Sejarah

Sejarah Bahasa (182): Bahasa Palue Orang Palue di Pulau Palue di Utara Pulau Flores; Gunung Berapi Rokatenda di Pulau Palue


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa
Palue adalah bahasa yang digunakan suku Palue. Penuturnya terdapat di pulau
Palue. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Palu’e
dituturkan di Desa Nitunglea dan Desa Maluriwu, Kecamatan Palu’e Kabupaten
Sikka, Pulau Palu’e. Berdasarkan kekerabatan bahasa kedua desa tersebut masih
merupakan bahasa yang sama dengan persentase perbedaan sebesar 30 persen (berbeda
dengan Bahasa Sikka dan Bahasa Kedang).


Palue,
adalah sebuah pulau yang terletak di perairan sebelah utara Pulau Flores.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Di bagian selatan pulau ini terdapat gunung berapi Rokatenda.
Pulau Palue dijuluki “pulau gunung” yang terletak di Laut Flores
karena memiliki banyak tempat yang diindikasikan sebagai area gunung api (dalam
bahasa Palue disebut “poa”). “Poa” ini kemudian
dimanfaatkan sebagai sumber air bagi sebagian masyarakat Palue dengan proses
“sublimasi”. Di pulau ini sudah ada jalan raya dan kendaraan bermotor
sejak 2006. Palue bisa dicapai dari Maumere, sebuah kota di Flores, dengan
perahu motor kayu dalam waktu empat jam.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Palue orang
Palue di pulau Palue di utara pulau Flores? Seperti disebut di atas bahasa
Palue dituturkan di pulau Palue. Gunung berapi Rokatenda di pulau Palue. Lalu bagaimana
sejarah bahasa Palue orang Palue di pulau Palue di utara pulau Flores? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Palue Orang Palue di Pulau Palue di Utara Pulau
Flores; Gunung Berapi Rokatenda di Pulau Palue

Pulau Palue di utara pulau Flores dekat (sebelah
barat laut) kota Maumere adalah pulau kecil. Pulau berbatu, pulau yang berbentuk
lingkaran ini di tengah terdapat puncak daratan yang disebut gunung Rokatenda.
Pulau ini nyaris tidak memiliki sumber air tawar.


Nama pulau disebut Palue? Yang jelas bukan nama Paloe (Palu). Nama tempat
Baloee (Balue) dan nama Paloee (Palue) juga ditemukan di Atjeh (lihat Bataviaasch
handelsblad, 13-09-1878). Jika mundur jauh ke belakang di Prancis juga ada nama
Palue (lihat Amsterdamse courant, 21-04-1712).

Meski pulau ini adalah pulau kecil dan tidak ada air
minum, tetapi pulau ini memiliki populasi yang bukan sedikit. Penduduk pulau kerap
melakukan perjalanan ke Maumere dengan perahu untuk bertransaski. Disebutkan di
pulau ini tidak ada air sehingga harus dibawa dalam kaleng dari Maumere. Tidak
disebutkan berapa kampong yang ada di pulau, tetapi ada tiga sekolah di pulau
dengan enam guru (lihat
Westfriesch dagblad onze courant, 03-10-1934).


Disebutkan populasi pulau Palue ada sekitar 8.000 jiwa. Ada disebut nama
kampong Oewa. Penduduk laki-laki Paloeé berkulit coklat, berambut panjang, dan
tegap. Dalam 10 tahun terakhir pulau dikunjungi sdeorang misinaris. Sudah ada 1000
orang beragama. Orang Paloe yang datang ke Maoemere umumnya bisa mengerti bahasa
Sikka.

 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Gunung Berapi Rokatenda di Pulau Palue: Orang Palue
Berbahasa Palue

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top