Sejarah

Indonesia Jilid 7-1: Perang Mempertahankan Kemerdekaan; Koffiekultuur, Koffiestelsel Arabica Robusta Elxelsa di Jawa – Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, (orang) Belanda kembali dengan bendera NICA. Sebagian
besar rakyat Indonesia menentang dan mengangkat senjata dan perang tidak
terhindarkan. Perang inilah yang dikenal sebagai perang mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Semangat perang itu muncul karena bangsa Indonesia
pernah dijajah dengan kebijakan cultuurstelsel yang pada intinya adalah koffiekultuur
dengan penerapan koffiestelsel (semangat perang gerilya).
 


Tanam paksa (Cultuurstelsel) adalah
sistem yang diterapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, tepatnya mulai tahun
1830 hingga 1870. Latar Belakang Tanam Paksa: (1) Pemerintah Belanda mengalami
krisis keuangan setelah Perang Jawa (1825-1830) dan membutuhkan sumber
pendapatan baru. Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch memperkenalkan sistem
tanam paksa untuk mengatasi krisis keuangan dan mendapatkan keuntungan dari hasil
bumi Hindia Belanda. Pelaksanaan Tanam Paksa: (1) Setiap desa diwajibkan
menyisihkan sebagian tanahnya (biasanya 20%) untuk ditanami tanaman ekspor; (2)
Hasil panen dari tanaman ekspor tersebut kemudian diserahkan kepada pemerintah
kolonial, bukan petani; (3) Penduduk desa juga diwajibkan untuk bekerja di
perkebunan milik pemerintah kolonial dengan waktu yang panjang dan upah yang
rendah. Dampak Tanam Paksa: (1) Penderitaan bagi rakyat Indonesia, seperti
kemiskinan, kelaparan, dan kehilangan tanah; (2) Mendapat banyak kritik dan
penentangan, salah satunya dari Douwes Dekker (Multatuli) yang menulis buku
“Max Havelaar” yang mengkritik sistem tanam paksa
(AI Wikipedia). 

Lantas
bagaimana sejarah perang mempertahankan kemerdekaan? Seperti disebut di atas,
perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang mana bangsa Indonesia telah
menyatakan kemerdekaan. Bagaimana hubungannya dengan wilayah-wilayah koffiekultuur,
koffiestelsel dimana terdapat kopi Arabica, Robusta dan Elxelsa. Lalu bagaimana
sejarah perang mempertahankan kemerdekaan?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena
sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja. Dalam
hal ini saya bukanlah penulis sejarah, melainkan
hanya sekadar untuk menyampaikan apa yang menjadi fakta (kejadian yang
benar pernah terjadi) dan data tertulis yang telah tercatat dalam dokumen
sejarah.

Perang Mempertahankan
Kemerdekaan; Koffiekultuur, Koffiestelsel, Arabica, Robusta dan Elxelsa
(Semangat Perang Gerilya)

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Koffiekultuur, Koffiestelsel,
Arabica, Robusta dan Elxelsa: Era Onderneming, PTP hingga PTPN (Perusahaan
Perkebunan Nusantara) Masa Kini  

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

 

 *Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top