Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (104):Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (bag-2); Amerika Serikat dan Militer Jepang di Asia




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini 

Meski
Kerajaan Jepang mengakui empat kekuatan dalam pidato Kaisar Hirohito dalam
penyerahan, namun secara defacto Amerika Serikat yang menjadi pemegang komando,
Ini terkesan dari pidato Perdana Menteri Inggris yang berutang budi kepada
Amerika Serikat atas keberhasilan mengakhiri kekuatan militer Jepang di Asia
Timur. Faktanya juga Kerajaan Jepang yang merespon proposal Amerika Serikat yang
menjadi persyaratan menyerah. Dalam penyerahan (militer Jepang) ini mengapa
Amerika Serikat lebih memilih Manila (Filipina) daripada negara lainnya dan
mendelegasikan Inggris ke Indonesia.

Tak pernah Kerajaan Inggris begitu hormat kepada Amerika
Serikat, dan baru itu terjadi sesaat setelah Kerajaan Jepang menyerah kepada
sekutu. Selama ini bahkan sejak perang dunia pertama hanya datar-datar saja
hubungan antar kedua negara. Apa yang menjadi pasal? Kerajaan Inggris sangat
mendongkol karena koloni mereka terusir dari Amerika Serikat setelah perang
yang hebat dan kemudian Amerika Serikat menyatakan kemerdekaannya pada tanggal
4 Juli 1774, Sejak itu Inggris mencari koloni baru dengan menganeksasi Sumatra
dari kekuasaan VOC dan kemudian mengusir Belanda dari Australia tahun 1778. Sejak
itu Australia menjadi koloni Inggris. Pada tahun 1811 Inggris menginvasi
seluruh Hindia Belanda dengan menduduki Jawa. Amerika Serikat yang mendongkol
dan turut membantu Belanda dalam mengevakuasi orang-orang Belanda dari Jawa.

Lantas
apa yang terjadi setelah Kerajaan Jepang menyatakan takluk dan menjelang
detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia? Satu yang pasti bahwa
kenyataannya Amerika Serikat head to head dengan Kerajaan Jepang. Dalam pengaturan
pasca Jepang menyatakan menyerah Amerika Serikatlah yang menjadi pemegang
komando. Pada saat ini di semua negara-negara Asia Timur terdapat militer
Jepang yang wait en see dan para interniran Eropa yang masih meringkuk di
kamp-kamp militer. Lalu bagaimana semuanya berlangsung? Seperti kata ahli
sejarah
tempo doeloe,
semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kerajaan Jepang Menyerah
Kepada Sekutu: Militer Jepang Wait en See di Seluruh Asia Timur

Sehari
setelah Kerajaan Jepang menyatakan menyerah dan memenuhisemua persyaratam dalam
proposal Amerika Serikat, General Mac Arthur memerintahkan Jepang untuk segera
menghentikan permusuhan dan mengirim perwakilan ke Manila untuk menerima
instruksi, mengumumkan bahwa delegasi Jepang dapat berada di Manila
selambat-lambatnya tanggal 20 Agustus 1945. Berita ini seakan Amerika Serikat
telah memilih Manila untuk pusat mereka (Markas Besar) di Asia Pasifik pasca
perang dan menjadi tujuan delegasi Jepang yang kalah untuk kali pertama bertatap
muka dengan (perwakilan) Amerika Serikat.

Amerika Serikat sendiri di Filipina sudah
sejak 1898 di Filipina menggantikan Spanyol (perjanjian Prancis). Pada
tahun-tahun berikutnya fungsi Gubernur Jenderal di Filipina dengan memberikan
kekuasaan kepada pemimpin Filipina untuk menjalankan pemerintahan. Investor
Amerika Serikat tetap tidak tertarik ke Filipina yang menyebabkan intensitas
kehadiran pemerintah dan militer Amerika Serikat kurang. Akibatnya pemerintah
Amerika Serikat menjanjikan kemerdekaan bagi Filipina. Namun jenji itu belum
terpenuhi sudah terjadi invasi militer Jepang dan menduduki Filipina (dan
Amerika Serikat dengan sendirinya terusir dari Filipina). Relatif bersamaan
dengan itu di Asia Tenggara, militer Jepang melakukan serangan mendadak ke
Pearl Harnour di Honolulu, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. Sejak saat
inilah Amerika Serikat mulai terlibat perang dan bergerak untuk melawan Jepang.
Sementara militer Jepang terus invasi dan bahkan pihak Pemerintah Hindia
Belanda menyerah pada bulan 9 Maret 1942 di Subang, pasukan Amerika Serikat
mulai memasuki Pasifik. Angkatan Laut Amerika Serikat merapat di pantai utara Papua
Nugini dan membangun pangkalan (strategi perang Amerika Serikat dimulai dari
pinggiran, dimana pasukan militer Jepang lebi lemah). Lalu militer Amerika
Serikat merangsek dan menduduki  Port
Hollandia (kini Jayapura) kemudian bergerak ke Biak dan lalu ke pulau Morotai.
Pada bulan Juli 1943 pasukan Amerika Serikat sudah menyusup ke Filipina di
bawah komandan Mayor Robert B. Lapham yang bekerjasama dengan para gerilyawan
Filipiuan. Sersan KNIL AG Lembong dan pasukannya yang ditahan Jepang di kamp
konsentrasi Filipina melarikan diri atas bantuan gerilyawan Filipina dan
kemudian pada tanggal 6 Agustus 1943 Sersan Lembok dkk bertemu dengan komandan
Amerika Serikat. Sejak inilah kehadiran Amerika Serikat kembali di Filipina.
Sementara itu, van Mook di Australia tetap memainkan peran melakukan perlawanan
dengan mengirim sisa kapal-kapal Hindia Belanda yang dibantu Australia
melakukan perlawanan terhadap Jepang di Timor dan pulau-pulau selatan Maluku
dan Papau Nugini yang kemudian terhubung dengan pasukan Amerika Serikat dari
Pasifik. Saat itulah kamp konsentrasi Jepang di Rabaul di Nieuw Brittanie ke
Filipina dimana terdapat Sersan Lembong dkk. Secara teknis militer Jepang
dikelilingi oleh pasukan Hindia Belanda dan Australia yang terintegrasi dengan
pasukan Amerika Serikat di Papua Nugini. Ketika pasukan Amerika Serikat membuat
pangkalan di Morotai, militer Jepang berpusat di Ternate (yang head to head
dengan kehadiran militer Amerika Serikat di Morotai). Sementara di Indonesia
sudah berjalan pemerintahan militer Jepang yang mana pemimpin Indonesia
dilibatkan seprti Soekarno dan Mohamad Hatta, di Filipina para gerilyawan
Filipina yang dibantu pasukan Amerika Serikat terus melancarkan perlawanan
kehadiran Jepang. Morotai sendiri sudah diambilalih oleh militer Jepang,
demikian juga Jayapura. Singkat kata, pada tanggal 9 Januari 1945 pasukan
Amerika mendarat dan terjadi pertempuran di Teluk Lingay. Kehadiran pasukan
Amerika Serikat ini disambut oleh para gerilyawan Filipina (termasuk Adolf
Gustaaf Lembong dkk). Sejak itulah militer Jepang mulai terusir dari Filipina.
Puncak perlawanan Amerika Serikat terjadilah apa yang disebut serangan pengecut
dengan mengebom kota Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 yang kemudian di kota
Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Seperti disebut pada artikel sebelum ini,
Kerajaan Jepang menyatakan menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945.

Delegasi
Jepang tiba di Manila pada tanggal 18 Agustus sebanyak 16 orang yang mana enam
diantaranya jenderal Jepang. Di Manila diwakili Sutherland atas nama General
Mac Arthur. Dari pihak Jepang dalam konferenasi di Manila itu dipimpin oleh Kawabe,
wakil kepala Staf Kekaisaran Jepang. Saat awal pertemuan, Kawabe yang coba
mengulurkan tangan untuk bersalaman, salah satu anggota delagasi Amerika
Serikat Jenderal Willoughby mengabaikannya.

Di New York menangkap siaran dari pemancar
Batavia tentang pengumuman bahwa Jepang di Jawa telah menerima dari markas
mereka, perintah ‘gencatan senjata’. Mereka akan menjaga kepemimpinan di tangan
selama diperlukan untuk memastikan perdamaian dan ketertiban. Berdasarkan sebuah
laporan dari [kantor berita] Aneta dari Moratai, di bagian lain Hindia Belanda,
pasukan Jepang tampaknya tidak menerima perintah ini. Catatan: tidak disebutkan
kapan siaran radio dan laporan dari Aneta itu ditansmisikan dan diterima di New
York. Namun diduga pada tanggal 18 Agustus atau sehari sebelumnya Sebagaimana
diketahu bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Pelucutan Militer Jepang dan
Para Interniran Eropa: Inggris Meminta Australia Turut Membantu, Bagaimana
Belanda Sendiri?

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir
Matua Harahap
, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com

 


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top