Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (103):Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (bag-1); Kerajaan Jepang Menyerah Kepada Sekutu




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini

Apa
yang terjadi seputar jelang detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945? Tentu saja sudah banyak ditulis. Namun pada kesempatan
ini mari kita cari tahu dari sumber pemberitaan pada surat kabar dan radio.

Sebagaimana diketahui bahwa menjelang proklamasi
kemerdekaan Indonesia, semua wilayah Indonesia di bawah kendali (militer)
Jepang. Surat kabar maupun radio dikendalikan oleh militer Jepang. Oleh karena tidak
akan ada informasi yang dapat ditransmissikan dari Indonesia ke luar negeri.
Surat-surat kabar di Australia, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa serta
negara lainnya di Asia dengan sendiri nihil berita dari Indonesia. Sudah barang
tentu berita-berita dari luar negeri yang dapat ‘ditangkap’ di radio dapat
diketahui di Indonesia.

Lantas
apa yang terjadi menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia? Satu
berita terpenting yang mengawali detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia
adalah menyerahnya Kerajaan Jepang kepada Sekutu yang dipimpin oleh Amerika
Serikat. Bagaimana beritanya? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku
hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.

Kerajaan Jepang Menyerah
Kepada Sekutu

Keesings
historisch archief No. 739 (12-18 Agustus 1945) mencatat pada tanggal 14
Agustus, pada pukul pukul 14.00 bahwa tanggal 10 Agustus, penyiar radio Jepang
mengumumkan bahwa Jepang bersedia tunduk pada persyaratan Potsdam, asalkan
posisi Kaisar tidak terpengaruh. Pada pukul 18:45, nota Jepang diterima di
Washington. Pada hari Sabtu 11 Agustus pada 10:30 nota balasan Amerika dikirim
ke kedutaan Swiss untuk dikirim ke Jepang. Dalam nota itu Amerika Serikat.
menerima proposal Jepang, tetapi Mikado akan berada di bawah komando tinggi
Sekutu. Pada hari Senin, 13 Agustus, Jepang menulis untuk menjawab untuk
menerima tagihan Amerika. Pada hari Selasa, 14 Agustus pukul 1:00 siang, Radio Jepang
mengumumkan bahwa Jepang menerima persyaratan Amerika.

Sambil menunggu Jepang. sebagai tanggapan, Sekutu
terus menyerang di semua lini. Pertempuran paling sengit terjadi di Manchuria,
dimana Rusia membuat kemajuan pesat. Marshal Malinowski, penakluk Koningsbergen,
memegang komando tertinggi disini. Marshal Malinowski, yang bertempur di Wina,
antara lain, memimpin pasukan di NW Purkajew dan Meretskow masing-masing
menyerang di Utara dan Tenggara. Pasukan Malinowski dan Meretskow bergerak ke
arah satu sama lain, di sepanjang jalur kereta api yang membentang dari Hailar
ke Wladiwostok. Di NW Pegunungan Khingan dilewati. Di Korea Utara, kota
pelabuhan Rashin direbut, meskipun ada desas-desus tentang penghentian
permusuhan, pertempuran di Tiongkok terus berlanjut. Pada tanggal 14 Agustus
800 pesawat angkatan laut Sekutu telah menyerang sasaran di pusat Hondo. Amerika
telah menduduki lima pulau lagi di Kepulauan Mariana Utara. Menurut laporan
radio Chungking, Jepang telah menghentikan pertempuran di provinsi Chekiang. Di
Bougainville pasukan Jepang telah menyerah.

Jawaban
Jepang, 15 Agustus. Tepat setelah tengah malam Attlee, Truman, dan Stalin
memberi tahu negara-negara mereka bahwa Jepang telah menyerah. Tanggapan Jepang
terhadap syarat-syarat Sekutu berbunyi sebagai berikut:

‘Mengacu pada pemberitahuan tanggal 10
Agustus, mengenai penerimaan syarat-syarat Deklarasi Potsdam, dan tanggapan
Pemerintah, Jawaban Jepang – Rede Hirohito, Attlee dan Truman – Kabinet Jepang
Baru – Negosiasi di Manila – dari Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Soviet dan
Cina, yang dikirim oleh Menteri Luar Negeri Byrnes pada tanggal 11 Agustus,
Pemerintah Jepang mendapat kehormatan untuk menyampaikan hal-hal berikut kepada
Pemerintah Empat Kekuatan: 1. HM Kaisar telah mengeluarkan Rescript Imperial
mengenai penerimaan ketentuan-ketentuan Deklarasi Potsdam oleh Jepang: 2.
Kaisar siap untuk mengizinkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
pelaksanaan ketentuan-ketentuan Deklarasi Potsdam dan penandatanganannya oleh
pemerintahnya dan markas besar Kekaisaran untuk memastikan. 3. HM juga bersedia
memerintahkan kepada seluruh penguasa angkatan darat, laut dan udara untuk
menghentikan perlawanan aktif dan menyerahkan senjata, serta mematuhi perintah
Panglima Tertinggi Sekutu sesuai dengan syarat sub 1 dan 2 tersebut. Otoritas
ini akan meneruskan perintah ini kepada semua angkatan bersenjata di bawah
komando mereka, dimana pun mereka berada. HM Hirohito kepada Rakyatnya—Kaisar
Jepang juga berbicara langsung kepada rakyatnya melalui radio—untuk pertama
kalinya dalam sejarah. Hirohito mengambil kewajiban serius ‘diturunkan oleh
nenek moyang kekaisaran kita’ untuk berjuang demi kemakmuran dan kebahagiaan
bersama semua bangsa, serta untuk keselamatan dan kesejahteraan rakyat kita.
Dia mengatakan itu ‘jauh dari pikiran kita’ untuk mengganggu, berkomitmen pada
kedaulatan negara lain atau terlibat dalam perluasan wilayah. Terlepas dari perjuangan
yang berani dan upaya rakyat, jalannya peristiwa telah merugikan Jepang. Selain
itu, musuh telah memanfaatkan bom baru dan paling ganas yang kemampuannya
menimbulkan kerusakan tak terhitung dan memakan banyak korban jiwa tak berdosa.
Melanjutkan pertempuran tidak hanya berarti penghancuran bangsa Jepang, tetapi
juga kehancuran total peradaban manusia. Kaisar menyatakan penyesalannya kepada
sekutu Jepang di ‘Asia Timur’  memikirkan
orang mati dan terluka dan membangunkan orang-orang untuk menjaga persatuan dan
mencurahkan seluruh energi mereka untuk membangun ‘masa depan’. Foto: Kaisar Hirohito

Sementara
itu, di Amerika, warga mendengar radio Jepang. siaran diterima, melaporkan
bahwa kerumunan Kekaisaran Istana menangis setelah mendengar pesan itu dan
berseru: ‘Maafkan kami, O Kaisar, usaha kami tidak cukup’. Anami menteri
perang, telah melakukan harakiri. Perdana Menteri Suzoeeki telah mengundurkan
diri. Di lain pihak Pidato Attlee dan Truman memberikan penghormatan kepada
orang-orang itu; Attlee Inggris menyampaikan terima kasih kepada sekutu
terutama kepada Amerika Serikat, tanpa bantuan ajaib mereka upaya perang di
timur ini akan berlangsung bertahun-tahun lagi. Pidatonya disempulkan sebagai
berikut: ‘Perdamaian dipulihkan ke bumi. Mari kita bersyukur kepada Tuhan untuk
pembebasan besar ini: dan untuk belas kasihan-Nya; Panjang umur Raja. Truman
menyatakan bahwa dia percaya bahwa jawaban Jepang ‘adalah penerimaan penuh atas
pernyataan Potsdam, yang; menentukan penyerahan penuh’. Dalam pidatonya kepada
orang banyak di depan Gedung Putih, mengatakan: ‘Ini adalah hari yang akan
menandai akhir dari fasisme dan sistem kepolisian di dunia, adalah ‘Hari
Demokrasi’. Sekarang kita harus menghadapi tugas untuk membalikkan keadaan dan
membangun pemerintahan yang bebas di dunia. Saya tahu kita siap untuk tugas ini’.

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Apa yang Terjadi di Djakarta:
Kilas Berita

Salah
satu surat kabar yang terbit di Belanda. Nieuwe Haagsche courant yang terus
memantau siaran radio dari Batavia (Indonesia), pada edisi Senin, 13-08-1945 menyatakan
bahwa siaran Jepang yang berbasis di Batavia telah diam (berhenti siaran, pen)
sejak Jumat malam (tanggal 10 Agustus, pen). Sudah barang tentu bahwa siaran
radio Jepang di Batavia akan terus diam hingga tanggal 14 Agustus saat Kaisar
Hirohito berpidato dalam menyatakan menyerah dan menyetujui persyaratan dalam
proposal Amerika Serikat.

Sebagaimana diketahui pada masa ini, pada
tanggal 14 Agustus 1945 menjelang beberapa menit sebelum Kaisar Hirohito
berpidato seluruh jaringan listrik seluruh Jawa padam, termasuk di Batavia. Hal
ini menyebabkan radio yang masih bersumber dari listrik tidak bisa menyala
(boleh jadi baterai radio belum ditemukan). Tentu saja militer Jepang di
Batavia kecele, sebab pada saat itu kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan
Tanjung Priok dapat memantau siaran radio Kaisar Hirohito yang dengan segera
informasi itu beredar di darat, yang juga segera ditanggapi oleh para pamueda
revolusioner seperti Adam Malik dan Chairoel Saleh.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top