*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Hoti dituturkan oleh masyarakat di desa Hote, kecamatan Bula Barat, kabupaten
Seram Bagian Timur, Maluku. Berdasar pengakuan penduduk, di sebelah barat
wilayah tutur bahasa Hoti berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Banggoi.
Nama-nama desa di kecamatan Bula Barat adalah Aki Jaya, Banggoi, Banggoi
Pancorang, Dreamland Hills, Hote, Jakarta Baru, Jembatan Basah, Rukun Jaya, Silohan.
Sumber Agung, Waematakabo, Waiketam Baru dan Waisamet.
Bahasa-bahasa
Daerah Yang Telah Punah. Dipublikasikan pada 5 than lalu. Redaktur: Andrean W.
Finaka. Indonesiabaik.id – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan sejak 1991 hingga 2017. Tercatat
sebanyak 13 bahasa di Indonesia telah mengalami kepunahan atau tidak digunakan
lagi, 11 bahasa daerah di Maluku serta dua bahasa daerah di Papua. Untuk 11
bahasa daerah di Maluku telah punah atau sudah tidak digunakan lagi diantaranya
di daerah Kajeli/Kayeli, Palumata, Serua, dan Nila di kawasan Maluku Tengah,
lalu Bahasa Piru di kabupaten Seram Barat, Bahasa Moksela di kepulauan Sula,
Bahasa Ternateno di Kota Ternate, Bahasa Hukumina di Pulau Buru, dan Bahasa
Hoti di Seram Timur. Sedangkan dua bahasa daerah telah punah di Papua ialah
Bahasa Tandia, yakni bahasa asli penduduk Tandia, distrik Raisei di kabupaten
Teluk Mondama, Papua Barat, bahasa Mawes dituturkan oleh masyarakat kampung
Maweswares di distrik Bonggo, kabupaten Sarmi, provinsi Papua. (https://indonesiabaik.id/)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Hoti di pulau
Seram? Seperti disebut di atas bahasa Hoti dipulau Seram dianggap sudah punah. Bahasa
Hoti di bagian timur pulau Seram tempo doeloe, tapi kini sudah punah. Lalu bagaimana
sejarah bahasa Hoti di pulau Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Hoti di Pulau Seram; Bahasa Hoti di Bagian
Timur Pulau Seram Tempo Doeloe, Kini Sudah Punah
Bahasa Hoti di pantau utara pulau Seram pada masa
ini dikhawatirkan punah. Jumlah penutur bahasa sudah punah atau dikhawatirkan outih
biasanya kelompok populasi kecil. Pada
masa ini bahasa Hoti dituturkan di desa Hoti dan juga desa Bangoi (wilayah kecamatan Bula Barat, kabupaten Seram Bagian Timur).
Pulau Seram terdiri dari tiga afdeeling: Kairatoe, Amahai dan Wahai
(termasuk onderafdeeling Waroe di kep Banda). Afdeeling terdiri negeri-negeri
di pesisir pantai dan negeri-negeri di pegunungan. Di Afdeeling Wahai yang
berada di pesisir antara lain Hoti dan Bangoi (lihat Tijdschrift van het
Aardrijkskundig Genootschap, 1896). Dalam peta, kampong Hoti dan kampong Bangoi
bertetangga di bagian dalam teluk kecil di pantai utara pulau Seram. Kampong Hoti memiliki 66 orang Islam dan 22
orang belum beragama (alfoeren). Kampong Bangoi adalah kampong kecil dengan
komposisi penduduk 11 orang Islam dan 23 orang Alfoeren serta 14 yang beragama
Kristen.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bahasa Hoti di Bagian Timur Pulau Seram Tempo Doeloe, Kini
Sudah Punah: Hoti Masa ke Masa
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.