*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini
Keberadaan
pelabuhan di kota Cirebon sudah sejak lama, bahkan sejak zaman kuno. Pelabuhan
di Cirebon terus berkembang hingga ke masa kini. Dimana posisi GPS pelabuhan
masa kini dengan masa lampau berbeda. Perbedaan ini terjadi karena perkembangan
tata kota dan juga perkembangan kebutuhan pelabuhan itu sendiri. Dalam hal posisi
GPS mercusuar menjadi penting.

Pelabuhan Cirebon (Pelabuan Cerbon) atau PT.
Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Cirebon adalah salah satu cabang dari
PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) atau PELINDO yang sebelumnya bernama PT.
Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau PELINDO II yang berada di wilayah
Cirebon, Jawa Barat. Pelabuhan Cirebon merupakan pintu gerbang perekonomian
Jawa Barat dan merupakan pelabuhan alternatif bagi Pelabuhan Tanjung Priok,
khususnya dalam melayani kegiatan perdagangan antar pulau. Pelabuhan Cirebon
terletak di Kota Cirebon, lintas utama pantai Utara Jawa Barat, kurang lebih
250 km dari Jakarta atau 130 km dari Bandung. Pelabuhan Cirebon dapat dicapai
dengan mudah melalui jalan darat, baik dari arah Jakarta, Provinsi Jawa Tengah
maupun dari kota Bandung. Kemudahan ini mendukung kelancaran distribusi barang
dari dan ke Pelabuhan Cirebon. Pelabuhan Cirebon didukung oleh kedalaman kolam
-7 m LWS. Sedangkan kapal yang memiliki draft diatas 7 M dapat dilayani di
daerah lego jangkar kurang lebih 5–10 km lepas pantai. Pelabuhan Cirebon
dibangun tahun 1865 dan pada tahun 1890 diperluas dengan pembangunan kolam
pelabuhan dan pergudangan. Tahun 1927, Pelabuhan Cirebon masih berada di dalam
struktur organisasi Pelabuhan Semarang, kemudian sejak tahun 1957 berada di
bawah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah pelabuhan Cirebon
dari zaman kuno hingga masa kini, bagaimana berkembang? Seperti disebut di
atas, pelbauhan Cirebon sudah eksis sejak zaman kuno dan terus berkembang, dan
berkembang terus hingga masa ini. Dimana pelabuhan bermula? Mencusuar adalah penanda
navigasi di laut juga penanda navigasi dalam sejarah pelabuhan Cirebon. Lalu bagaimana
sejarah pelabuhan Cirebon dari zaman kuno hingga masa kini, bagaimana berkembang?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*. Lukisan: Mercusuar di
pelabuhan Cirebon (1886)
Pelabuhan Cirebon dari Zaman Kuno hingga Masa Kini,
Bagaimana Berkembang? Mencusuar Penanda Navigasi
Seperri di kota-kota lain seperti Batavia, Semarang,
Soerabaja dan Padang, pelabuhan masa kini berbeda dengan pelabuhan di masa
lampau. Titik origin pelabuhan tidak bisa ditemukan dimana kini pelabuhan
berada. Misalnya pelabuhan Batavia awalnya di daerah aliran sungai Tjiliwong,
lalu setelah sekian abad harus direlokasi ke suatu tanjung yang memiliki
kedalaman aman di kampong Tandjoeng Priok.

Idem dito di Batavia, di Semarang dan Soerabaja pelabuhan telah bergeser.
Namun pelabuhan di Semarang dan Soerabaja tidak mengalami relokasi ke Kawasan yang
berbeda sama sekali. Meski pelabuhan di Semarang dan Soerabaja tetap mengikuti
fomulasi daerah aliran sungai, tetapi ada perbedaan pengembangan pelabuhan di
Semarang (Tandjoeng Emas) dan di Soerabaja (Tandjoeng Perak). Perbedaannya
bagaimana? Yang jelas berbeda dengan pengembangan pelabuhan di Cirebon.
Pada Peta 1886, pelabuhan Cirebon mirip menggambarkan
pelabahuan Batavia tempo doeloe (sebelum relokasi ke Tandjoeng Priok). Letak dermaga
berada tersembunyi di bagian dalam, jauh dari perairan/laut. Namun harus
diingat posisi GPS dermaga pelabuhan pada Peta 1886 di masa lampau masih lebih
jauh ke pedalaman.

Pada era VOC (Peta 1724), letak pelabuhan di dekat benteng VOC (sekitar
alun-alun yang sekarang). Pada era Pemerintah Hindia Belanda (Peta 1886) pelabuhan
berada di sekitar Pasar Kanoman (jalan Pasuketan yang sekarang). Pada Peta 1886
posisi lampu mercu suar yang berada jauh di perairan/laut kini seakan berada
jauh di belakang pantai (lihat tanda merah pada peta satelit Light House Mercu
Suar). Pada masa ini mercu suar baru telah dibangun di depan/pintu dermaga.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Mencusuar Penanda Navigasi: Pelabuhan Laut di Cirebon
dan Sejarah Pelabuhan Cirebon
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.