*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa-bahasa Nunusaku, yaitu rumpun dan
bahasa-bahasa asli di pulau Seram dan sekitarnya. Bahasa Amahai masih serumpun
dengan bahasa-bahasa Nunusaku. Di pulau Seram sendiri cukup banyak penutur bahasa
yang berbeda dalam kelompok populasu kecil. Konon, dialek-dialej bahasa itu
bersumber dari bahasa sama yang menjadi rumpun bahasa Nunusaku.

Ungkapan
Maluku Satu Darah dalam Prespektif Cerita Nunusaku. Kantor Bahasa Maluku. Helmina
Kastanya. Maluku Satu Darah adalah sebuah ungkapan yang mengandung makna
mendalam. Ungkapan ini memiliki kekuatan besar untuk menyatukan seluruh anak
Maluku. Kisah-kisah masa lampau dituturkan secara lisan dari generasi ke
generasi: Masyarakat Maluku berasal dari satu suku bangsa kemudian menyebar
yang terbentuknya negeri-negeri di Maluku terutama di pulau Ambon, pulau Lease,
pulau Buru, dan pulau Seram. Kisah Nunusaku sebagai sejarah awal kehidupan
masyarakat Maluku merupakan salah satu titik pemaknaan Maluku Satu Darah.
Umumnya sejarah masa lampau masyarakat Maluku menyebutkan bahwa diri mereka
berasal dari pulau Seram. Kehidupan di Nunusaku bagaikan sebuah kerajaan. Hingga
pada suatu masa terjadi peperangan antarmasyarakat setempat yang mengakibatkan
terjadinya perpecahan di Nunusaku. (https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2018)
Lantas bagaimana sejarah bahasa-bahasa
Nunusaku di jantung pulau Seram? Seperti disebut di atas bahasa-bahasa rumpun
Nunusaku berada di pulau Seram; Dialek-dialek bahasa kelompok populasi kecil di
pulau Seram. Lalu bagaimana sejarah bahasa-bahasa Nunusaku di jantung pulau
Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa-Bahasa Nunusaku di Jantung Pulau Seram; Gunung
Binaya dan Dialek Bahasa Kelompok Populasi Kecil
Pengelompokan penduduk di pulau Seram kurang lebih dengan
yang juga dilakukan di kepulauan Aroe dan kepulaun Kei. Di kepulauan Aroe
dibagi ke dalam dua kelompok yakni Oerlima dan Oersiwa. Di pulau Seram
pengelompokan yang ada adalah Patasiwa yang juga disebut (wilayah) Noenoesakoe
dan Patalima. Di Saparoean dibagi ke dalam Oelisiwa dan Oelilima. Lantas kapan
pengelompokan Patasiwa di pulau Seram terinformasikan?

Dalam catatan sejarah, nama pulau Ceram (penduduk asli: Seram) sudah
diketahui sejak lama, bahkan sejak era Portugis. Nama Amboina mulai lebih
dikenal pada awal kehadiran Belanda di Maluku. Nama-nama tempat di pulau Seram kurang
terinformasikan. Pada awal Pemerintah Hindia Belanda belum ada orang
Eropa/Belanda yang memasuki wilayah pulau Seram hingga terjadi perlawanan
kelompok populasu Amahai yang kemudian pemerintah mengirim eskpedisi pada tahun
1851 untuk menaklukkan Amahai. Sejak inilah terinformasikan dalam laporan-laporan
zending di pulau Seram dikenal Patasiwa dan Patalima (lihat Mededeelingen van
wege het Nederlandsche Zendelinggenootschap 1861). Disebutkan pembagian
tersebut sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Wilayah Patasiwa ini berada di
bawah Radja Sahoelau dan wilayah Patalima di bawah Radja Ternate. Sembilan dan
lima tampaknya telah dianggap sebagai angka suci yang dihubungkan dengan batu
yang disucikan. Wilayah Patasiwa dari Elpapoetih ke barat sepanjang pantai ke Piroe,
di pantai utara hingga di Noenali dan lebih jauh di pegunungan West Ceram. Peta:
Het Kakean Genootschap van Seran (1926)
Patasiwa dalam hal ini adalah semacam federasi dari
sejumlah pengetua adat dari stam yang berasal usul sama. Kepala pemerintahan
adat ini disebut Kapala Saniri (Kepala Rapat Dewan) atas setiap anggota federasi.
Penmerintahan tradisi yang berdasarkan asal usul (genealogis) ini ditemukan di
Tanah Batak. Kapala Saniri semcama primus interpares
Tunggu deskripsi lengkapnya
Gunung Binaya dan Dialek Bahasa Kelompok Populasi
Kecil: Gunung Binaiya Gunung Tinggi di Pulau Seram
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.