Sejarah

Sejarah Aceh (44): Anthonius Philippus van Aken, Gubernur Provinsi Aceh; Berwasiat Minta Dikubur di Kota Radja, Mengapa?




false
IN


























































































































































 

*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini
Klik Disini

Tidak
semua orang Belanda ‘menjahati’, ada juga yang humanis. Tidak semua orang
Indonesia baik, ada juga yang jahat. Indonesia. Orang Belanda yang humanis
banyak yang membela pribumi di era kolonial. Mereka ini tidak jarang dimusuhi
oleh rekan sebangsanya. Yang jelas orang Belanda di Belanda umumnya lebih baik
daripada orang Belanda di Hindia Belanda. Mengapa?

Kita tidak sedang membicarakan orang Belanda
yang brutal, rasis dan pasis. Pada era kolonial Belanda, banyak pejabat Belanda
yang mendengar keluh kesah penduduk. Banyak yang memberi jalan keluar untuk
mengatasai permasalahan. Banyak orang Belanda yang menikah dengan pribumi
bahkan berperilaku lebih baik dari orang pribumi, Banyak orang Belanda yang
pejabat maupun pendidik dan ilmuwan yang bersedia tulus membimbing individu
atau keluarga untuk meraih kemajuan, bahkan hingga mendapat kesempatan studi di
Belanda. Banyak orang Belanda yang tidak bersedia kembali ke negeri Belanda dan
ingin menetap di bumi Indonesia.

Seorang
pejabat tinggi di era Pemerintah Hindia Belanda, pernah menjadi Gubernur
Provinsi Aceh, Anthonius Philippus van Aken ketika meninggal di Batavia, di
dalam wasiatnya ingin dikubur di Atjeh. Lho, koq! Pada era VOC seorang mantan
pejabat tinggi yang kaya raya di dalam wasitnya ingin memberikan hartanya
kepada para budaknya daripada anaknya sendiri. Mengapa? Itulah anomali dalam
cara berpikir orang Belanda. Lantas mengapa Anthonius Philippus van Aken berwasiat
dikubur di Aceh
? Suatu misteri. Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe,
semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.

Anthonius Philippus van Aken

Pada
saat kunjungan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke Atjeh, 1927 Anthonius
Philippus van Aken adalah Asisten Residen Pidie yang berkedudukan di Sigli
(lihat Bataviaasch nieuwsblad, 19-02-1927). Sebelum ke Pidie, Gubernur Jenderal
terlebih dahulu ke Bireuen dan Takengon. Gubernur Jenderal mengunjungi perusahaan
resin dan terpentin dan menyatakan minat yang tinggi dengan pembukaan dan
pembanguann di Atjeh Tengah. Sepulang dari Takengon kembali ke Bireuen, sebelum
berangkat ke Sigli.

Di Sigli, Gubernur Jenderal disabut oleh
Asisten Residen Pidie Anthonius Philippus van Aken yang juga didampingi oleh
Controleur Maier, komandan militer setempat Kapten van Rekum dan pemimpin lokal
sendiri, Teukoe Machmoed.
Pagi ini Gubernur Jenderal akan
mengunjungi Tangse (kota pedalaman seperti Takengon).

Anthonius
Philippus van Aken belum lama menjadi Asisten Residen Pidie. Sebelumnya, Anthonius
Philippus van Aken adalah Asisten Residen Asahan yang berkedudukan di Tandjoeng
Balai (Provinsi Sumatra van Oostkust) yang kemudian dipindahkan pada tahun 1926
ke Sigli.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Wasiat Dikubur di Atjeh

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top