Sejarah

Sejarah Manado (9): Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama Indonesia dan Doktor Perempuan Pertama Ida Loemongga (1930)

 



false
IN



























































































































































Dalam dunia kesehatan dan kedokteran Indonesia,
nama Marie Thomas sangat terkenal. Marie Thomas adalah perempuan pribumi
pertama yang memasuki pendidikan kedokteran. Marie Thomas diterima di sekolah
kedoktera STOVIA di Batavia pada tahun 1912. Dari puluhan mahasiswa STOVIA,
hanya Marie Thomas seorang diri perempuan.

Pada
tahun 1903 seorang gadis muda, siswa di sekolah guru (kweekschool) Fort de Kock
harus meninggalkan pendidikannya karena seorang pemuda yang baru ditempatkan di
Padang melamarnya. Gadis muda tersebut bernama Alimatoe Saadi’ah. Sedangkan
pemuda tersebut bernama Haroen Al Rasjid, dokter baru lulusan sekolah
kedokteran di Batavia (Docter Djawa School). Alimatoe Saadi’ah sebelum
mengikuti sekolah guru adalah lulusan sekolah Eropa (ELS) di Padang, perempuan
pribumi pertama yang mendapatkan pendidikan Eropa. Alimatoe Saadi’ah adalah
putri seorang pengusaha persuratkabaran di kota Padang.

Lantas bagaimana kelanjutan studi Marie Thomas?
Sebagai satu-satunya perempuan di sekolah kedokteran STOVIA di Batavia tentu
sangat menarik untuk diketahui. Tidak hanya itu, untuk diterima di STOVIA
tidaklah mudah—karena harus pintar dan bersedia ditempatkan dimana pun setelah
lulus menjadi dokter. Okelah, seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Marie Thomas: Dokter Perempuan Pertama Indonesia

Marie E. Thomas diterima di sekolah kedokteran
Batavia (STOVIA) pada tahun 1912. Marie E. Thomas sukses di tahun pertama
persiapan termasuk salah satu yang naik ke tingkat dua, sementara yang Do
sebanyak empat orang (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-07-1913). Marie E.
Thomas lulus sekolah dasar Eropa (ELS) di Manado.

Satu
tingkat di atas Marie E. Thomas (tahun kedua) antara lain Abdoel Moenir. Tahun
ketiga antara lain Abdoel Hakim. Tahun keempat antara lain Sjoeib. Tahun kelima
antara lain Saoedin. Tahun keenam antara lain Doerakin. Tahun ketujuh
antaralain Sardjito. Tahun kedelapan antara lain Ismangil

Pada tahun 1914 Marie E. Thomas naik ke tingkat
tiga persiapan (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie    13-07-1914). Yang satu tingkat dengan Marie E.
Thomas antara lain Mohamad Joesoef. Yang naik ke tingkat lima medis antara lain
Achmad Mochtar dan Doerakim. Yang naik ke tingkat enam medis antara lain
Sarjito. Pada tahun 1915 Mohamad Joesoef dan Marie E. Thomas termasuk diantara
yang mengalami her (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 05-07-1915). Siswa tahun
pertama yang naik ke tingkat dua antara lain Anna Warrow. Pirngadi dan FL
Loemban Tobing. Pada tingkat yang lebih tinggi naik tingkat Abdoel Hakim dan Ma’moer
Al Rasjid. Sjoeib, Achmad Mochtar dan Sardjito tergolong tiga mahasiswa yang
mulus dari tahun pertama. Pada tahun 1915 Sardjita salah satu yang dinyatakan lulus
dan mendapat gelar dokter.

Sjoeib,
Achmad Mochtar dan Sardjito setelah lulus melanjutkan pendidikan ke Belanda dan
ketiganya juga berhasil meraih gelar doktor (Ph.D). Dr Sardjito, Ph.D kelak
dikenal sebagai rektor UGM pertama. Dr Sjoeib Proehoeman, Ph.D kelak menjadi
kepala laboratorium Soerabaja dan Dr Achmad Mochtar kelak menjadi kepala
laboratoriun Semarang.

Pada tahun 1922 Marie E. Thomas dinyatakan lulus dengan gelar
dokter (lihat De expres, 10-05-1922). Bersamaan dengan kelulusan Marie E. Thomas
antara lain  Mohamad Joesoef dan Leimena.
Disebutkan Marie E. Thomas berasal dari Manado, Leimena dari Ambon dan Mohamad
Joesoef dari Loeboeksikaping. Berita kelulusan tahun ini menjadi heboh di
berbagai surat kabar karena untuk kali pertama STOVIA meluluskan dokter seorang
perempuan, De eerste vrouwelijke arts van Stovia (lihat antara lain De Sumatra
post, 11-05-1922).
Disebutkan
diantara kandidat yang ujian yang tidak berhasil antara lain Soekiman, ketua
Jong-Java.

Pada
tahun 1922 menjadi tahun istimewa untuk perempuan. Selain berita Marie E. Thomas
juga ada berita seorang perempuan yang lulus ujian masuk STOVIA, tetapi
direkomendasikan pimpinan STOVIA untuk langsung melanjutkan studi ke Belanda.
Perempuan tersebut adalah Ida Loemongga. Ida Loemongga lulusan afdeeling-B
(IPA) di sekolah elit Prins Hendrik School Batavia. Lulusan sekolah ini tahun
sebelumnya adalah Mohamad Hatta afdeeling-A (IPS) yang juga melanjutkan studi
ke Belanda. Dalam tahun-tahun berikutnya di sekolah Prins Hendrik School
Batavia lulus Abdul Hakim Harahap tahun 1927 (kelak menjadi Wakil Perdana
Menteri di Djogjakarta dan Gubernur Sumatra Utara yang pertama). Berikutnya
adalah Soemitro Djojohadikoesoemo lulus di Afdeeling-A tahun 1935 dan langsung
melanjutkan studi ke Rotterdam. Setahun berikutnya Anwar Makarim lulus 1936
(lihat Bataviaasch nieuwsblad, 10-06-1936). Anwar Makarim adalah kakek Nadiem
Makarim (Menteri Pendidikan sekarang). Ida Loemongga adalah anak dari Alimatoe
Saadi’ah (puti dari Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda) dan Haroen Al Rasjid (putra
dari Abdoel Azis Nasoetion) yang disebutkan di atas. Ida Loemongga adalah
perempuan Indonesia pertama studi ke Belanda sedangkan ibunya Alimatoe Sa’adiah adalah perempuan pertama mengikuti pendidikan Eropa (ELS) di Padang (jauh sebelum RA Kartini).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ida Loemongga: Doktor Perempuan Pertama Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top