Sejarah

Sejarah Bahasa (282): Bahasa Lamboya di Sumba Barat,Adat Hongi Sumba dan Maori; Benua Australia Era Navigasi Pelayaran


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Nama
Sumba sudah lama dikenal, paling tidak sudah disebut dalam teks Negarakertagama
(1365). Dalam peta-peta Portugis nama Sumba tetap lestari. Pada masa ini salah
satu bahasa di (pulau) Sumba yang tetap lestari adalah bahasa Lamboya di desa
Kabu Karudi (suku Welawa) kecamatan Lamboya kabupaten Sumba Barat. Bahasa Lamboya
juga di desa Rajaka, Welibo, Sodana, Ringu Rara dan Laboya Dete. Bahasa Lamboya
berbeda dengan bahasa Wewewa dan bahasa Wanukaka.


Mengenal
Tradisi Adu Hidung di Sumba. Jum’at, 25 Mei 2018. Sumba di Indonesia dan
Maori di Selandia Baru terpisah jarak dan berbeda bangsa. Tradisi Adu Hidung
yang telah lama ada di masyarakat Sumba, ternyata juga sama dengan tradisi Adu
Hidung yang ada di Maori. Di Selandia Baru, adat yang disebut dengan Hongi
tersebut merupakan salam perkenalan. Sebuah tradisi unik suku Maori yang
dilakukan dengan cara saling bersentuhan hidung dan kening. Suku Maori percaya,
Hongi merupakan tradisi kuno dari leluhur yang bermakna napas hidup dari Dewa.
Memang saat mengadu hingga menggosokan hidung, kamu bakal mendengar napas orang
di depan kamu. Saat saling mendengar napas itulah, suku Maori sudah merasakan
jiwa tamunya dan bakal lebih menghormatinya. Adapun bagi masyarakat Sumba,
tradisi Adu Hidung merupakan simbol kekerabatan yang sangat dekat. Melambangkan
bahwa orang baru tersebut sudah menjadi bagian dari keluarga. Dengan salam itu,
dua individu seakan didekatkan tanpa adanya jarak. Makna dari salam cium hidung
itu pun dipercaya bisa meredam konflik
. (https://daerah.sindonews.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Lamboya di
Sumba Barat, adat Hongi Sumba dan Maori? Seperti disebut di atas bahasa Lamboya
di Sumba Barat. Benua Australia era navigasi pelayaran. Lalu bagaimana sejarah bahasa
Lamboya di Sumba Barat, adat Hongi Sumba dan Maori? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Lamboya di Sumba Barat, Adat Hongi Sumba dan
Maori; Benua Australia Era Navigasi Pelayaran  

Nama Lamboya sudah dikenal lama dengan junmlah
populasi di distrik Lamboja sekitar 200 rumah (lihat Tijdschrift voor
Neerland’s Indie, 1855). Dalam perkembangannya mulai diidentifikasi dalam pemetaan
laut yang diadakan angkatan laut Pemerintah Hindia Belanda sebagai nama
pegunungan dengan puncal tertinggi 637 M (lihat Zeemansgids voor den
Oost-Indischen Archipel, 1904-1914). Kapan pemetaan ini dilakukan tidak terinformasikan.
Yang jelas sejak 1907 Pemerintah Hindia Belanda mulai membentuk cabang
pemerintahan di (pulau) Sumba.


De Preanger-bode, 03-06-1909: ‘Para pemimpin local di pulau melakukan
perlawanan tergadap kehadiran pejabat pemerintah. Di lanskap Massoe dan Karora
(Soemba Timur) pemimpin perlawanan Oemboe Nai Doolla dan Oemboe Marhoong. Oemboe
Nai Laki di Katoda Boengoer, dikejar oleh patroli Letnan Streiff, semua
pemimpin di wilayah tersebut kini telah diserahkan; Oemboe Doeka di Pahada, menjadi
buronan sejak September 1907 dan melarikan diri dari penjara di Waingapoe di Ortober,
Prawang. Di lanskap Massoe dan Karora, pendudukan di lanskap ini dapat
dikurangi menjadi 4 kelompok dan 4 kelompok sisanya akan dipindahkan ke Memboro
(Soemba Barat), untuk menunjukkan kekuatan. Lanskap Manoekak, Lamboja, Wajoware
Anakaloeng yang padat penduduk dan subur. Bentang alam Karita di Sumba tengah. Sementara
perlawanan di Endeh Atas terus berlanjut pada paruh pertama bulan Januari’. Militer
kemudian membangun bivak di Lamboja (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 15-12-1909).
Ini mengindikasikan bahwa lanskap Lamboja dianggap tidak aman dan dikhawatirkan
masih ada penyerangan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Benua Australia Era Navigasi Pelayaran: Pantai Barat
Sumba dan Pantai Barat Australia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top