Sejarah

Sejarah Bahasa (62): Bahasa Lubu – Orang Lubu; Budaya Diantara Orang Batak dan Orang Minang, Administratif di Mandailing


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku
Lubu adalah kelompok etnis yang mendiami wilayah perbatasan antara Sumatera
Utara dan Sumatera Barat. Suku ini diketahui telah muncul sejak lama. Mayoritas
suku ini mendiami Sumatera Utara bagian selatan. Namun terjadi pembauran budaya
dengan suku Batak dan suku Melayu, sehingga saat ini meskipun mereka tetap
mengakui suku Lubu, tetapi budaya dan adat-istiadat mereka sudah terpengaruh
secara signifikan oleh suku Mandailing dan suku Padang Lawas.


Relasi
Kekerabatan Bahasa Lubu, Sakai, dan Minangkabau. Sri Andia Putri dan Inyo Yos
Fernandez. 2015. Tesis | S2 Ilmu Linguistik. Abstrak. Bahasa Lubu, Sakai,
dan Minang berada di pulau Sumatera. Bahasa Minang ditutur di Sumatera Barat, bahasa
Lubu dan Sakai dituturkan suku terasing di Mandailing Natal dan Riau. Secara
sinkronis ketiga bahasa banyak persamaan. Pada bahasa Lubu terdapat fonem vokal
// dan fonem konsonan /f/ yang tidak dimiliki bahasa lain. Selain itu, bahasa
Sakai dan bahasa Minang memiliki alofon fonem /i/, /u/, /e/, dan /o/ pada
posisi ultima sesuai dengan bunyi konsonan yang menutup suku akhir. Secara
morfologi bahasa Lubu memiliki morfem terikat no- sebagai penanda kata sifat.
Hasil kajian diakronis secara kuantitatif menunjukkan hubungan kekerabatan
antara Lubu dan Sakai sebesar 65,61%, hubungan antara Lubu dan Minang sebesar
69,31% dan hubungan antara Minang dan Sakai sebesar 82%. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat dipastikan bahwa bahasa Lubu lebih dulu berpisah dengan
bahasa Sakai dan Minang. Bahasa Sakai dan Minang merupakan satu bahasa yang
sama hanya berbeda pada tataran dialek
. (https://etd.repository.ugm.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Lubu orang
Lubu? Seperti disebut di atas ada kedekatan bahasa Lubu di Sumatra Utara dengan
bahasa Sakai di Riau dan bahasa Minang di Sumatra Barat. Secara budaya diantara
orang Batak dan orang Melayu/Minang, secara administratif berada di wilayah
(kabupaten) Mandailing Natal, Sumatra Utara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Lubu
orang Lubu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan.
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Lubu Orang Lubu; Secara Budaya Diantara Orang
Batak dan Orang Minang, Secara Administratif Mandailing

Nama Lubu, besar dugaan adalah nama kuno. Namun
kini, nama Lubu hanya dialamatkan pada orang Lubu, sebagai nama kelompok populasi
dan nama bahasanya. Nama Lubu sendiri secara linguistic jauh dengan nama Kubu.
Sebelum mendeskripsikan bahasa Lubu, seberapa tuan ama Lubu sendiri?


Nama Luwuk sudah disebut dalam teks Negarakertagama (1365). Nama Luwuk
yang disebut diduga berada di bagian dalam teluk Bone yang sekarang. Di wilayah
Sumatra, banyak ditemukan nama ‘loeboek’ (yang biasanya nama tempat di sekitar
ruas sungai yang dalam). Di wilayah Batak, nama ‘loeboek’ juga ditemukan. Juga
nama ‘loeboek’ tidak hanya terkait sungai, juga nama gunung (Loeboek Raja). Di
wilayah Batak juga ada nama ‘loboe’, yang dikaitkan dengan kampong lama (kampong
yang sudah lama ditinggalkan). Lantas dimana nama ‘Loeboe’ bermula? Yang jelas pada
era Pemerintah Hindia Belanda penulis nama Loeboe saling dipertukarkan dengan
nama Loeboek. Nama Loeboe atau Loeboek umumnya ditemukan di seluruh Sumatra.
Namun yang dihubungkan dengan nama gunung hanya ditemukan di wilayah Angkola
(Loeboe/k Radja).

Yang pertama melaporkan nama Loeboe sebagai suatu
kelompok populasi yang berbeda dengan penduduk di Mandailing adalah TJ Willer.
Catatan: TJ Willer sebagai Asisten Resident Angkola Mandailing (1841-1846).
Keterangan Willer ini kemudian dikutip oleh Richard Logan di Singapoera (lihat Tijdschrift
voor Neerland’s Indie, 1850). Logan menduga orang Loeboe di Mandailing mirip
dengan orang Banoea di bagian selatan Semenanjung (Djohor).


Menurut Richard Logam penyelidikan terhadap kelompok populasi Loeboe sangat
menerik jika dihubungkan denga nasal usul orang Minangkabau; orang Kubu dengan asal
usul Melayu di Djambi; dan orang Banoea denga nasal usul Melayu di Djohor, plus
orang Sakai dengan asal usul Melayu di Riau. Disebutkan mengungkap sisa-sisa
suku Melayu asli di Sumatera (seperti Loeboe), yang dari situ kita mengetahui
asal usul masyarakat Menangkabau.
Pengenalan yang akurat
terhadap orang Loeboe mungkin akan memungkinkan kita menjawab pertanyaan apakah
mereka, atau orang Benoea di semenanjung, merupakan induknya (orang
Melayu/Minangkabau). Loga meragukan Willer salah mengetik nama Loeboe sebagai
Koeboe.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Secara Budaya Diantara Orang Batak dan Orang Minang,
Secara Administratif Mandailing: Bahasa dan Kelompok Populasi

Tunggu deskripsi lengkapnya


 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan
aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel
sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or
perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top