Sejarah

Sejarah Bogor (61): Sejarah Cigombong di Land Srogol; Sungai Tjiletoeh Dibendung Kini Menjadi Danau Tjigombong (LIDO)




false
IN



























































































































































*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disini

Wilayah perbatasan adakalanya dipandang sebelah mata dan
dianggap pintu belakang. Sejatinya wilayah-wilayah perbatasan Bogor
(Buitenzorg) yang dialui jalan raya adalah pintu gerbang. Namun itu tidak
cukup. Wilayah-wilayah perbatasan seakan terpinggirkan dan hanya ada dalam
hati: Jauh di mata, dekat di hati. Itulah tentang riwayat Cigombong nun disana di
perbatasan antara wilayah Bogor dan wilayah Sukabumi.

[Tji]gombong (Peta 1901)

Wilayah
perbatasan Bogor yang dianggap sebagai pintu gerbang tidak hanya satu dua buah,
tetapi tiga buah atau lebih. Selain Cigombong, juga Cisarua, Djasinga, Cibinong,
Bojong Gede, Cilengsi, Gunung Sindur dan lainnya. Oleh karena wilayah
perbatasan adalah area terjauh dari pusat (Bogor) adakalanya area tersebut dianggap
sebagai remote area (kurang terperhatikan). Idem dito dengan area di sebelahnya
yang juga kurang terperhatikan.

Sebagaai wilayah perbatasan, apakah Cigombong memiliki
sejarah
? Seperti halnya Jasinga dan Cisarua, sejarah
Cigombong sangat mempesona. Banyak situs penting di Cigombong. Kampung
Tjigombong sejak tempo doeloe dilalui jalan besar; juga dilalui jalur kereta
api dengan stasion pemberhetian; dan kawasan Tjigombong adalah kawasan
perkebunan. Tentu saja tidak hanya itu, di kampong Tjigombong tempo doeloe
sungai Tjiletoeh dibendung yang kemudian menjadi danau Tjigombong (Lido). Untuk
itu dan untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Cigombong (Now)

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan
sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil
kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini
tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang
lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah
disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih
menekankan saja*.
 

Nama Kampong
Tjigombong di Land Srogol

Kampong Gombong di sungai Tjigombong. Dalam penulisan
oleh orang Eropa-Belanda tidak menulisnya dengan kampong Tjigombong. Sungai
Tjigombong bermuara ke sungai Tjisadane di arah utara (hilir) kampong Gombong.
Mengapa disebut kampong Gombong
? Lantas mengapa ada nama-nama kampong di
dekatnya seperti kampong Srogol, kampong Tangkil, kampong Tengek dan kampong
Tapos.
Setelah
tahun 1701, selain benteng Padjadjaran di hulu sungai Tjiliwong (areanya di
Istana Bogor yang sekarang), VOC membangun sejumlah benteng baru di wilayah
hulu seperti benteng Tjiampea (1710), benteng Tandjoeng Poera (Karawang) dan
benteng Goenoeng Parang (Soekaboemi) yang didukung oleh sejumlah pos militer di
Bantar Pete (kemudian dipindahkan ke Gadok), Tjisaroea (1715), Tjipanas dan
Tjitjoeroek serta Djasinga. Benteng-benteng dan pos-pos militer ini dijaga oleh
pasukan pribumi pendukung militer VOC yang dipimpin oleh Kopraal atau Sergenat
Eropa-Belanda.
Batas Buitenzorg-Tjiandjoer (Peta 1840)

Batas-batas
wilayah Buitenzorg dan wilayah Tjiandjoer sudah lama. Pembagian wilayah ini
diduga sudah terjadi sejak era VOC, sejak kehadiran orang Eropa-Belanda di hulu
sungai Tjiliwong dan hulu sungai Tjisadane. Penarikan batas yang tegas diduga
dilakukan pada era Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck (1709-1713). Hal ini
didasarkan kunjungan van Riebeeck ke Tjiandjoer pada masa menjabat sebagai
Gubernur Jenderal. Penarikan batas ini ditandai pada perbedaan ketinggian
geografis kemana arah air mengalir. Batas Tjisaroea-Tjipanas di gunung
Megamendung yang mana air mengalir ke sisi barat menuju sungai Tjiliwong;
sedangkan batas Buitenzorg-Tjitjoeroek di Tji(Gombong) air engalir ke sisi
utara menuju sungai Tjisadane.

Para penjaga benteng dan pos militer, untuk mendukung
kehidupan mereka (di luar gaji) umumnya mereka bertani dengan membuka lahan di
area-area yang masih belum berpenghuni. Setelah pensiun banyak diantara mereka
tidak kembali dan menetap atau lahan-lahan yang sudah dibuka dilanjutkan oleh
generasi berikutnya. Nama kampong Gombong diduga adalah salah satu kampong eks
pendukung militer VOC.
Land-land di perbatasan Buitenzorg

Batas-batas
antara Buitenzorg dengan Tjiandjoer di Tjigombong semakin dipertegas kembali
pada era Gubenur Jenderal Jeremias van Riemsdijk (1775-1777). Hal ini diduga
kuat sehubungan dengan upaya memperluas tanah-tanah partikelir (land) dari
Buitenzorg hingga batas-batas yang berdampingan dengan wilayah Tjiandjoer.
Land-land baru ini termasuk land Tjisaroea, land Tjidjeroek dan land Tjikoppo.
Pada kunjungan Radermache pada tahun 1777, land Pondok Gede sudah terbentuk
(pemekaran dari land Tjikoppo). Dalam perkembangannya diketahui dibentuk land Tjiawi
dan lan Srogol.

Tunggu deskripsi lengkapnya

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top