Sejarah

Sejarah Bogor (41): Sejarah Sukasari Bogor, Sepetak Lahan Subur di Buitenzorg; Nama Soekasari Tidak Sekadar Asrama Sukasari




false
IN



























































































































































*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada
sejarah Sukasari, Bogor
? Ada, tetapi tidak
terlalu kuno dan juga tidak baru-baru amat. Sebelum ada Soekasari, area
tersebut lebih dikenal sebagai Bantar Petee (kini lebih dikenal Bantar Peuteuy).
Luas area land Soekasari ini tempo doeloe hanya secuil antara sungai Tjiliwong
di utara dan jalan besar di sisi barat. Uniknya, land Soekasari ini berada
diantara land Bloeboer milik pemerintah. Ibarat negara Brunai di Serawak
(Kalimantan).

Land Soekasari doeloe (Peta 1900) dan Kelurahan Sukasari (Now)

Satu situs penting yang saya kenal baik di
Sukasari, Bogor adalah Asrama Sukasari, asrama mahasiswa IPB (Institut
Pertanian Bogor). Asrama ini menghadap jalan raya (kini jalan Siliwangi) dan
membelakangi sungai Tjiliwong. Apakah asrama ini masih ada, entahlah. Saya
sering ke asrama ini sekitar 37 tahun yang lalu. Tentu saja sudah lupa-lupa
ingiat bagaimana bentuknya. Boleh jadi situsnya tidak terlihat lagi karena
situas asrama tetangganya Asrama Ekalokasari di Tajur telah berubah bentuk
menjadi mal.

Luas area
Soekasari ini sejak tempo doeloe tidak berubah-ubah. Luas kelurahan Sukasari,
kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor yang sekarang persis sama dengan luas land
Soekasari tempo doeloe. Namun demikian, sejarah Sukasari memiliki sejarahnya
sendiri. Serupa apa
? Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempoe doeloe.

Kelurahan Sukasari, Bogor Timur (Now)

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan
sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil
kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini
tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang
lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah
disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih
menekankan saja*.
 

Land Bantar
Petee di Buitenzorg

Batas wilayah
sesungguhnya sulit berubah (bersifat tetap karena menjadi lampiran suatu beslit
atau staatsblad). Sejak dibentuk Pemerintah Hindia Belanda batas-batas wilayah
administrasi wilayah sudah diukur dan diuji. Pemerintah membuat peta, yang
diukur selalu melibatkan berbagai keahlian (seperti ahli bahasa, geografi
sosial dan zeni). Namun tidak jarang setelah dipetakan terjadi kisruh yang masing-masing
pemilik hak ulayat yang berbatasan saling mengklaim yang adakalnya terjadi
perang (seperti antara district Tikoe dan district Kinali di Pantai Barat
Sumatra pada tahun 1850an). Sesuai kesepakatan baru yang dimediasi pemerintah
batas-batas pemetaan direvisi. Peta-peta yang telah teruji inilah yang
digunakan hingga ini hari di Indonesia, termasuk di Bogor.
Pemetaan wilayah di hulu sungai Tjiliwong
telah dilakukan pada tahun 1690 yang dipimpin oleh Captein Adolf Winkler.
Pemetaan tersebut dibuat pada satuan unit terkecil plot (kini block). Plot-plot
ini kemudian ditetapkan nilai verpondingnya (tidak hanya berdasarkan luas,
tetapi juga tingkat kesuburan dan banyaknya populasi).
Pemerintah VOC
membuat kebijakan tanah partikelir (land) dan kemudian pemerintah menawarkan ke
publik dalam bentuk satuan wilayah tertentu yang disebut land(goed) yang mana satu
land hanya terdiri dari satu plot atau beberapa plot. Land Bantar Petee luasnya
satu plot. Land Bantar Petee ini kemudian disebut Land Soekasari.
Nama Soekasari baru muncul pada era
Pemerintah Hindia Belanda. Pada era VOC ketika tim ekspedisi pertama tahun 1687
ke hulu sungai Tjiliwong yang dipimpin Luitenant Patingi dan Sergeant Scipio
area di titik singgung terdekat antara sungai Tjiliwong dan sungai Tjisadane
tidak berpenghuni (di duga kosong sejak keruntuhan kerajaan
Pakwan-Pandjadjaran). Setelah ekspedisi di era VOC tersebut baru muncul nama
kampong Bantar Petee yang kemudian diukur tahun 1690 sebagai satu plot. Kapan
kampong Banter Petee dijadikan lahan dengan status land diduga setelah van
Imhoff membangun villa pada tahun 1745. Area sekitar villa ini kemudian disebut
Buitenzorg. Villa ini kini letaknya tepat di Istana Bogor yang sekarang.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Gubenur
Jenderal Daendels dan Kota Buitenzorg: Land Bantar Petee Menjadi Soekasari

Tunggu
deskripsi lengkapny
a

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top