Sejarah

Sejarah Indonesia Jilid 6.4: Pemuda, Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda; Sejarah Kongres Pemuda di Indonesia dari Masa ke Masa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

AI: Beberapa kesalahan narasi atau mitos yang
sering muncul tentang Kongres Pemuda, khususnya Kongres Pemuda II (1928),
antara lain adalah: Istilah “Sumpah Pemuda” tidak ada pada tahun
1928. Istilah “Sumpah Pemuda” baru muncul di era Presiden Soekarno,
sekitar tahun 1959, ketika keputusan kongres dijadikan instrumen politik untuk
menyatukan berbagai ideologi dan kelompok yang berbeda. Peserta kongres tidak
semuanya bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Orang Tionghoa memiliki peran
penting dalam Kongres. Kongres Pemuda II diselenggarakan di gedung milik Sie
Kong Lian, dan ada peserta keturunan Tionghoa, seperti Kwee Thiam Hong. Keterlibatan
mereka sering diabaikan dalam narasi sejarah yang lebih populer.


Kongres
Pemuda I (30 April–2 Mei 1926): Kongres pertama ini diadakan di Batavia dihadiri
perwakilan berbagai organisasi pemuda kedaerahan seperti Jong Java, Jong
Sumatranen Bond, dan Jong Islamieten Bond. Tujuan: Memperkuat persatuan di
antara para pemuda Indonesia yang masih terpecah berdasarkan suku, daerah, dan
agama. Pembahasan: Persatuan bangsa, peran wanita, peran agama, hingga peran
bahasa dalam perjuangan nasional. Hasil: Kongres ini berhasil merumuskan tujuan
untuk membentuk badan pusat yang dapat menyatukan seluruh organisasi pemuda.
Hal ini menjadi langkah awal yang penting menuju persatuan yang lebih besar. Kongres
Pemuda II (27–28 Oktober 1928): Melanjutkan hasil kongres pertama, Kongres
Pemuda II juga diadakan di Jakarta dan diselenggarakan di tiga gedung berbeda. Ketua
pelaksana: Sugondo Djojopuspito dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
(PPPI). Peserta: Perwakilan dari berbagai organisasi pemuda, termasuk yang
sudah ada sebelumnya dan tambahan seperti Pemuda Kaum Betawi dan Sekar Rukun. Pembahasan:
Pentingnya persatuan kebangsaan, nasionalisme, serta pendidikan yang
demokratis. Kongres ini menghasilkan keputusan bersejarah yang dikenal sebagai
Sumpah Pemuda. Ikrar: Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; Berbangsa
yang satu, bangsa Indonesia; Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Peristiwa
penting: Untuk pertama kalinya, lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman
diperdengarkan secara instrumental menggunakan biola, karena pemerintah
kolonial Belanda melarang kata “Merdeka”
(AI Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pemuda, Kongres
Pemuda dan Sumpah Pemuda? Seperti disebut di atas, Kongres Pemuda merujuk pada
Kongres Pemuda 1926 dan 1928. Bagaimana dengan narasi Sumpah Pemuda dan Kongres
Pemuda setelah Indonesia merdeka. Lalu bagaimana sejarah pemuda, Kongres Pemuda
dan Sumpah Pemuda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja. Dalam hal ini saya bukanlah ahli
sejarah, melainkan hanya sekadar untuk menyampaikan apa yang menjadi fakta
(kejadian yang benar pernah terjadi) dan data tertulis yang telah tercatat
dalam dokumen sejarah.

Pemuda, Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda; Sejarah
Kongres Pemuda di Indonesia dari Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Kongres Pemuda di Indonesia dari Masa ke Masa:
1926, 1927, 1928, 1950 dan 1953

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top