Sejarah

Sejarah Air Bangis (9): Onderneming NV Cultuur Mij ‘Ophir’ dan ‘Talamau’; Sejarah Perkebunan di Pantai Barat Sumatra




false
IN



























































































































































*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Air Bangis dalam blog ini Klik Disini

Di era kolonial Belanda perkebunan (onderneming) tidak
hanya di Jawa dan Sumatra Timur. Perkebunan besar juga ditemukan di pantai
barat Sumatra. Salah satu onderneming di pantai barat Sumatra dengan nama badan
hukum NV Cultuur Maatschappij Ophir. Perusahaan perkebunan NV Cultuur Mij Ophir
ini berpusat di Taloe. Perusahaan ini membangun lori dan pelabuhan bongkar muat
di Sasak. Tetangga NV Cultuur Mij Ophir adalah onderneming NV Cultuur Mij Talamau
(di Simpang Tanang).

NV Cultuur Mij Ophir, 1929

Di pantai barat Sumatra
pada dasarnya cukup banyak perusahaan besar tempo doeloe. Namun perusahaan yang
bergerak di bidang perkebunan tidak semasif di Medan dan sekitar (Oost
Sumatra). Perusahaan perkebunan di pantai barat Sumatra mulai dari Bengkoelen hingga
Tapanoeli. Satu faktor kurang berkembangnya perkebunan di pantai barat Sumatra karena
topografi yang bergunung-gunung. Faktor lain juga karena sulitnya mendapatkan
hak konsesi. Satu area perkebunan yang terbilang eksis di pantai barat Sumatra
berada di wilayah Tapanoeli di Batangtoroe (afdeeling Padang Sidempoean).

Lantas apa keutamaan onderneming NV Cultuur
Maatschappij Ophir di onderafdeeling Ophir, district Talamau? Yang jelas bukan
karena nama Ophir sudah dikenal sejak jaman kuno, akan tetapi  NV Cultuur Mij Ophir telah menyita perhatian publik
di Batavia. Perusahaan yang lahir di Bandoeng ini dan kemudian bermarkas di
Amsterdam terbilang perusahaan yang rajin membagikan dividen kepada para
pemegang saham. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan
lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru
yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain
disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*
Mijnbouw Maatschappij
Ophir di Batavia dan NV Cultuur Syndicaat Ophir di Bandoeng

Sebuah perusahaan pertambangan didirikan di Batavia,
namanya Mijnbouw Maatschappij Ophir. Tentu saja, sesuai namanya perusahaan akan
beroperasi di (district) Ophir. Tidak diketahui seberapa besar kandungan
tambang di bawah bumi Ophir. Yang jelas tambang batubara Ombilin sudah
beroperasi dengan baik. Harga batubara Ombilin terus meningkat karena terbilang
jenis kualitas terbaik dunia untuk kebutuhan kapal-kapal uap. Untuk menaikkan
tingkat produksi jalur kereta api angkut sudah terhubung antara Sawahloento
dengan pelabuhan baru di Teloekbajoer.
Ombilin
telah menjadi merek batubara dunia, Kualitas batubara produksi perusahaan
Inggris tidak mampu menyaingi kualitas Ombilin di pantai barat Sumatra. Ombilin
seakan mengingatkan publik Eropa dengan nama yang tenar di jaman kuno: Ophir.
Sebagaimana diyakini para ah;i bahwa nama Ophir yang disebut dalam kitab Taurat
dan Injil sebagai penghasil emas (Swarna Dwipa) adalah Ophir yang berada di pantai
barat Sumatra. Pada era VOC, orang Belanda menyebut gunung Pasaman sebagai
gunung Ophir.
Pada tanggal 1 Maret 1899, para investor Mijnbouw
Maatschappij Ophir melakukan rapat sesuai AD-ART dan rencana fund founding yang
dilakukan sebelumnya. Dalam rapat pemegang saham tersebut jumlah jumlah saham
yang berhasil dikumpulkan sesuai AD-ART tidak memenuhi (Bataviaasch nieuwsblad,
03-03-1899). Disebutkan rapat pemegang saham akan dilanjutkan pada tanggal 19
Maret 1899 di tempat yang sama di Kalibesar-Batavia untuk membahas dan
pertimbangan proposal untuk membubarkan perusahaan dan melikuidasi perusahaan.
Sejak itu tidak pernah muncul lagi nama Mijnbouw Maatschappij Ophir. Yang muncul
adalah NV Cultuur Syndicaat Ophir tahun 1910 di Bandoeng.
Setelah
11 tahun nama Ophir tidak terdeteksi, kemudian di Bandoeng muncul nama
perusahaan baru dengan nama badan hukum NV Cultuur Syndicaat Ophir (lihat Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 11-10-1910). Namun nama perusahaan
baru yang menggunakan nama Ophir ini tidak beroperasi di Preanger tetapi
membangun usaha pertanian  di pantai
barat Sumatra.
Pada tahun 1912 kembali nama Ophir digunakan
sebagai nama perusahaan baru (lihat De Preanger-bode, 21-07-1913). Perusahaan
baru tersebut dengan nama badan hukum NV Cultuur Maatschappij Talang Ophir Merapi.
Namanya menunjukkan tiga nama gunung di pantai barat Sumatra: gunung Talang,
gunung Ophir dan gunung Merapi. Dari nama perusahaan juga diketahui bergerak di
bidang pertanian (cultuur). Pada rapat umum luar biasa yang diadakan pada tahun
1914 NV Cultuur Maatschappij Talang Ophir Merapi diketahui beralamat di
Lengkongweg No. 13 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 04-05-1914). Komisaris utama
perusahaan diketahui bernama CJ Hausmann.
Gunung
Talang berada di Adeeling Solok, suatu gunung berapi yang masih aktif. Tentu
saja lereng gunung ini sangat subur karena lapisan tanah vulkanik. Sementara
gunung Merapi di afdeeling Agam dari namanya menunjukkan gunung berapi.
Sedangkan gunung Ophir yang berada di afdeeling Loeboeksikaping en Ophir sudah
lama tidak aktif. Gunung Ophir (yang juga disebut gunung Pasaman) pernah meletus
pada tahun pada bulan Oktober tahun 1869 (lihat Sumatra-courant : nieuws- en
advertentieblad, 20-11-1869). Juga disebutkan bahwa menurut orang tua di
sekitar, gunung Ophir pernah meletus setengah abad yang lampau.
Dalam perkembangannya nama NV Cultuur Maatschappij
Talang Ophir Merapi telah berubah menjadi NV Cultuur Maatschappij Ophir (lihat
Bataviaasch nieuwsblad, 13-01-1915). Tidak diketahui apa sebabnya. Namun alamat
perusahaan tetap di Bandoeng. Besar dugaan perubahan nama tidak hanya sekadar
penyangkatan nama tetapi juga pembatasan wilayah usaha yang hanya di area
gunung Ophir. Namun juga bisa karena pertimbangan nama besar Ophir di Eropa.
Onderneming
Panindjaoean (Peta 1903)

Area
(lanskap) Ophir terbilang subur. Sejak era VOC Ophir menjadi salah satu sentra produksi
hasil-hasil hutan yang mengalir ke pelabuhan Air Bangis. Jalur perdagangan
utama saat itu dari kota Nopan (Mandailing) melalui Rao dan Loeender (kemudian
disebut Panti), Simpang Tonang, Tjoebadak, Taloe dan Odjoenggading terus ke Air
Bangis. Alasan kesuburan lanskap Ophir pada permulaan Pemerintah Hindia Belanda
(1826) diduga menjadi faktor penting menetapkan Taloe sebagai ibu kota Ophir
Districten. Sejak era VOC juga diketahui lanskap Ophir sebagai penghasil kopi
(introduksi awal orang Inggris). Pada era koffiecultuur yang dimulai tahun 1839
di Residentie Air Bangis lanskap Ophir termasuk salah satu lanskap yang sesuai.
Kopi Ophir menjadi bagian dari merek dagang kopi Air Bangis (merek dagang kopi
lainnya adalah Mandailing, Angkola dan Sipirok). Nama Ophir sudah beberapa
tahun sebelumnya ditabalkan menjadi nama kapal uap (ss) yang berkantor pusat di
Amsterdam. Satu dasawarsa kemudian pada tahun 1926 nama Sipirok juga ditabalkan
sebagai nama kapal uap yang berkantor pusat di Amsterdam.

Pada tahun 1922 NV Cultuur Syndicaat Ophir
diberitakan harus dilikuidasi (lihat De Preanger-bode, 16-06-1922). Disebutkan
pada rapat umum pemegang saham luar biasa yang diadakan di NV Cultuur Syndicaat
Ophir, yang diadakan di kantor notaris hukum sipil di Bandoeng, diputuskan
untuk melikuidasi perusahaan dan mengembalikan plot sewa jangka panjang
(konsesi). Perusahaan pertanian ini beroperasi di Panindjaoean (di hulu sungai
Pasaman di yang masuk wilayah kampong Simpang Tonang di lereng gunung
Malintang).

Seorang
pemuda kota Kiawai (kota antara Taloe dan kota Air Bangis) tidak jauh dari area
perkebunan NV Cultuur Syndicaat Ophir, Soetan Kanaikan setelah lulus sekolah
rakyat di Kotanopan melanjutkan studi ke sekolah guru di Fort de Kock tahun
1909. Setelah lulus dan mendapat beslit guru, Abdoel Azis Nasution gelar Soetan
Kanaikan tidak menjadi guru. Boleh jadi karena melihat perkembangan pertanian
di kampong halamannya di District Ophir, Soetan Kanaikan melanjutkan sekolah
pertanian di Buitenzorg. Soetan Kanaikan lulus sekolah pertanian (Midlebare Landbouwschool)
di Buitenzorg pada tahun 1914. Soetan Kanaikan adalah lulusan pertama sekolah
tinggi pertanian tersebut. Pada tahun 1914 sahabat Soetan Kanaikan di
Buitenzorg lulusan sekolah kedokteran hewan (veeartsenschool), Sorip Tagor melanjutkan
studi ke Belanda (Utrecht) untuk mendapatkan dokter hewan setara Eropa.
Catatan: Sorip Tagor Harahap alumni sekolah Eropa (ELS) Padang Sidempoean yang
merantau sekolah ke Buitenzorg tahun 1907, lulus di Utrecht tahun 1920. Sorip
Tagor pribumi pertama bergelar dokter hewan adalah ompung dari Inez dan Risty
Tagor.
Setelah
itu pemerintah mengangkat Abdoel Azis Nasution gelar Soetan Kanaikan sebagai
advisor pertanian di berbagai tempat: Tapanoeli, Priaman, Painan, Pajacombo,
dan Atjeh. Tugas ini dilaksanakan Soetan Kanaikan beberapa tahun hingga
akhirnya diangkat pemerintah menjadi kepala sekolah pertanian
(landbownormaalscholen) yang baru dibuka di Padang Pandjang. Namun dalam
perjalanannya, sekolah ini macet karena kondisi keuangan pemerintah. Abdoel
Azis Nasution gelar Soetan Kanaikan tidak patah arang, lalu pulang kampong ke
Pasaman (bana lokal untuk Ophir) untuk membuka sekolah pertanian swasta. Abdoel
Azis Nasution gelar Soetan Kanaikan pada tahun 1931 mendirikan sekolah
pertanian swasta di Loeboeksikaping (ibu kota onderafdeeling Loeboeksikaping).
Catatan: Ibu kota onderafdeeling Ophir berada di Taloe (tidak jauh dari
kampongnya di Kiawai). Ketika tahun 1936 dibentuk dewan Minaangkabauraad di
Padang, Abdoel Azis Nasution gelar Soetan Kanaikan adalah perwakilan satu-satunya
dari Ophir Districten.

NV Cultuur Maatschappij Ophir di Taloe

Tunggu deskripsi
lengkapnya

*Akhir
Matua Harahap
, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top