*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku Dayak Ngaju (Biaju)
adalah sub etnis dayak terbesar di Kalimantan Tengah yang persebarannya di Palangka
Raya, Pulang Pisau, Gunung Mas dan kabupaten Kapuas. Ngaju berarti hulu. Suku
Ngaju mendiami daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito
dan Katingan. Nama Dayak Ngaju tempp doeloe disebut Biaju. Dalam Hikayat
Banjar, Sungai Kahayan dan Kapuas sekarang disebut sungai Batang Biaju Basar,
dan Batang Biaju Kecil. Link YOUTUBE https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Bahasa
Ngaju alias Biaju adalah bahasa rumpun bahasa Barito Raya (Barito Barat Daya)
yang dituturkan oleh suku Ngaju di daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan,
Katingan, dan Mentaya di Provinsi Kalimantan Tengah. Ada perbedaan dialek
antara sub etnis Dayak Ngaju seperti dialek Kahayan Kapuas, Katingan Ngaju,
Katingann Ngawa, Baamang, Kahayan, Mantangai, Pulopetak, Seruyan, Mendawai dan
Mengkatip. Perbedaan ini umumnya dalam pilihan kata tetapi mengandung arti yang
sama, tetapi umumnya dapat dipahami. Menurut Tjilik Riwut, termasuk dalam
pengguna bahasa ini adalah 54 anak suku, termasuk di dalamnya Arut, Balantikan,
Kapuas, Rungan, Manuhing, Katingan, Seruyan, Mentobi, Mendawai, Bara-dia,
Bara-Nio, Bara-ren, Mengkatip, Bukit, Berangas, dan Bakumpai. Pada tahun 1858
digunakan oleh Belanda sebagai bahasa Pengantar Injil di Pulau Kalimantan
bagian Selatan. Sampai dengan saat ini menjadi bahasa utama dalam jemaat Gereja
Kalimantan Evangelis di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kesamaan
leksikal bahasa Ngaju terhadap bahasa lainnya yaitu 75% dengan bahasa Bakumpai
[, 62% dengan bahasa Kohin, 50% dengan bahasa Ot Danum, 35% dengan bahasa
Banjar (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Ngaju di daerah
aliran sungai Kahayan dan Kapuas? Seperti disebut di atas, bahasa Ngaju umumnya
dituturkan kelompok-kelompok populaai di daerah aliran sungai Kahayan dan
Kapuas. Bahasa Dayak di Kalimantan Tengah. Lalu bagaimana sejarah bahasa Ngaju
di daerah aliran sungai Kahayan dan Kapuas? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Ngaju di Daerah Aliran Sungai Kahayan dan
Kapuas; Dialek Bahasa Dayak di Kalimantan Tengah
Bagaimana sejarah bahasa Ngaju di pedalaman, jantung
pulau Kalimantan? Ini bermula dari ekspedisi-ekspedisi yang dilakukan sejak
awal pembentukan cabang-cabang Pemerintah Hindia Belanda. Saat Ir FW Jung Huhn
melakukan eskpedisi di Tanah Batak (sejak 1840), seorang Jerman lainnya Dr C Schwaner
tidak lama kemudian melakukan ekspedisi dari Bandjarmasin ke Pontianak melalui
sungai Dajak atau sungai Kahajan. Keduanya sama-sama sarjana geologi.
Menteri Koloni mengangkat C Schwaner sebagai anggota komisi ilmu pengetahuan
alam di Hindia Belanda (lihat Leydse courant, 14-01-1842). CM Schwaner dengan
kapal berangkat dari Semarang (lihat Javasche courant, 10-08-1842). Dr CM Schwaner
berangkat dengan kapal dari Batavia tujuan Borneo (lihat Javasche courant, 19-08-1843). CM Schwaner memulai
pekerjaan di daerah aliran sungai Martapoera dimana ditemukan bijih besi dan
batubara (lihat Nederlandsche staatscourant, 14-10-1844). Penambangan batu bara
dimulai di Martapeora di bawah pengasan Schwaner (lihat Nederlandsche staatscourant,
29-09-1846).
Setelah cukuplamadi sekitar Bandjarmasin (sungai
Martapoera dan sungai Doesoen/Barito), CM Schwaner mulai merencanakan
perjalanan melalui sungai Kahajan ke wilayah pedalaman Kalimantan hingga ke
Pontianak.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Dialek Bahasa Dayak di Kalimantan Tengah: Bahasa Biaju
hingga Bahasa Ngaju
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.