Sejarah

Sejarah Kupang (13): Sejarah Pulau Sabu [Sawu], Antara Pulau Rote – Pulau Sumba; Kini Nama Kabupaten Sabu Raijua (Dana)




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Artikel
ini tidak berbicara tentang bupati terpilih Kabupaten Sabu Raijua yang
identitas kewarganegaraanya diragukan, tetapi ingin menyelidiki untuk
memastikan sejarah Pulau Sabu karena terkesan simpang siur. Lantas mengapa
narasi sejarah Pulau Sabu menjadi penting
? Bukan karena nama Orient P Riwu telah menyita perhatian publik
tetapi karena nama Pulau Sabu yang sejak dulu dikenal kini menjadi (dijadikan)
nama kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur:
Kabupaten Sabu Raijua.

Pulau Sabu adalah pulau di sebelah barat Pulau
Rote yang masuk wilayah kabupaten Kupang (kota Kupang di Pulau Timor). Seperti
halnya Pulau Rote yang dibentuk menjadi kabupaten baru (Kabupaten Rote Ndao;
gabungan naa pulau Rote dan Ndao), pada tahun 2008 Pulau Sabu dipisahkan dari
kabupaten Kupang dengan membentuk klabupaten baru: Kabupaten Sabu Raijua
(gabungan nama Pulau Sabu dan Pulau Raijua; tapi tidak menyertakan nama Pulau
Dana). Ibu kota Kabupaten Sabu Raijua ditetapkan di Menia (pantai utara Pulau
Sabu).

Bagaimana
sejarah Pulau Sabu
? Tentu saja jangan pula
lupa nama (pulau) Raijua dan nama (pulau) Dana. Tiga pulau inilah yang mem(di)bentuk
kabupaten Sabu Raijua. Akan tetapi dalam sejarahnya nama (pulau) Sabu harus
didahulukan karena namanya sudah dikenal lebih awal di masa lampau. Okelah kalu
begitu. Lalu b
agaimana
sejarah Pulau Sabu
? Seperti
kata ahli
sejarah
tempo doeloe,
semuanya
ada permulaan
. Untuk
ntuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe
.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Pulau Sabu: Bukan Katolik
Tapi Protestan

Nama
Pulau Rote sudah lama diidentifikasi di dala peta. Boleh jadi karena letaknya
yang begitu dekat dengan Coupang (pos perdagangan VOC-Belanda). Ketika nama
Pulau Sumba belum diidentifikasi, nama Pulau Sabu sudah diidentifikasi dengan
nama Pulau Sauw. Pulau Sabu sendiri berada di antara Pulau Rote dan Pulau
Sumba. Nama Pulau Sabu paling tidak sudah diidentifikasi pada Peta 1665.

Pada era Portugis, hanya empat nama yang
diidentifikasi pada peta: Pulau Solor, Pulau Timor, tanjung Cabo das Flores dan
nama tempat Batoetara (Pulau Komba). Sejak 1613 Belanda mengusir Portugis dari
Solor dan Coupang yang kemudian orang-orang Portugis bergeser ke timur Pulau Timor
(Timor Leste yang sekarang). Sejak itulah nama-nama pulau lainnya
diidentifikasi. Seperti disebut di atas, nama pulau Sabu diidentifikasi pada
Peta 1665. Nama Pulau Sumba sendiri hanya diidentifikasi sebagai Pulau
Sandelbosch (Tjendana). Nama Pulau Sabu tempo doeloe pada peta-peta selanjutnya
dicatat dan dieja dengan beberapa versi seperti Savoe; Soewa, Sauvo, Sauw dan
Souwa.

Dari
nama-nama yang diidentifikasi dan dieja pada dasarnya nama pulau mengerucut
pada nama Sabu (yang sekarang). Nama pulau Sabu diduga merujuk pada nama-nama
pulau yang terbentuk di sekitar (kepulauan Soenda Ketjil). Itu satu hal, Dari
mana nama-nama itu berasal-usul itu hal lain lagi. Nama pulau Solor diduga
merujuk pada nama Selayar, nama Timor dan Batoetara merujuk pada nama Melayu arah
mata angin (timur) dan batu, dan nama pulau Flores (bahasa Portugis cabo das
florest).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Keutamaan Pulau Sabu: Antara
Pulau Rote dan Pulau Sumba

Satu
deskripsi tentang wilayah (Pemerintah Hindia) Belanda di pulau Timor dan
sekitar dimuat pada majalah Tijdschrift voor Neerland’s Indie 1838. Deskripsi
ini mencakup nama-nama kerajaan di wilayah Belanda di Pulau Timor dan
pulau-pulau lainnya termasuk Pulau Sabu (Savoe), sebagai berikut:

Savoe. Pulau ini terletak sekitar 36 mil
Inggris di sebelah barat [pulau] Rottie dan mencakup area 184 mil persegi memiliki
populasi sekitar 28.000 jiwa. Ini dibagi menjadi lima regentschappen (bupati),
empat diantaranya berada di Savoe dan satu didekatnya pulau Radjoea (baca:
Raijua). Pulau ini memasok semua produk yang ditemukan di pulau Rottte; tetapi penduduknya
lebih bermoral (memiliki adat) lebih dari Rottineezen (orang Rote) dan memiliki
kuda dengan kualitas yang lebih baik. Para kepala pulau ini lebih berani
mengajukan kepentingan mereka daripada kepentingan Timor dan Rottie dan
tampaknya sangat terikat dengan Pemerintah (Hindia) Belanda.

Gambaran
di atas mengindikasikan bahwa penduduk Pulau Sabu khususnya memiliki potensi
produksi yang baik dan memiliki kendaraan (kuda) yang lebih baik. Penduduk
pulau Sabu tampaknya lebih independen dan memiliki ikatan kerjasama yang baik
dengan orang-orang Belanda (relatif terhadap Portugis?). Satu hal penting
lainnya dari penduduk Pulau Sabu memiliki adat (istiadat) yang baik.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir
Matua Harahap
, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com

 


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top