*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini
Hari ini adalah hari terakhir Diskusi Publik
Sejarah Indonesia di Makassar (setelah tiga yang pertama di Depok, Banjarmasin
dan Padang). Pada hari ini seorang guru, mengkritik Diskusi Publik ini pada
dasarnya hanyalah sekadar Sosialisasi Penulisan Sejarah Indonesia.
Bagaimanapun, apapun nama yang diberikan, diskusi publik atau sosialisasi
publik, ada tidak ada masukan dari peserta publik, ada tidak ada yang diterima
para penulis jilid, show must go on, Sejarah Indonesia tetap harus diselesaikan.
Mengapa? Anggaran proyek penulisan Sejarah Nasional sudah berjalan (sudah
barang tentu harus ada outputnya).

Apa itu Indonesia sentris?
Tampaknya artinya juga termasuk apa yang dikatakan, dilihat dan diinterpretasi
orang Indonesia. Celakanya apa yang dilakukan itu, terkesan yang sebaliknya
tidak dianggap penting lagi. Sementara itu sejarah adalah narasi fakta dan
data. Artinya suatu sejarah dinarasikan adalah suatu kejadian/peristiwa dan
suatu yang ada yang benar-benar pernah ada dan pernah terjadi yang didukung
oleh data. Nah, data dalam hal ini bersifat empiris (dapat diverifikasi) dari
siapapun darimanapun sumber datanya. Data tidak pernah memiliki jender. Yang
kedua yang mengemuka dalam rangkaian Diskusi Publik Sejarah Indonesia soal sejarah
nasional versus
sejarah lokal. Apa itu sejarah nasional? Lalu yang ketiga tentang perihal
bukti. Ada bukti yang mencatat penanggalan seperti prasasti dan produk cetakan
seperti dokumen lepas, buku, majalah dan surat kabar. Bagaimana dengan yang
tidak ada penanggalan? Metode teknologi sudah dapat digunakan seperti uji
karbon dan uji genom.
Lantas
bagaimana sejarah Indonesia Sentris dalam penulisan Sejarah Nasional Indonesia?
Seperti yang disebut di atas, diskusi publik Sejarah Indonesia berakhir sudah
hari ini, berakhir pula masukan yang diperlukan. Bagaimanpun, untuk mengejar peluncuran
buku pada tanggal 17 Agustus, waktu tersisa kurang dari dua minggu untuk proses
editing, layout dan proses percetakan mungkin tidak lazim untuk proses
penerbitan yang normal. Sebagai buku dengan judul Sejarah Nasional Indonesia bagaimana
buku 10 jilid tersebut dapat melokalisir Sejarah di Indonesia vs Sejarah di
Daerah. Kita lihat saja nanti. Lalu bagaimana sejarah Indonesia Sentris dalam penulisan
Sejarah Nasional Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena
sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja. Dalam
hal ini saya bukanlah penulis sejarah, melainkan hanya sekadar untuk menyampaikan apa yang menjadi fakta (kejadian yang
benar pernah terjadi) dan data tertulis yang telah tercatat dalam dokumen
sejarah.
Indonesia Sentris dalam
Penulisan Sejarah Nasional Indonesia; Sejarah di Indonesia vs Sejarah di Daerah
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Sejarah di Indonesia vs Sejarah
di Daerah: Sejarah Daerah di Tingkat Nasional vs Sejarah Indonesia di Tingkat Daerah
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.