Sejarah

Sejarah Dewan di Indonesia (26): PPPKI dan Volksraad; Para Pejuang Indonesia Melalui Partai Coperative – Non Coperative


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dewan di Indonesia di blog ini Klik Disini

Desentralisasi adalah satu hal, terbentuknya
organisasi kebangsaan adalah hal lain lagi. Namun pada akhirnya kedua elemen
bernegara ini memiliki arsiran. Organisasi kebangsaan di berbagai tempat dimungkinkan
kandidatnya di berbagai dewan mulai dari dewan kota hingga pusat. Dalam perkembangannya
berbagai organisasi kebangsaan yang ada membentuk federasi (PPPKI=Permoefakatan
Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia). Diantara anggota federasi ini
ada juga organisasi kebangsaan yang non cooperative (kurang mendukung dewan).


Pemufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) adalah organisasi
pergerakan kemerdekaan yang pernah ada di Indonesia. PPPKI merupakan organisasi
kumpulan dari beberapa organisasi-organisasi seperti Partai Sosialis Indonesia,
Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia, Paguyuban Pasundan, Jong Sumatranen
Bond, Pemuda Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia. Pemufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) didirikan dalam
sebuah rapat di Bandung pada tanggal 17–18 Desember 1927. Latar belakang
didirikannya PPPKI adalah karena tokoh-tokoh pergerakan nasional beranggapan
bahwa berjuang melalui masing-masing organisasi tidak akan membawa hasil.
Soekarno kemudian mempunyai ide untuk menggabungkan organisasi-organisasi
tersebut supaya Indonesia dapat mencapai kemerdekaannya
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah PPPKI dan Volksraad?
Seperti disebut di atas, dewan pusat (Volksraad) sudah dibentuk sejak 1918. Namun
saat itu organisasi-organisasi kebangsaan Indonesia belum Bersatu sama lain.
Pada tahun 1927 dibentuk PPPKI sebagai federasi organisasi-organisasi
kebangsaan yang menjadi wadah Bersama. Sebagian organisasi mendukung Volksraad
dan Sebagian yang lain tidak. Sebab pejuang Indonesia masih memiliki platform berbeda-beda,
ada partai coperative (seperti PBI) dan ada non cooperative (seperti PNI). Lalu
bagaimana sejarah PPPKI dan Volksraad? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

PPPKI dan Volksraad; Para Pejuang Indonesia Melalui
Partai Coperative dan Partai Non Coperative

Apa yang istimewa dengan periode Volksraad 1927-1931?
Sebagaimana diketahui periode Volksraad dimulai tahun 1918(-1921). Pada tahun
1927 di sejumlah dapil dilakukan pemilihan anggota Volksraad. Nama yang
terakhir terpilih menjadi anggota Volksraad adalah Abdoel Firman Siregar gelar
Mangaradja Soangkoepon.


De Sumatra post, 10-03-1927: ‘Volksraad. “De betere helft” dari
Volksraad—yang terpilih—sekarang sepenuhnya masuk: 20 Pribumi, 15 Belanda dan 3
Cina telah terpilih. Dua orang terakhir yang terpilih — menurut AID dalam
tinjauan situasi — hasil ini untuk suara kedua: Mr. Mochtar bin Praboe
Mangkoenegoro untuk Sumatera Selatan, dan Abdoel Firman Siregar gelar Maharaja
Soangkoepon untuk Sumatera Timur. Sebanyak 23 orang yang diangkat, yakni 6
orang pribumi (5 sesuai ketentuan UU dan 1 orang anggota, karena konstituen
Borneo gagal memilih anggota), 15 orang anggota Eropa dan 2 orang anggota lagi,
baik yang berasal dari Tionghoa maupun orang Timur asing lainnya, atau dari
Eropa dapat ditunjuk’.
 

Pelantikan anggota Volksraad dilakukan 16 Mei (lihat
Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 16-05-1927). Disebutkan pagi ini
Volksraad baru dibuka di hadapan banyak otoritas pemerintah, banyak anggota
Volksraad lama dan anggota korps konsuler. Bertentangan dengan kebiasaan
pendahulunya, yang selalu menyampaikan pidatonya di hadapan Volksraad dalam
posisi berdiri, Gubernur Jenderal de Graef menyampaikan pidatonya hari ini
sambil duduk. Yang Mulia dengan ini menyampaikan harapan agar Volksraad
mengajukan pertanyaan selengkap mungkin, karena menurut Gubernur Jenderal tidak
ada yang perlu dirahasiakan kecuali hal-hal kecil.


Gubernur Jenderal juga mengingatkan niat untuk memberikan penduduk asli
lebih banyak suara di dewan lokal, serta di Volksraad, sementara niat untuk
memasukkan dua anggota pribumi di Dewan Hindia. Para pejabat konsuler
mengenakan kostum resmi, sementara Ali Moesa Harahap mengenakan kostum Bataksch
Volkshoofd, dan pangeran Ali mengenakan pakaian Bandjar menjadi menarik
perhatian. Catatan: Ali Moesa Harahap adalah anggota terpilih dari dapil Noord
Sumatra (residentie Tapanoeli dan residentie Atjeh). Ali Moesa Harahap dan Abdoel
Firman Siregar gelar Mangaradja Soangkoepon sama-sama kelahiran Padang
Sidempoean.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Para Pejuang Indonesia Melalui Partai Coperative dan
Partai Non Coperative: Dewan Kota (Gemeenteraad) hingga Dewan Pusat (Volksraad)

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 



















*Akhir Matua
Harahap
, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak
1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta
Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun
di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis
artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang,
utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi
ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top