Sejarah

Sejarah Catur (10): Pecatur Cina Indonesia Era Hindia Belanda; Teka Teki Asal Usul Permainan Catur di Batak dan di Cina

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Pada era
Pemerintah Hindia Belanda, apakah ada pecatur Cina? Yang jelas umumnya pecatur
pada era tersebut adalah orang Belanda. Diantara pribumi, pecatur-pecatur dari
Tanah Batak juga mendapat perahatian. Pertandingan-pertandingan yang dilakukan
menggunakan aturan Eropa/Belanda. Namun ada pembahasan tersendiri pada waktu
itu, bagaimana dengan catur Batak dan catur Cina? Dimana asal-usul catur masih
belum dapat terbuktikan.  


Asian
Para Games, China Mau Belajar Catur di Indonesia, Ini Alasannya. Ichsan Kholif
Rahman dan Rudi Hartono. Senin, 30 Oktober 2023. Solopos.com. Indonesia
melalui cabang olahraga para catur memberi kejutan setelah mampu memborong 10
medali emas Asian Para Games 2022 Hangzhou, China yang digelar 22-28 Oktober 2023
lalu. Prestasi ini membuat China geleng-geleng dan berencana menimba ilmu catur
ke Indonesia. Indonesia menjadi juara umum pada cabang olahraga (cabor) para
catur dengan berhasil membawa pulang 10 medali emas, tujuh perak, dan delapan
perunggu. Kita tahu catur selama ini dikuasai oleh beberapa negara khususnya
dari negara pecahan Soviet. Ternyata kita bisa menandingi bahkan lebih baik
dari mereka. Dalam pesta olahraga disabilitas Asia itu, Indonesia berada di
peringkat keenam klasemen perolehan medali dengan raihan 29 emas, 30 perak, dan
36 perunggu, total 95 medali. Indonesia menjadi kontingen terbaik dari kawasan
Asia Tenggara.
(https://sport.solopos.com/)

Lantas bagaimana sejarah pecatur Cina di
Indonesia era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas adakah pecatur Cina di
Indonesia pada era Hindia Belanda? Bagaimana dengan teka teki asal usul permainan
catur di Batak dan di Cina? Lalu bagaimana sejarah pecatur Cina di Indonesia era
Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan.
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Pecatur Cina di Indonesia Era Hindia Belanda; Teka
Teki Asal Usul Permainan Catur di Batak dan di Cina

Sebelum catur Eropa/Belanda diperdagangkan di Hindia,
yang ada adalah catur Cina yang didatangkan dari China. Pedagang Belanda mengimpor
catur Cina dari China (lihat antara lain Javasche courant, 12-10-1830). Mengapa?
Produk industri itu diperdagangkan diantara orang Cina? Sementara catur Eropa
baru terinformasikan tahun 1850 (lihat Javasche courant, 26-10-1850).
Disebutkan satu kapal dari Amsterdam tiba di Batavia dengan muatan mata
dagangan antara lain schaak bortjes.


Permainan catur yang sudah lama dikenal di Eropa, mulai melembaga secara
internasional seiring dengan diadakannnya konfrensi catur internasional (lihat Rotterdamsche
courant, 14-06-1862). Disebutkan besok akan diadakan pertemuan pendahuluan
untuk mengatur konferensi catur internasional besar, yang mungkin akan
berlangsung sebulan. Program ini juga akan mencakup koneksi antara Paris dan
London melalui telegraf. Para pemain catur terhebat di dunia diharapkan hadir seperti
Anderson, Barnes, Blackburne dan Boilen.

Mengapa catur Cina? Apakah berbeda dengan catur Eropa? Dikatakan bahwa catur
ditemukan 200 tahun sebelum Masehi di Tiongkok, yang mana permainan catur
Tiongkok disebut Chonge-ke atau permainan raja tersebut tidak persis sama
dengan permainan yang dimainkan di Eropa. Seperti kita laihat nanti, ada juga
yang menyatakan bahwa permainan catur berasal dari India kemudian diadopsi oleh
orang Persia dan bangsa lain lalu menyebar ke Eropa. Juga ada yang menyebut
permainan catur tertua ditemukan di Mesir Kuno. Para peminta catur tampaknya
tidak puas darei semua klaim, tidak ada informasi yang dapat diandalkan tentang
asal mula permainan catur, permasalahannya memang belum selesai. Sementara itu
ada suatu anekdot yang terkenal di Inggris tentang catur.


Het nieuws van den dag: kleine courant, 13-03-1892: ‘Diceritakan tentang
Gladstone, seorang yang pintar, pria luar biasa itu. Sangat luar biasa pengetahuannnya.
Suatu waktu dua temannya berencana mempermainkannya. Mereka berdua akan
berbicara di hadapannya tentang sesuatu yang mereka anggap dia tidak tahu
apa-apa. Menurut kediua orang itu akan menjadi lelucon besar jika Gladdston harus
mengakui bahwa ada satu mata pelajaran yang belum dia pelajari. Mereka telah
membuat rencana untuk tujuan ini; namun tidak mudah untuk menemukan subjek yang
tidak diketahui oleh Gladstone. Akhirnya mereka menemukan sebuah artikel di
sebuah koran bekas tentang permainan catur China. Deskripsi permainan tersebut
diambil dari sebuah majalah ternama. Kedua konspirator iyu membaca dan membaca
ulang artikel ini sampai mereka memahaminya dengan jelas, dan kemudian mereka
menunggu kesempatan di depan umum. Kesempatan datang ketika mereka diundang ke
jamuan makan malam dimana dalam jamuan itu mereka akan bertemu Gladstone yang
juga turut diundang. Dengan persetujuan tuan rumah mereka meminta duduk di dekat
Gladstone. Saat yang tepat kedua teman itu duduk di sua sisi memulai percakapan
tentang berbagai permainan yang melibatkan keterampilan atau perhitungan.
Setiap pertanyaan rumit dari mereka dapat dijawab Gladstone. Tiba waktunya mereka
berdua tentang soal catur China. Mereka telah mempelajari artikel tersebut
dengan sangat baik sehingga mereka mengutip banyak dari artikel tersebut sebagaimana
hampir secara yang tertulis. Gladstone tampak tertarik, tapi tidak berkata
apa-apa. Kedua orang iseng itu secara internal mengucapkan selamat kepada diri
mereka sendiri atas keberhasilan rencana mereka dan melanjutkan percakapan
mereka dengan lebih bersemangat. Tuan rumah, yang diam-diam, sudah menantikan
tamu terhormat Glaston dipermalukan. Ketika pertengkaran pura-pura mereka
selesai, Gladstone, yang sampai sekarang belum mengucapkan sepatah kata pun,
mengambil seteguk kopinya, meletakkan kembali cangkirnya ke atas piring, dan
berkata dengan bercanda, “Saya perhatikan, Tuan-tuan, bahwa mendengar
cerita yang kalian sampaikan terdapat di suatu surat kabar. Itu adalah ulasan
sebuah artikel yang saya tulis tentang catur China”.

Dari anekdot di Inggris tentang catur, catur Cina
tampaknya sudah dikenal di Eropa. Namun seperti disebut di atas, catur Cina meski
ada kemiripan, tetapi catur Cina berbeda dengan catur Eropa. Lalu apakah catur
yang berbeda ini yang diperdagangkan di Hindia sebelum catur Eropa diimpor
untuk diperdagangkan di Hindia? Boleh jadi. Fakta bahwa dalam hingga
akhir-akhir ini perdagangan barang industri di Hindia dibedakan nama catur Cina
dan catur Eropa (lihat antara lain Bataviaasch handelsblad, 07-11-1885). Lantas
bagaimana partisipasi orang Cina di Hindia dalam permainan catur ala Eropa?
Apakah sudah ada pemain catur Cina yang telah terinformasikan dalam dunia catur
di Hindia?


Pada tahun 1904 seorang Jerman Armin von Oefele di Langkat menulis catur
Batak yang diterbitkan di Leipzig, Jerman. Para pecatur Belanda di Medan dan
kota-kota di Jawa kaget ternyata orang Batak memiliki catur sendiri. Hal serupa
ini yanhg sudah diketahui di Eropa tentang catur Cina. Di kota Medan, kota yang
tengah berkembang dihuni oleh berbagai bangsa seperti Eropa/Belanda, Melayu,
Batak dan Cina serta Jawa. Dengan pengetahuan yang dimiliki ketua klub catur
Medan, Th LA Ringe was-was bahwa di masa depan dianggapnya orang Batak dan
orang Cina akan mampu menyaningi permainanb catur orang Belanda (lihat Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-04-1907). Disebutkan Th LA Runge
telah menjelaskan secara singkat kepada anggota dan non-anggota klub catur “Medan”
bagaimana permainan catur masa depan dapat dibayangkan. Ia mencontohkan,
berdasarkan penelitian catur Batak dan Cina, permainan ini telah melalui
berbagai tahap perkembangan, ia berpendapat bahwa ke depan mereka masih bisa
diharapkan terus bertkembang, yaitu ke arah gagasan pengendalian pada catur
pada papan catur yang diekspresikan dengan lebih baik oleh mereka. Boleh jadi
jagoan catur Medan itu telah mengetahui orang Batak dan orang Cina sudah
terbiasa sejak lama dengan catur (mereka).

Apa yang dikhawatirkan oleh ketua klub catur Medan,
Th LA Runge pada tahun 1907 terbukti bahwa pada tahun 1910 menjadi kenyataan
(lihat Sumatra Post, 30-08-1910). Disebutkan dua anak Batak dari Karo, Si
Narsar dan Si Hoekoem telah diundang ke gedung societeit di Medan untiuk
bertanding. Si Narsar mampu mengalahkan dua pemain terkuat dari klub catur
Medan. Berita dari Medan ini dengan cepat menyebar ke kota-kota di Jawa yang
kemudian berita tersebut dilansir surat kabar di Belanda. Lalu bagaimana dengan
pemain catur Cina yang juga diwaspadai oleh Th LA Runge? Satu yang jelas bahwa
orang Batak telah mengadopsi catur Eropa dan aturan permainan Eropa


Dalam perkembangangannya pecatur-pecatur pribumi mulai terinformasikan
terutama di Medan dan beberapa kota di Jawa. Si Narsar tampaknya suatu
kekecualian. Pada tahun akhir tahun 1913 Si Narsar melakukan tur ke kota-kota
di Jawa. Si Narsar sukses dengan berbagai pertandingan simultan. Pada tahun 1916
Si Narsar kembali melakukan tur ke berbagai kota di Jawa. Namun untuk yang pertandingan
individu, Si Narsar kalah dua kali dengan jagoan Soerabaja, D Bleykmans, ketua
klub catur Soerabaja (klub yang menjadi anggota NISB).

Hingga tahun 1917 catur diantara orang Cina belum
terinformasikan. Menagapa? Apakah orang Cina masih terikat atau masih setia
dengan catur Cina? Tidak diketahui secara pasti. Yang jelas pemain catur pribumi
yang terinformasikan sebanyak banyak, khususnya di Batavia. Pada tahun 1917 ini
di Batavia didirikan dua klub catur yang anggotanya para pelajar pribumi yang bersekolah
di Rechtschool dan yang kuliah di sekolah kedokteran STOVIA. Seperti halnya sebelumnya
di Medan, Si Narsar mengejutkan para pecatur Belanda, para pemain yang
tergabung dalam klub catur Stovia mampu bersaing dengan klub-klub catur orang Belanda
di Batavia, Weltevreden dan Meester Cornelis. Lalu bagaimana dengan para
pelajar-pelajar Cina?


Yang jelas pada tahun 1917, seorang mahasiswa pribumi di Delft sudah ada
yang berpartisipasi dalam turnamen catur di Belanda. Pada tahun 1917 ini di
Belanda diadakan Kongres Hindia yang dihadiri organisasi-oganisasi mahasiswa Belanda
asal Hindia, organisasi mahasiswa pribumi Indische Vereeniging dan organisasi
mahasiswa Cina asal Hindia (Chung Hwa Hui). Indische Vereeniging didirikan
tahun 1908 yang dipimpin oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan;
sementara Chung Hwa Hui diirikan tahun 1911 yang dipimpin oleh Yap Hong Tjoen. Hingga
sejauh ini tidak ada mahasiswa Cina yang aktif bermain catur di Belanda.
Tampaknya hanya Mohamad Iljas sorangan yang berasal dari Hindia.

Klub Stovia di Weltevreden pada tahun 1918 sudah
bergabung dengan federasi catur nasional Hindia Belanda (NISB, yang didirikan
di Jogjakarta pada tahun 1914). Lalu pada bulan Januari 1919, klub-klub yang
terdapat di Batavia, Weltevreden dan Meester Cornelis, termasuk Rechtschool Schaakclub
dan Stovia Schaakclub bergabung dan menyelenggarakan kompetisi catur.


Selanjutnya pada bulan September akan diadakan kembali kompetisi catur
yang kedua. Disebutkan dalam kompetisi kedua ini klub catur Weltevreden tidak
berpartisasipai. Juga disebutkan mengapa pelajar-pelajar Cina di sekolah guru (Chineesche
Kweekschool) di Meeter Cornelis belum membenyuk klub catur sendiri. Sangat
diharapkan adanya klub catur Cina agar terwakili di dalam kompetisi.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Teka Teki Asal Usul Permainan Catur di Batak dan di
Cina: Pecatur Arab

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top