Sejarah

Sejarah Pendidikan (22): Kekuatan Bahasa Indonesia Mengentaskan Bahasa Belanda di Indonesia, Bagaimana Bisa? Tata Bahasa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Ada yang berpendapat bahwa negara satu-satunya
di dunia yang tidak mewariskan bahasa kolonial adalah Indonesia. Satu yang
jelas di masa lampau, saat orang Belanda memperkenalkan bahasa Belanda di
Indonesia (baca: Hindia), orang Belanda juga mengadopsi bahasa Melayu
(dwibahasa). Yang lebih jelas lagi, ketika bahasa Melayu bertransformasi
menjadi Bahasa Indonesia, bahasa Belanda mulai mendapat saingan yang akhirnya Bahasa
Indonesia mampu menyingkirkan bahasa Belanda.


Bahasa
Belanda sempat digunakan sebagai bahasa resmi di Nusantara ketika Belanda
menjajah sebagian wilayah kepulauan ini. Bahasa Belanda bukan merupakan bahasa
resmi lagi sejak Jepang masuk ke Indonesia pada 1942 serta di Papua setelah
diserahkan ke Indonesia pada 1963. Bukan berarti setelah kemerdekaan Indonesia,
bahasa Belanda tidak lagi digunakan dan dipelajari di Indonesia. Bahasa Belanda
merupakan sebuah bahasa sumber atau rujukan yang sangat penting di Indonesia;
beberapa dokumen penting pemerintahan tertulis dalam bahasa Belanda. Para
penutur fasih bahasa ini sekarang umumnya orang-orang tua saja, terutama di
Jawa dan Bali. Mereka pernah mempelajari bahasa ini di sekolah dan masih
menggunakannya, terutama pada reuni atau untuk berbincang dengan para wisatawan
Belanda. Universitas Indonesia di Jakarta sudah beberapa dasawarsa memiliki
“Seksi Belanda”. Selain itu, bahasa Belanda juga dapat dipelajari di
universitas lain di Indonesia. Biasanya berhubungan dengan kajian hukum, sebab
hukum Indonesia sebagian berdasarkan hukum Belanda, dan banyak dokumen dari
masa penjajahan masih berlaku. Di samping itu, banyak sumber rujukan sejarah,
linguistik, filologi, kedokteran, teologi Kristen, misiologi banyak yang
ditulis dalam bahasa Belanda
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah kekuatan Bahasa
Indonesia dan menghilangnya bahasa Belanda di Indonesia? Seperti disebut di
atas, bahasa Belanda pernah eksis di Indonesia semasa Pemerintah Hindia Belanda,
namun seiring dengan munculnya Bahasa Indonesia, bahasa Belanda terancam dan
kemudian benar-benar terincam lalu punah setelah kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana
sejarah kekuatan Bahasa Indonesia dan menghilangnya bahasa Belanda di Indonesia?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Kekuatan Bahasa Indonesia dan Menghilangnya Bahasa
Belanda di Indonesia; Bagaimana Tata Bahasa Indonesia?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bagaimana Tata Bahasa Indonesia? Sisa-Sisa Bahasa
Belanda Diantara Kekuatan Bahasa Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya



 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel


















sejarah dalam blog ini
hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish).
Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top