![]() |
![]() |
Rute Batavia-Buitenzorg 1883 |
![]() |
Rel warna hitam dikelola swasta |
Minggu- Citayam
![]() |
Auto atau mobil tahun 1900 |
sudah ada pada tahun 1900. Anggap anda kini sedang melakukan perjalanan kilas
balik antara Pasar Minggu ke Citayam. Kemudian , bayangkan auto atau mobil yang
anda kendarai adalah seperti gambar ini (mobil pertama yang hadir di Indonesia
tempo doeloe). Perjalanan dimulai dari Pasar Minggoe.
![]() |
Peta Pasar Minggu Tempo Doeloe, 1900 |
menuju Citayam berada di sebelah barat stasion Pasar Minggu (parallel). Ini
artinya anda kini sedang berada di sisi kanan stasion. Tidak jauh dari stasion
ada prapatan: belok kiri ke perkampungan, belok kanan menuju Ragunan. Lurus
berarti menuju ke Citayam. Selanjutnya tidak jauh dari prapatan tadi jalan raya
memotong rel ke kiri lalu melewati perkampungan (jalan yang sekarang ada SMP,
dulu jalur pintas sisi rel belum ada).
![]() |
Peta Tanjung Barat Tempo Doeloe, 1900 |
(simpang jalan ke kiri menuju Poltangan). Selanjutnya jalan melewati
perkampungan (yang sekarang ada SPBU, jalan sepanjang rel dan lintasan kereta belum
ada). Jalan ini selanjutnya akan ketemu
kembali jalan dari Pol Tangan (Jalan Poltangan memutar ke dalam kampong). Setelah
pertemuan jalan ini, kemudian jalan mengarah ke sisi rel, lalu memotong rel
(Posisi sekarang berada di bawah Flyover Tanjung Barat).
kanan rel. Jalan ini kemudian lurus dan melewati perkampungan di Kebagusan.
Pada masa sekarang jalan ini terlihat melawan arus, dan jalan di sisi rel (jalan
pintas) belum ada. Artinya anda sekarang sedang melewati SPBU dan Kantor PDIP
dengan melawan arus. Selanjutnya akan ketemu pertigaan (belok kanan ada jalan
menuju jalan Joe).
![]() |
Peta Srengseng Sawah Tempo Doeloe, 1900 |
Tinggi Jurnalistik) sekarang lantas kemudian jalan memotong rel lagi lalu menuju halte Lenteng Agoeng (perlintasan ini masih ada
sekarang). Ini berarti jalan sisi barat stasion Lenteng Agung belum ada. Justru
yang ada, diujung selatan stasion Lenteng Agung ada pertigaan belok ke kanan memotong
rel yang menuju ke Srengseng.
mengarah ke perkampungan (sekarang tangsi tentara). Jalan pintas sisi rel
stasion Pancasila belum ada). Pada pertemuan jalan lama dan jalan lintas yang
sekarang, kemudian jalan memotong rel ke kanan (lampu lintasan kereta yang
sekarang) menuju ke arah kanan (perkampungan) dan jalan sisi rel di kanan belum
ada. Di perkampungan ini terdapat pertigaan (belok ke kanan menuju Srengseng),
Setelah perkampungan ini jalan melewati sisi kanan rel di bawah lalu naik ke
atas melewati kuburan sampai akhirnya ketemu halte UI yang sekarang.
![]() |
Peta Pondok Cina Tempo Doeloe, 1900 |
memotong rel lagi ke kiri rel (persis dibawah flyover UI yang sekarang). Pada posisi
bawah flyover sekarang, dulu belum ada jalan/jembatan menuju ke Kelapa Dua. Kemudian
jalan mengikuti jalan Margonda yang sekarang. Pada pertigaan pertama (belok ke kanan
ada jalan menuju halte stasion Pondok Tjina) selanjutnya pada pertigaan kedua (belok
kiri ada jalan (jalan Karet/samping Gramedia yang sekarang) menuju ke Rumah Pondok Cina.
sekarang). Jalan Arif Rahman Hakim kala itu belum ada. Kemudian pada pertigaan
berikutnya ketemu simpang belok ke kiri ke arah perkampungan/kuburan (seberang
BNI sekarang). Pada pertigaan berikutnya belok ke kiri (menuju jalan Silawangi
sekarang). Selanjutnya ketemu pertigaan lagi belok ke kiri (samping optic) dan kemudian ada pertigaan
lagi belok ke kanan (jalan yang menuju ke arah Dewi Sartika—jalan ini memotong
rel).
![]() |
Peta Depok (lama) Tempo Doeloe, 1900 |
Selanjutnya jalan akan memasuki Jalan
Kartini yang sekarang dan ketemu pertigaan pertama jalan belok ke kiri (menuju jalan
Pemuda sekarang). Kemudian akan ketemu pertigaan kedua yang simpang yang
berbelok ke kanan (menuju stasion Depok).
![]() |
Peta Citayam Tempo Doeloe, 1900 |
Perjalanan ini terus ke Citayam
sepanjang rel (parallel). Selepas halte Citayam, jalan memotong rel ke kanan
(seperti yang sekarang). Kemudian jalan ini ketemu pertugaan dimana belok ke
kiri menuju ke Bojong Gede dan belok ke kanan menuju Rumah Citayam–suatu mansion Meester
Cornelis di Landhuis Citayam***Dideskripsikan oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan peta dari Topographisch Bureau,
Batavia yang diterbitkan tahun 1900 yang disimpan KITLV.NL.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.