*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa Mambai
dituturkan oleh kelompok etnis terbesar kedua di Timor Leste. Bahasa ini juga
disebut Mambae atau Manbae. Mambai masuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia
Tengah dari Cabang Timor. Bahasa ini dituturkan oleh kelompok etnis Esian Timor
Timur di Mambai. Sebagai salah satu bahasa Ramela, pengaruhnya lebih kuat dari
bahasa Papua dan Melayu di Ambon. Dengan 195.778 penutur bahasa ini adalah
bahasa ibu kedua yang paling umum di Timor Leste.
Suku
Mambai (Mambae, Manbae) merupakan suku terbesar kedua setelah suku Tetum Dili
di Timor Timur. Awalnya, mereka dikenal sebagai Maubere oleh Portugis. Maubere
atau Mau Bere adalah nama depan laki-laki yang tersebar luas di kalangan
masyarakat Mambai. Jumlah suku Mambai sekitar 80.000 dari pedalaman Distrik
Dili hingga pantai selatan wilayah tersebut, khususnya di distrik Ainaro dan
Manufahi. Pusat utamanya adalah Ermera, Aileu, Pos Administratif Remexio,
Turiscai, Maubisse, Ainaro dan Same, Timor Timur. Di antara masyarakat Timor
Timur yang diasingkan di Australia, masyarakat Mambai merupakan salah satu
kelompok utama. Bahasa Mambai termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia
Tengah-Timur dari cabang bahasa Timor. Ini adalah bahasa ibu kedua yang paling
umum di Timor Timur dengan 195.778 penutur. Rumah melingkar dengan atap kerucut
merupakan tempat tinggal khas, dan suku Mambai mengolah jagung, padi, dan
sayuran umbi-umbian. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Mambai di pulau
Timoe, bahasa penutur kedua terbanyak di Timor Leste? Seperti disebut di atas
bahasa Mambai8 orang Mambai di Timor Leste. Bahasa Tetum di pulau Timor. Lalu bagaimana
sejarah bahasa Mambai di pulau Timoe, bahasa penutur kedua terbanyak di Timor
Leste? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Mambai di Pulau Timoe, Bahasa Penutur Kedua
Terbanyak di Timor Leste; Bahasa Tetum di Pulau Timor
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bahasa Tetum di Pulau Timor: Bahasa Mambai Masa ke
Masa
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.