Sejarah

Sejarah Bahasa (202): Bahasa Makatian di Pulau Tanimbar;Saumlaki Bumi Duan Lolat, Pulau Wuliaru dan Pulau Selu di Makatian


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa
Makatian, disebut juga bahasa Matine, dituturkan oleh masyarakat Desa Makatian,
Kecamatan Wermaktian, Pulau Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Wilayah
Makatian sejak doeloe kampong Makatian di teluk Selawassa hingga pulau Wuliaru
dan pulau Selu yang menjadi terbentuknya bahasa Malatian.


Konsultan
Asing Bantu Jaga Warisan Leluhur. Clemens Sarbunan. 5 Desember 2023. KBRN,
Tual: Ketua Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Desa (YPMD) di Kabupaten
Kepulauan Tanimbar, Leunard Maiseka kepada rri.co.id mengungkapkan melestarikan
5 bahasa di Tanimbar, dengan bantuan para Konsultan asing. “Kami dibantu para
Konsultan asing dari Amerika, Brasil dan Korea, dan mereka datang membantu kami
melakukan penelitian, sekaligus melatih kami, bagaimana mengartikan setiap
ejaan dari bahasa Lokal”. Bahasa yang terus dikembangkan diantaranya Fordata,
Yamdena Timur, Selaru, Seluasa dan Makatian. Selain itu bahasa Fordata logat
Seira juga sudah dilakukan. Setelah terjemahan bahasa Makatian diselesaikan, akan
membuat adaptasi terhadap dialek antara Makatian dan Seluasa, kedua bahasa memiliki
kata-kata kebanyakan sama tetapi berbeda, Maiseka juga menandaskan, Lagu-lagu daerah
juga menjadi, agenda penting yang untuk membantu YPMD mengembangkan basasa ibu
tersebut
(https://www.rri.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Makatian di pulau
Tanimbar? Seperti disebut di atas bahasa Makatian dituturkan di wilayah
Makatian. Kota Saumlaki Bumi Duan Lolat, pulau Wuliaru dan pulau Selu di
Makatian. Lalu bagaimana sejarah bahasa Makatian di pulau Tanimbar? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Makatian di Pulau Tanimbar; Kota Saumlaki Bumi
Duan Lolat, Pulau Wuliaru dan Pulau Selu di Makatian

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kota Saumlaki Bumi Duan Lolat, Pulau Wuliaru dan Pulau
Selu di Makatian: Bahasa Makatian Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top