melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Pada masa ini stasion Manggarai berada di
kelurahan Manggarai, kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Tetangga kelurahan
Manggarai adalah kelurahan Bukit Duri, tempat dimana terdapat dipo. Pada awal
pembangunan jalur kereta api di Batavia (1869), dua stasion terakhir adalah
stasion Pengangsaan dan stasion paling ujung Boekit Doeri yang. Namun dalam perkembangannya
stasion Boekit Doeri disebut stasin Meester Cornelis lalu dibangun stasion baru
antara Meester Cornelis dengan Pengangsaan dengan nama stasion Boekit Doeri.
Pada saat di stasion Boekit Doeri dipromosikan
dengan mambangun dipo yang besar namanya berganti menjadi stasion Manggarai. Sebaliknya
stasion Meester Cornelis di Boekit Doeri dilikuidasi dan hanya dijadikan sebagai
dipo pembantu.
![]() |
Satsion Boekit Doeri di Tanah Rendah (Peta 1914) |
Pada
tahun 2021 Stasion Manggarai akan menjadi stasion jaraj jauh, sementara stasion
Gambir akan digunakan sebagai stasion KRL Commuter. Ini berarti stasion
Manggarai akan pertama kali menjadi stasion jarak jauh. Awalnya stasion jarak
jauh dari doeloe diposisikan di stasion Kota lalu kemudian digeser ke stasion
Gambir. Selama ini KRL Commuter tidak melayani penumpang di stasion Gambir (stasion
antara stasion Juanda dan stasion Gondangdia). Apa yang terpenting dari
pemusatan baru kereta api jarak jauh di stasion Manggarai adalah sudah adanya
layanan kereta bandara. Dengan demikian stasion Manggarai akan terintegrasi
dengan tiga layanan: KRL commuter, kereta api bandara dan kereta api jarak
jauh. Peta 1914
Tanah Rendah di sisi barat sungai Tjiliwong diubah namanya menjadi stasion
Manggarai (sementara kampong Manggarai berada di sisi timur sungai Tjiliwong)?
Pertanyaan lainnya adalah mengapa dibangun Kanal Barat dan kemudian jalur
kereta api ke tanah abang di Tjikini/Menteng digeser ke sisi Kanal Barat? Pertanyaan-pertanyaan
ini tentu masih menarik karena belum pernah ditulis. Untuk itu mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
![]() |
Stasion Manggarai (NOW) |
Sumber
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*. Foo udara 1943
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.