lada tetap menjadi penting di kala perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Lada menjadi “amunisi” dalam menghadapi pasukan Belanda,
biaya peperangan salah satunya adalah dari hasil penjualan lada. Pemerintah saat
itu melakukan pinjaman kepada rakyat yang memiliki lada. Satu arsip mengenai
pinjam meminjam lada dari rakyat Jabung, dengan jumlah 500 kg. Dalam arsip
berbeda diterangkan terjadi peminjaman lada 2.500 Kg. Dalam buku Sejarah
Revolusi Fisik di Provinsi Lampung disebutkan beberapa rakyat Jabung yang
berjasa memberikan bantuan itu diantaranya Haji Abdul Majid. Peran penting
rakyat sekaligus lada yang mereka miliki dalam menjaga kekuatan pasukan
Indonesia. Komoditas lada Lampung bersama karet dan kopi, dijual hingga
Singapura. Hasil penjualan lada, karet dan kopi itu kemudian dibelikan
peralatan perang seperti pakaian perang, senjata, amunisi dan obat-obatan. Selepas
Perundingan Renville, daerah Lampung bersama dengan Aceh dan Jambi merupakan
daerah yang masih nihil pengaruh tentara Belanda dan dari tiga daerah ini,
pemerintah berusaha mendapatkan dana guna menyokong perjuangan. Di Lampung
dibentuk sebuah badan usaha yang bernama Usaha Lampung Trading Company dipimpin
oleh Mayor Arief dibantu Letnan Muda Mukim. Melalui firma ini berhasil
diselundupkan kopi, lada dan karet menggunakan kapal-kapal milik Tan Seng Beng
ke Singapura. Keberadaan lada di Lampung saat itu bukan hanya sekedar komoditas
perkebunan belaka.
Lantas bagaimana sejarah perang kemerdekaan di
Lampung, sekali merdeka tetap merdeka? Seperti disebut di atas, situasi dan
kondisi tersebut selama perang kemerdekaan Indonesia terjadi di Jawa dan
Sumatra, termasuk di Lampung. Lalu bagaimana sejarah perang kemerdekaan di
Lampung, sekali merdeka tetap merdeka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Perang Kemerdekaan di Lampung, Sekali Merdeka Tetap
Merdeka; Mengapa Belanda/NICA Ingin Lampung Lagi?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Mengapa Belanda/NICA Ingin Lampung Lagi? Upaya Merebut
Kembali Perkebunan?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah
seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota
Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama
sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat
tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton
sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan
sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam
memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini
hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.