*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini
Cara
berpikir zaman purba sudah berlalu. Kini, cara berpikir modern tengah berdenyut
di Australia. Seperti Singapoera, Australia bersiap diri menggantungkan diri
pada hubungan baik dengan tetangga, tidak lagi melihat Inggris. Memfasilitasi Belanda
untuk menguasai Indonesia sejak era HJ van Mook sudah tak jaman lagi. Cukuplah
sudah menyediakan fasilitas bagi pejuang Timor Timur. Bagaimana kini dengan Veronica
Koman? Australia sendiri tengah mempersiapkan diri
untuk menyelamatkan diri.

penduduknya lebih beragam (seperti Amerika Serikat). Keangkuhan Australia
(juga) Singapoera) beberapa dekade yang lalu, kini telah sedikit berubah (belum
sepenuhnya) terkesan (meski dipaksakan) ingin lebih bersahabat dengan para
tentangga (di negara-negara Asia Tenggara). Singapoera, meski lebih berwarna
Cina, tetapi sesungguhnya kiblatnya bukan Tiongkok tetapi Inggris. Hal itu juga
dengan Australia, dominasi warga berasal dari England tempo doeloe, lalu
bergeser lebih berwarna Eropa dan Asia tetapi kiblay ke Inggris tidak pernah
berubah. Namun semua itu harus berakhir, Inggris kini hanyalah sebuah negara biasa
di Eropa, Australia dan Singapoera mulai memahaminya, karena itu dua negara
kaya ini tidak melihat lagi Inggris sebagai Dewa Pengaman, tetapi mulai kalem
sama tetangga (terutama Indonesia). Apakah dalam hal ini, Australia sedang
berupaya untuk menyelamatkan diri? Ingin menganggap dirinya Asia?.
Lantas
bagaimana sejarah peran Australia melindungi para anti Indonesia? Seperti disebut di atas, seiring waktu Australia
akan kehilangan kawan lama (Inggris) dan sedang menjalin hubungan baik dengan
kawa baru (Indonesia). Inggris di Eropa kini hanyalah tinggal sebagai negara
biasa saja, Australia di Asia hanyalah negara biasa juga. So, what? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pasang Surut Hubungan
Australia-Indonesia
Sejak
Australia dijadikan koloni orang-orang Inggris pada tahun 1780an yang dimulai di
pantai timur Australia yang berpusat di Sydney yang sekarang. Seiring dengan
tumbuh dan berkembangnya kota-kota baru seperti Brisbane, Perth, Melbourne dan
Adelaide, orang-orang Inggris sangat tergantung dari Hindia Belanda (baca:
Indonesia). Ketergantungan itu antara lain impor (sumber) pangan dan (kebutuhan)
tenaga kerja tambahan (untuk pertambangan dan pengumpulan mutiara).
Ketergantungan tambahan lainnya adalah produk yang dihasilkan orang-orang Inggris
di Australia seperti daging, susu dan kulit sapi diekspor ke Hindia Belanda.
Hal itulah mengapa arus orang Indonesia mengalir ke Australia, paralel dengan
derasnya imigran Inggris yang datang ke Australia. Namun setengah abad kemudian
situasi dan kondisi berubah.
Invasi Jepang ke Asia (tenggara) termasuk ke
Indonesia (baca: Hindia Belanda) direspon Australia secara berbeda. Ini bermula
pada tahun 1940 ketika Jepang menjalin hubungan dengan Timur Portugis dengan
membuka jalur penerbangan dari Palau ke Dili. Mengetahui bahwa kerjasama Jepang
itu akan membahayakan posisi Australia, lalu Australia juga menjalin kerjasama
dengan Pemerintah Hindia Belanda untuk membuka jalur penerbangan Sydney ke
Koepang. Dalam perkembangan yang cepat Australia merintis kerjasama dengan
Timor Portugis membuka jalur penerbangan dari Koepang ke Dili dan Sydney Dili.
Saat ini orang-orang Belanda di Hindia Belanda bagaikan anak ayam kehilangan
induk karena di Eropa sejak 1940 Jerman telah menduduki Belanda dan keluarga
kerajaan melarikan diri ke Inggris.
Pada
tahun 1942 HJ van Mook diangkat menjadi Menteri Koloni di Inggris (di
pengasingan). Oleh karena militer Jepang telah menyerang Singapoera, status van
Mook diubah dan dingkat menjadi Luitenant Jenderal Hindia Belanda. Sehubungan
dengan semakin memanasnya perang, jalur penerbangan ke Batavia (Indonesia)
ditutup. HJ van Mook yang baru diangkat menjadi Luit Jen Hindia Belanda tidak
bisa ke Batavia, tetapi langsung ke Australia (Canberra). Oleh karena militer
Jepang sudah mengebom Tarakan dan Kakas serta Ternate dan Sorong, maka HJ van
Mook segera terbang ke Amerika Serikat untuk meminta bantuan. Pada waktu yang
sama, bulan Januari 1942 militer Australia menduduki lapangan terbang Dili
tanpa sepengetahuan Gubernur Portugis di Dili. Sang Gubernur protes, tetapi
Australia kadung di Dili dan tidak mengindahkan protes tersebut. Seperti halnya
(militer) Jepang, Australia juga dapat dikatakan telah melakukan invasi.pada
tahun 1942.
Australia yang semakin maju dan disokong oleh
kerajaan Inggris, tindakan invasi Australia ke Dili bukan yang pertama dalam
sejarah invasi Australia. Pada saat terjadi Perang Dunia (pertama) di Eropa,
pada tahun 1918 Australia melakukan invasi ke Papua Nugini. Saat itu wilayah
sebelah timur Papua (Papua Nugini) berada di dalam kekuasaan Jerman. Mengapa
Australia (yang dibantu Selandia Baru) mengabilalih Papua Nugini dari Jerman?
Hal itu karena di Eropa, Belanda yang netral, Jerman telah menjadi lawan
negara-negara lain yang membentuk sekutu seperti Prancis yang dipimpin oleh Inggris.
Dalam hal inilah Inggris dan Australia bagaikan bapak dan anak secara
bersama-sama melawan Jerman. Namun dalam hal ini di Eropa hanya sekadar untuk
mempertahankan diri, tetapi Inggris di Papua Nugini adalah suatu tindakan
invasi. Melakukan invasi ke Timor Portugis (saat Perang Dunia II di Pasifik)
Australia boleh jadi karena sudah berpengalaman pada Perang Dunia I. Dalam hal
ini Australia sudah termasuk negara agressor (seperti halnya Inggris pernah
menduduki Jawa (Hindia Belanda) antara tahun 1811 dan 1816)..
Militer
Jepang yang terus menguasai kota-kota pelabuhan di Hindia Belanda (minus Jawa),
angkatan laut Australia tak terelakkan saling tempur di Timor. Dili dapat
dikuasai angkatan udara Jepang dan angkatan laut Australia hancur total di
Timor. Orang-orang Belanda di Koepang membantu sisa pasukan Australia untuk
menguburkan korban di Koepang. Hal itulah mengapa kini di Kupang terdapat tugu
peringatan Australia. Lalu, akhirnya seperti diketahui Pemerintah Hindia Belanda
melalui Gubernur Jenderal menyerah kepada militer Jepang di Kalijati, Subang
pada bulan Maret 1942. Saat ini Australia dalam posisi ketakutan, namun
kemudian pulih kembali dan senmakin berani sejak kehadiran angkatan laut
Amerika Serikat di Pasifik Selatan.
Tampaknya kunjungan HJ van Mook ke Amerika
Serikat membuahkan hasil meski bantuan datang terlmbat (karena Batavia-Jawa
sudah jatuh ke tengan militer Jepang). Bantuan Amerika Serikat itu paling tidak
angkatan laut Amerika Serikat telah merapat dan membangun pangkalan di pantai
utara Papua Nugini. Australia tampaknya lega, sebab militer Jepang sangat sibuk
di Hindia Belanda yang begitu luas sehingga invasi Jepang ke Australia tidak
terwujud. Sebaliknya militer Australia yang sepat schok di Timor, semangatnya kembali
naik sehubungan dengan angkatan laut Amerika Serikat sudah di depan mata (meski
bertujuan untuk membebaskan eks koloninya di Filipina). Secara psikologis
militer Jepang semakin hati-hati dan waspada (karena Amerika Serikat sedang
menaruh dendam sama Jepang, karena angkatan udara telah menghancurkan pangkalan
militer Amerika Serikat di Honolulu, Hawaii).
Meski
situasi dan kondisi cukup tenang di Jawa, Sumatra dan Borneo dan Sulawesi serta
Nusa Tenggara, tetapi pertempuran demi pertempuran di Indonesia Timur dan
wilayah Pasifik tetrus berlangsung antara militer Jepang dengan Sekutu di
Pasifik yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia dan Hindia Belanda (yang telah
mebangun basis di Australia). Dari pangkalan angktan laut di Papua Nugini, militer
Amerika Serikat dapat merebut Hollandia (kini Jayapura), Pulau Souten (kini
Biak), Sorong dan kemudian Moratai
(basis militer Jepang di Ternate), Militer Austra dan Hindia Belanda bertempur
dengan Jepang di Papua Nugini bagian selatan. Pertempuran ini menjadi semacam
pertahanan, serangan Jepang ke Australia terhambat. Dalam situasi dan kondisi
inilah tahanan politik Indonesia yang diasingkan di Tanah Merah, Digul
direlokaso ke Australia.
Militer Jepang yang mengetahui bahwa
orang-orang Belanda masih ada di Merauke dan Tanah Merah (Boven Digul),
angkatan udara Jepang juga memborbardir Tanah Merah. Sebagaimana diketahui,
sejak 1926 Tanah Merah adalah tempat pengasingan para revolusioner Indonesia
(termasuk yang berhaluan komunis). Pada tanggal 31 Mei 1943 Pemerintah Hindia
Belanda di pengasingan di Australia (yang telah berganti nama menjadi NICA)
yang dipimpin HJ van Mook memindahkan seluruh tahanan politik Indonesia di
Tanah Merah (dan Merauke) ke Australia. Para tahanan itu dipusatkan di Haimen
Island dan kemudian dipindahkan ke Brisbane (17 Juni). Lalu dengan menggunakan
kereta api dari Brisbane ditempatkan di kamp Cowra (New South Wales) yang saat
itu musim dingin. Kamp Cowra ini di bawah komando Mayor Ramsy (atasannya
seorang kolonel). Pemimpin tahanan politik Indonesia di Cowra ini diangkat Ali
Basa Siregar (dokter) yang berhubungan langsung dengan pengawas kamp. Dalam
perkembangannya, di kamp Cowra ini juga dijadikan sebagai kamp para militer
Jepang yang berhasil ditangkap (dalam perang yang masih berlangsung). Tahanan
ini tentu saja ‘milik’ NICA, Australia dalam hal ini mendapat semacam kontrak
(dititipkan)..
Awalnya,
militer Australia menganggap para tahanan Indonesia yang telah dipusatkan di
Cowra (New South Wales) adalah musuh (seperti tahanan militer Jepang). Namun semakin
intensnya komunikasi Dr Ali Basa Siregar dengan para petinggi militer Australia
yang datang berkunjung ke kamp, militer dan warga Australia mulai memhami bahwa
orang-orang Indonesia yang ditahan di kamp Cowra adalah pejuang demokrasi di
Indonesia (baca: Hindia Belanda). Akhirnya militer dan pemerintah Australia
(partai yang berkuasa adalah kaum buruh) menegosiasikan dengan pihak Belanda di
Australia. Hasilnya, setelah delapan bulan di kamp Cowra para tahanan Indonesia
ini dipindahkan ke kota Mackay (di utara Brisbane yang beriklim tropis), tidak
sebagai tahanan di kamp tetapi semacam tahanan kota. Para eks tahanan politik
ini di Mackay berbaur dengan warga, yang mana di dalam kota ini cukup banyak
orang asal Indonesia yang sudah tiga generasi yang masih bisa berbahasa Melayu.
Dalam hal ini (semasih pendukan militer
Jepang), para militer, pemerintah dan warga Australia tidak sedang bermusuhan
dengan orang Indonesia. Hal itulah mengapa pihak Australia pro aktif
membebaskan tahanan politik Indonesia di Australia. Australia hanya melihat
Jepang sebagai musuh (dan sebaliknya Belanda adalah teman satu ras Eropa).
Australia sejauh ini tidak sedang berkonfontasi dengan orang Indonesia. Invasi ke
Papua Nugini dan invasi ke Timor Portugis bukan wilayah Indonesia (tetapi
wilayah di luar Hindia Belanda) yang dihubungkan dengan musuh Jerman dan
Jepang.
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Australia: Menjadi Negara Asia?
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.