Sejarah

Sejarah Bahasa (71): Bahasa Pakpak di Dairi dan Pakpak di Pedalaman Sumatra; Bahasa Karo – Bahasa Pakpak Pantai Barat Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Batak
Pakpak (Kalak Batak Pakpak) atau terkadang juga disebut Batak Dairi dan Batak
Pakpak-Dairi salah satu kelompok Batak. Orang Pakpak di beberapa wilayah Dairi,
Pakpak Bharat, sebagian Aceh Singkil. Etnis Batak Pakpak terdiri 5 sub istilah
setempat disebut Pakpak Silima Suak terdiri dari: Pakpak Klasen, Pakpak Simsim
(Pakpak Bharat), Pakpak Pegagan, Pakpak Keppas, Pakpak Boang di Singkil. Orang
Pakpak anggap suku Singkil sebagai Pakpak Boang.


Bahasa
Batak Pakpak atau bahasa Batak Dairi adalah sebuah dialek bahasa Batak yang
terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Bahasa Batak Pakpak merupakan bahasa asli
dari etnis Batak Pakpak dan Batak Dairi. Bahasa Batak Pakpak merupakan bahasa
sehari-hari yang digunakan oleh etnis Pakpak yang memiliki populasi yang
signifikan di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, dan sebagian wilayah di
Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah di Sumatera Utara
dan juga di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam di Aceh. Percakapan
sehari-hari: Njuah-njuah adalah ungkapan yang paling sering diucapkan pada saat
membuka atau mengakhiri percakapan artinya sehat selalu (mirip dengan Horas
dalam bahasa Angkola, Mandailing, Simalungun, dan Toba atau Mejuah-juah dalam
bahasa Karo, Ya’ahowu dalam bahasa Nias dan Ahoi dalam bahasa Melayu dialek
Deli)
. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Pakpak di Pakpak dan Dairi di pedalaman
Sumatra? Seperti disebut di atas, bahasa Pakpak dituturkan di Pakpak dan Dairi.
Bahasa Karo dan bahasa Pakpak di pantai barat Sumatra. Lalu bagaimana sejarah bahasa
Pakpak di Pakpak dan Dairi di pedalaman Sumatra? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Pakpak di Pakpak dan Dairi di Pedalaman
Sumatra; Bahasa Karo dan Bahasa Pakpak di Pantai Barat Sumatra

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa Karo dan Bahasa Pakpak di Pantai Barat Sumatra:
Bahasa Singkil di Wilayah Aceh

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top