Sejarah

Sejarah Banyumas (31): Wonosobo di Hulu Sungai Serayu; Wilayah Gunung Diantara Dataran Tinggi Dieng dan Candi Borobudur


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Wonosobo
atau Wanasaba. Tempo doeloe disebut district Ledok. Satu dari tiga district
yang akan dijadikan satu residentie (Residentie Bagelen, Ledok dan Banjoemas). Akan
tetapi tidak lama kemudian dijadikan dua residentie: Residentie Begelen dan
Ledok; Residentie Banjoemas. Sekali lagi nama residentie hanya disebut
Residentie Bagelen (saja). Tamat nama Ledok, tetapi nama Wonosobo menjadi popular
di residentie Bagelen. Mengapa?

 

Wonosobo,
sebuah wilayah kabupaten. Kabupaten berbatasan kabupaten Temanggung dan kabupaten
Magelang di timur, kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan kabupaten
Banjarnegara di barat, serta kabupaten Batang dan kabupaten Kendal di utara. Wonosobo
berasal Wanasaba, berarti “tempat berkumpul di hutan”, diduga dari
bahasa Sanskerta: vanasabhā. Kedua kata ini juga dikenal sebagai dua buku dari
Mahabharata: “Sabhaparwa” dan “Wanaparwa”. Kabupaten
Wonosobo berdiri 24 Juli 1825 sebagai kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta
seusai pertempuran dalam Perang Diponegoro. Kyai Moh. Ngampah, yang membantu
Diponegoro, diangkat sebagai bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden
Tumenggung Setjonegoro di Ledok. Disebutkan pula bahwa Setjonegoro adalah
bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke daerah Kota Wonosobo
saat ini. Sebagian besar area Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan.
Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung
berapi: Gunung Sindoro (3.136 M) dan Gunung Sumbing (3.371 M). Daerah utara
merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu
(2.565 M), Telaga Menjer, dan Danau Cebong. Di sebelah selatan wilayah dataran
rendah Wonosobo, terdapat Waduk Wadaslintang. Ibu kota Kabupaten Wonosobo
berada di tengah-tengah daerah kabupaten, yang merupakan daerah hulu Kali
Serayu.
(Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Wonosobo di hulu sungai
Serayu? Seperti disebut di atas, sejarah Wonosobo kurang terinformasikan.
Wonosobo sendiri dapat dikatakan berad di tengah pulau Jawa. Wilayah Wonosobo
diduga wilayah yang penting di masa lampau karena wilayah berada diantara
Dataran Tinggi Dieng dan Candi Borobudur. Lalu bagaimana sejarah Wonosobo di hulu
sungai Serayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan.
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Wonosobo di Hulu Sungai Serayu; Wilayah Diantara
Dataran Tinggi Dieng dan Candi Borobudur

Tunggu deskripsi lengkapnya

Wilayah Diantara Dataran Tinggi Dieng dan Candi
Borobudur: Arti Penting Daerah Aliran Sungai Serayu

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 



















*Akhir Matua
Harahap
, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak
1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta
Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun
di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis
artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top