Sejarah

Sejarah Kota Depok (31): Sejarah Sepak Bola di Depok; Awalnya Dikekang Misionaris, Tapi Sepak Bola Jalan Terus




false
IN




























































































































































false
IN




























































































































































false
IN



























































































































































Di Jakarta, juga
terdapat suporter fanatik, bukan VIOS tetapi yang lebih fanatik adalah Oliveo. di
Depok terdapat suporter klub-klub Batavia. Penggemar atau suporter dari Depok
terbagi dua: VIOS dan Oliveo. Jumlah suporter dari Depok tidak sebanyak di
Bandung (ke Cimahi) dan Medan (ke Binjai) meski kedua kubu supporter Depok
digabung. Para penonton dari Depok berangkat dari stasion Depok (lama).
Soporter dari Buitenzorg (Bogor) sejauh yang diketahui tidak pernah dilaporkan,
mungkin karena jaraknya sangat jauh. Boleh jadi ada batas tertentu dimana
suporter bersedia mengikutinya sekalipun biaya transportasi dibebaskan oleh
klubnya.Suporter Depok dalam hal ini menanggung biaya sendiri (Bandung dan
Medan ada sebagian kontribusi klub).

Pada masa ini di Depok, selain mendukung Persikad, suporternya juga adalah pendukung
fanatik Persjia Jakarta. Setiap Persija bertanding di Jakarta, suporter dari
Depok turut berduyun-duyun ke Jakarta. Gambaran yang sekarang, mirip dengan
gambaran masa lampau ketika suporter Depok memberikan dukungannya kepada dua
klub di Batavia: VIOS dan Oliveo. Untuk sekadar diketahui klub Vios Batavia
adalah semacam cikal bakal The Orange Persija. Klub VIOS seragamnya juga
oranye
dengan
celana warna hitam. Sedangkan Sidolig (cikal bakal Persib) Badoeng dengan
seragam biru putih (balauw-witten) Lihat iklan pertandingan tahun 1927 antara
VIOS dan Sidolig.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber
utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top