*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini
Apalah
arti sebuah nama, demikian William Shakespeare (1564-1616). What’s in a name? Mungkin
saat itu William Shakespeare tidak mendengar kisah pelayaran kedua Belanda di
Atjeh. Cornelis de Houtman, yang juga pimpinan pelayaran Belanda pertama,
terbnnuh di kota pelabuhan Atjeh pada tahun 1599. Pada saat itu keduanya
berusia sama. Yang satu pelaut dan yang lain penyair. Adik Cornelis de Houtman,
ahli bahasa, Frederik de Houtman yang ikut dua pelayaran Belanda tersebut harus
di tahan di Atjeh (dan baru dibebaskan pada tahun 1602).

atau pulau besar (luas) dan wilayah kecil diperkenalkan istilah major dan minor
seperti Java major dan Java minor. Pada era Pemerintah Hindia Belanda diperkenalkan
istilah Grooteweg untuk menyatakan jalan utama yang dibedakan dengan
jalan-jalan arteri. Grooteweg ini adalah jalan pos Trans-Java. Lalu untuk
membedakan (pulau) Jawa sebagai pulayu besar (Groot Soenda Eilande), maka pulau
Bali dan sekitarnya disebut Klein Soenda Eilande. Selanjutnya pada permulaan
pembentukan cabang pemerintahan Hindia Belanda di Borneo pada tahun 1835 diperkenalkan
nama wilayah Groot Dajak (tetapi tidak ada Klein Dajak). Pada tahun 1940 ketika
cabang pemerintahan dibentuk di Afdeeling Angkola en Manailing dua wilayah
(distrik) yang bertetangga dibedakan denagn nama Groot Mandailing (ibu kota di
Panjaboengan) dan Klein Mandailing (ibu kota di Kotanopan). Lalu pada tahun
1874 di Atjeh diperkenalkan nama Groot Atjeh. Terakhir pada tahun 1938
Pemerintah Hindia Belanda menyatukan seluaruh wilayah Hindia Belanda bagian
timur dengan istilah Groot Oost. Kini Groot Atjeh menjadi Aceh Besar dan Groot
Oost menjadi Indonesia Timur.
Lantas
bagaimana sejarah (kabupaten) Aceh Besar? Itu bermula dari Groot Atjeh. Lalu mengapa disebut
Groot Atjeh? Itu satu hal. Yang jerlas tidak ada Klein Atjeh.
Hal lain yang lebih penting adalah bagaimana sejarah Groot Atjeh hingga Aceh
Besar. Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.
Groot Atjeh: Permulaan Hindia
Belanda
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Aceh Besar: Permulaan Republik
Indonesia
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.