Sejarah

Sejarah Makassar (23): Danau Matano dan Suku Padoe di Luwu Timur; Sorowako dan PT International Nickel Indonesia (PT Inco)




false
IN


























































































































































 

*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini

Danau Matano dapat
dikatakan sebagai salah satu danau purba. Danau pedalaman di dataran tinggi
Sulawesi bagian tengah ini terbilang danau dalam (kedalamannya berada di bawah
permukaan laut). Di kawasan danau Matano inilah sejak tempo doeloe berada suku
Padoe, suku yang dapat dikatakan termasuk penduduk asli Sulawesi. Pada masa
kini di sekitar danau terdapat perusahaan tambang nikel terkenal PT
International Nickel Indonesia (PT Inco) yang pernah dipimpin oleh Dr. Ir. Arif
Siregar.

Danau
Matano adalah sebuah danau tektonik dengan ukuran panjang 28 Km dan lebar 8 Km.
Danau Matano berada sekitar 50 km dari kota Malili (ibu kota kabupaten Luwu
Timur). Danau Matano memiliki kedalaman 590 M yangh mana permukaan air danau
berada pada ketinggian 382 M di atas permukaan laut (208 M cryptodepression). Menurut
WWF, danau ini adalah danau terdalam di Asia Tenggara serta terdalam kedelapan
di dunia. Danau Matano terbentuk
dari patahan (strike-slip fault) akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada
masa Pleosen yang umurnya diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun. Berdasarkan
analisis karakteristik endapan, danau Matano merupakan danau tertua di antara
empat danau lainnya yang membentuk sistem danau Malili (Towuti, Mahalona,
Masapi, Lontoa). Dengan umur mencapai jutaan tahun, danau Matano merupakan
salah satu danau purba di dunia. Sampai saat ini para ilmuwan telah
mengidentifikasi setidaknya 10 danau purba di dunia antara lain, danau Matano, danau
Poso, danau Biwa, danau Baikal, danau Kaspia, danau Tanganyika, danau Victoria,
danau Malawi, danau Ohrid dan danau Titicaca.

Lantas
bagaimana sejarah danau Matano di kecamatan Nuha dan suku Padoe di kabupaten Luwu
Timur? Pada masa ini suku Padoe (To Padoe) tersebar di berbagai kecamatan,
antara lain kecamatan Angkola,
Wasuponda, Malili, Nuha,
Towuti, dan Mangkutana yang diperkirakan sekitar 22.000 jiwa.
Lalu bagaimana suku
Padoe berawal?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

 

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Danau Matano dan Suku Padoe

Sebelum nama Matano dikenal sudah dikenal nama Ussu di
dekat Angkona di wilayah Luwu. Ussu kini adalah desa yang berada di kecamatan
Malili, kabupaten Luwu Timur, Sementara Angkona adalah nama kecamatan dimana di
sebelah barat terdapat gunung Balease Puncak tertinggi dari pegunungan Karoue).
Antara Angkona dan desa Ussu terdapat desa Manurung. Yang mana Angkona dan
Manurung dengan danau (kecamatan) Matano dipisahkan oleh desa Parumpanai
(kecamatan Wasuponda).

Nama Ussu dikaitkan
dengan nama tempat di dalam teks La Galigo, suatu penciptaan Bugis. Diebutkan
dalam kisah penciptaan dunia, ketika dunia ini masih kosong, Raja Di Langit, La
Patiganna, mengadakan suatu musyawarah keluarga dari beberapa kerajaan termasuk
Senrijawa dan Peretiwi dari alam gaib dan membuat keputusan untuk melantik anak
lelakinya yang tertua, La Toge’ Langi’ menjadi Raja Alekawa (bumi) dan memakai
gelar Batara Guru. La Toge’ Langi’ kemudian menikah dengan sepupunya We Nyili’
Timo’, anak dari Guru ri Selleng, Raja alam gaib. Tetapi sebelum Batara Guru
dinobatkan sebagai raja di bumi, ia harus melalui suatu masa ujian selama 40
hari, 40 malam. Tidak lama sesudah itu ia turun ke bumi, yaitu di Ussu’, sebuah
daerah di Luwu’, sekarang wilayah Luwu Timur dan terletak di teluk Bone (lihat
Wikipedia).

Pada masa lampau, untuk mencapai danau Matano dari
pantai melalui sungai Angkona (melalui kecamatan Angkona, kecamatan Malili dan
kecamatan Nuha). Sungai Angkona bukanlah sungai terpanjang di kabupaten Luwu
Timur. Sungai terpanjang adalah sungai Kalaena yang berhulu di gunung Balease
(melalui kecamatan Mangkutana di hulu dan kecamatan Wotu di hilir). Sungai
lainnya adalah sungai Malili yang berhulu di danau (kecamatan) Towuti,

Pada zaman kuno, tiga
sungai besar (Kalaena, Angkona dan Malili) tidak sepanjang yang sekarang. Itu
berarti bahwa gunung Balease, danau Matano dan danau Towuti tidak sejauh
sekarang di pedalaman. Danau Matano dan gunung Balease cukup dekat ke pantai.
Telah terjadi proses sedimentasi jangka panjang di teluk. Hampir semua
kecamatan Watu dan kecamatan Malili tempo doeloe adalah peraiaran (lautan) dan
sebagai lautan kecamatan Angkona dan kecamatan Mangkutana. Proses sedimentasi
jangka panjang ini diduga kuat karena aktivitas pertambangan.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suku Padoe
adalah penduduk asli di kabupaten Luwu Timur. Suku Padoe terkesan menempati
wilayah paling timur Luwu. Sedangkan di Luwu paling barat adalah suku Seko
(kini masuk wilayah kabupaten Luwu Utara) di kaki gunung Balease (yang
membatasi wilayah kabupaten Luwu Timur dan kabupaten Luwu Utara). Antara
wilayah Padoe di timur dan wilayah Seko di barat terletak Angkona.

Suku Seko adalah suku
yang berbeda dengan suku Toraja di sebelah barat (kabupaten Toraja/Utara). Di
wilayah suku Seko ini di wilayah kabupaten Luwu Utara nama-nama geografis yang
terpenting adalah selain (nama gunung) Balease dan (nama kecamatan) Seko adalah
Masamba (ibu kota kabupaten). Di kecamatan Baebunta terdapat nama desa Salassa,
Mario dan Sassa; kecamatan Baebunta Selatan desa Lembang-Lembang, Marannu dan
Sumpira; kecamatan Bone-Bone desa Bantimurung, Batang Tongka dan Pongko;  kecamatan Limbong desa Marappa, Mibanga dan
Rinding Allo; kecamatan Malangke desa Pattimang, Pettalandung dan Tingkara;
Malangke Barat desa Arusu, Limbong Wara dan Pao; kecamatan Mampedeceng desa Hasana,
Kapidi, Mangalle, Tarak Tallu dan Uraso;
kecamatan Masamba desa Baliase, Kappuna, Lantang Tallang, Pincara, Rompu dan Toradda;
kecamatan Rompi desa Dodolo dan Onondowa; kecamatan Sabbang desa Marobo, Bakka,
Malimbu, Pararra, Tandung dan Tullak Tallu; kecamatan Sabbang Selatan desa Batualang,
Buangin, Mari-mari, Pompaniki dan Teteuri; kecamatan Seko desa Beroppa, Embonatana,
Lodang, Malimongan, Marante, Padang Balua, Padang Raya, Taloto dan Tanamakaleang;
kecamatan Sukamaju desa Kaluku, Minanga Tallu, Tamboke dan Tolangi; kecamatan
Sukamaju Selatan desa Lino dan Paomacang; dan kecamatan Tana Lili desa Karondang,
Munte, Patila, Poreang dan Rampoang. Satu yang terpenting di kabupaten Luwu
Utara ini ditemukan prasasti zaman kuno yakni prasasti Seko dimana terdapat
daliang (empat batu berdiri) dan gambar atap rumah khas).

Tunggu
deskripsi lengkapny
a

Pertambangan
Nikel di Sorowako (PT Inco): Ir Arif Siregar, Ph.D

Tunggu deskripsi
lengkapnya

 

 

*Akhir
Matua Harahap
, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top