Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (21): Kantor Berita Antara adalah Suksesi Kantor Berita Alpena; Parada Harahap dan Adam Malik




false
IN



























































































































































*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kantor berita Antara adalah kantor berita pribumi
yang didirikan pada tahun 1937. Kantor berita pribumi pertama adalah Alpena,
didirikan oleh Parada Harahap pada tahun 1925. Kantor berita Antara terhubung
dengan Kantor berita Alpena karena faktor Parada Harahap dan Amir Sjarifoeddin
Harahap. Salah satu kader terbaik Amir Sjarifoeddin di Partai Gerindo adalah
Adam Malik. Salah satu wartawan terbaik Parada Harahap di Tjaja Timoer adalah
Soemanang.

Amir Sjarifoeddin Harahap adalah adik Parada Harahap di
Bataksch Bond. Mohamad Jamin adalah adik Parada Harahap di Sumatranen Bond.
Parada Harahap adalah anggota Bataksch Bond dan juga anggota Sumatranen Bond. WR
Supratman adalah anak buah Parada Harahap di Kantor Berita Alpena. Parada
Harahap sebagai sekretaris Sumatranen Bond menggagas didirikan supra organisasi
kebangsaan pada tahun 1927 yang disingkat namanya PPPKI. Ketua PPPKI adalah MH
Thamrin dan sekretarisnya adalah Parada Harahap. Parada Harahap mengagendakan Kongres
PPPKI pada bulan September 1928 yang juga diintegrasikan dengan Kongres Pemuda
pada Oktober 1928. Parada Harahap menunjuk Dr. Soetomo menjadi ketua panitia
Kongres PPPKI. Lalu dibentuk panitia Kongres Pemuda. Dr. Soetomo mencalonkan
Soegondo (ketua), Parada Harahap mencalonkan Mohamad Jamin sebagai sekretaris
dan Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai bendahara. Penyandang dana dua kongres
ini adalah perhimpunan pengusaha pribumi di Batavia (semacam KADIN) yang
diketuai oleh Parada Harahap. Dalam Kongres Pemuda diperdengarkan lagu
Indonesia Raya karya WR Supratman. Adinegoro adalah editor surat kabar Bintang
Timoer milik Parada Harahap.

Parada Harahap dan Adam Malik meski beda
generasi tetapi sama-sama pernah dibui di penjara Padang Sidempoean. Sumanang
dan Adam Malik berinisiatif mendirikan kantor berita Antara. Dalam pendirian
ini juga turut Sipahoetar yang juga wartawan di Tjaja Timoer.

Itulah cuplikan-cuplikan yang terkait dengan pendirian Kantor
Berita Alpena dan Kantor Berita Antara. Lantas bagaimana sejarah yang
sebenarnya pendirian Kantor Berita Antara. Gambaran umum di atas sudah cukup
menjelaskan, akan tetapi masih perlu diperinci. Mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Parada Harahap: Aneta vs Antara

Surat kabar pribumi juga berlangganakan
berita dengan kantor berita Eropa Aneta. Namun dengan munculnya kantor berita
Indonesia Antara persoalannya menjadi lain. Di Volksarad terjadi pedebatan seru
soal bantuan pemerintah untuk biaya telegram bagi kantor berita Eropa Aneta
(lihat  Bataviaasch nieuwsblad, 17-02-1938).
Disebutkan banyak anggota Volksraad setuju dengan usul itu. Akan tetapi anggota
Volksraad dari golongan pribumi mengkritik usulan itu. Abdul Firman Siregar
gelar Mangaradja Soangkoepon meminta perhatian anggaran yang diusulkan sebanyak
f6.000 harus juga mendapat alokasi untuk kantor berita Indonesia yang baru
didirikan, Antara atau kantor berita berikutnya yang mungkin saja didirikan.
Lebih lanjut meminta perhatian bukankah bantuan pemerintah terhadap kertas
koran (bea impor) juga mencakup untuk keseluruhan baik untuk surat kabar
Eropa/Belanda maupun untuk surat kabar Indonesia?
Kantor berita Indonesia Antara didirikan oleh Adam Malik
dan Soemanang di Batavia tahun

1937. Kantor berita Antara menempati bangunan
yang dimiliki oleh Yahya Malik Nasution. Saat itu, Yahya Malik Nasution lagi
dipengasingan di Digoel. Yahya Malik Nasution tokoh partai politik kelak
menjadi mertua Bob Tutupoli. 

Berita-berita yang dihimpun oleh Kantor
Berita Indonesia Antara tidak hanya digunakan oleh surat kabar pribumi tetapi
juga surat kabar Eropa/Belanda. Berita sebagai hasil kegiatan jurnalistik yang
dipertukarkan tampak semakin intens baik di dalam pers Eropa/Belanda maupun
pers Indonesia. Dalam hal ini kedudukan Kantor berita Antara semakin penting
dan semakin diterima oleh pelanggannya. Sehubungan dengan itu, soal bagaimana
pengembangan kantor berita di Volksraad tetap dibicarakan (lihat Het nieuws van
den dag voor Nederlandsch-Indie, 01-07-1938). Wartawan Antara di Volksraad juga
tampaknya selalu meliput sidang-sidang yang dilakukan. Kehadiran kantor berita
Antara juga telah menjadi perhatian organisasi jurnalis Indonesia, PERDI.
De Indische courant, 31-03-1939
De Indische courant, 31-03-1939: ‘Pers
pribumi, yang tergabung dalam PERDI akan mengadakan kongres kelima di Solo dari
hari Sabtu tanggal 8 hingga Senin tanggal 10 April yang diadakan digedung
societeit Hadiprojo. Direncanakan pada hari Sabtu malam tanggal 8 April dilakukan
acara penerimaan dan reuni, dimana kuliah umum (pidato) akan diberikan. Dalam
kuliah umum ini Parada Harahap dengan topik kantor berita nasional…dalam
kongres ini Kantor berita Antara (yang baru didirikan) juga akan dibahas..’.

Sebagai latar belakang, PERDI (Persatoean Djoernalis
Indonesia) didirikan tahun 1931 dan pada tahun 1939 sudah melakukan lima kali
kongres: Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 18-07-1931 (Congres
Inlandsche Journalisten): ‘Kongres wartawan pribumi pertama diadakan di
Semarang pada 8 Agustus. Kongres ini diketuai oleh jurnalis Semarang,
sekretaris jurnalis Sumatra, Paroehoem [. Program: editor Bahagia Semarang, Pak
Yunus, akan mengadakan kuliah tentang: ‘Jurnalisme dan pengembangan bisnis
surat kabar’; Haji Salim akan berbicara pada ‘Jurnalisme dan kode etik’; RM
Soedarjo tentang ‘Orang-orang dan Jurnalisme; Maradja Loebis tentang ‘Jurnalisme
dan kehidupan sosial’; Saeroen dari Sin Po tentang ‘Jurnalisme dan gerakan
rakyat’ dan Parada Harahap tentang ‘Jurnalisme dan ekonomi’, sementara editor Soeara
Oemoem akan berbicara pada ‘Jurnalisme dan malaise. Kemudian, organisasi
wartawan, dengan Mr Saeroen sebagai ketua dan Bapak Parada Harahap sebagai
sekretaris dan bendahara. Komisaris adalah 
Bakrie [Soeraatmadja], Yunus dan Koesoemodirdjo’.
  

Dalam kongres PERDI yang diadakan di Solo
pada bulan April 1938 soal kantor berita nasional menjadi agenda kongres. Ini
diawali dengan pidato umum yang disampaikan oleh Parada Harahap dengan topik
kantor berita nasional. Tentang pendirian kantor berita nasional Indonesia
Antara juga dibicarakan dalam kongres.

Parada Harahap tentu saja memiliki kompetensi dalam
membicarakan kantor berita nasional. Parada Harahap pada tahun 1925 mendirikan
kantor berita Alpena. Kantor berita ini merupakan kantor berita pribumi
pertama. Untuk mendukung kantor berita Alpena, Parada Harahap merekrut WR
Soepratman dari Bandoeng sebagai editor yang juga merangkap sebagai wartawan.
WR Soepratman yang masih lajang tinggal menempati salah satu pavilion rumah
Parada Harahap. Pendirian kantor berita Alpena ini tampaknya ingin mengikuti
sejarah pendirian kantor berita Aneta tahunn 1917 di Batavia oleh Dominique
Willem Berretty seorang Indo kelahiran di Djokjakarta 20 November 1891.

Parada Harahap,bekerja sebagai pegawai perkebunan  tahun 1917 membongkar kasus poenalie sanctie
di perkebunan Deli dan mengirimkan laporannya ke surat kabar Benih Merdeka yang
terbit di Medan. Ketika laporan itu yang dimuat surat kabar tersebut pada tahun
1918 menjadi heboh, Parada Harahap dipecat sebagai krani (juru tulis) di
perusahaan perkebunan itu. Pada tahun 1919 Parada Harahap yang baru genap
berumur 19 tahun pulang kampung dan mendirikan surat kabar Sinar Merdeka di
Padang Sidempoean. Di Padang Sidempoean, Parada Harahap dengan surat kabarnya
Sinar Merdeka belasan kali terkena delik pers dan beberapa kali harus dibui.
Pada tahun 1922 Parada Harahap hijrah ke Batavia dan mendirikan surat kabar
Bintang Hindia (terbit sekali seminggu). Pada tahun 1925 Parada Harahap
mendirikan kantor berita Alpena dan melakukan perjalanan jurnalistik ke
kota-kota di Sumatra dan Semenanjung (Malaysia). Hasil laporan perjalanan ini
dibukukannya dan diterbitkan pada tahun 1926 dengan judul Perjalanan ke
Sumatra: Dari Pantai ke Pantai. Buku ini menjadi buku pertama yang ditulis oleh
seorang jurnalis pribumi. Pada tahun terbit buku ini, Parada Harahap mendirikan
lagi surat kabar di Batavia yang diberinama Bintang Timoer (terbit setiap
hari). Bintang Timoer adalah harian pertama pribumi (yang lain masih tiga kali
seminggu).
Dari kongres PERDI di Solo tahun 1939 diputuskan
kantor pusat berada di Batavia. Diputuskan ketua baru terpilih adalah M.
Tabrani dari Pemandangan dan A. Sipahoetar dari Antara sebagai sekretaris
(lihat De Indische courant, 12-04-1939). Selain disebutkan kongres berikutnya
tahun 1940 di Batavia juga diputuskan bahwa Kantor berita Antara sejak sekarang
telah dipisahkan (dilepas) dari PERDI. Ini mengindikasikan bahwa Kantor berita
Antara akan mandiri sebagai unit media tersendiri. Perubahan orientasi kantor
berita Antara ini juga dibicarakan di dalam Kongres Rakjat Indonesia (KRI).

De Maasbode, 27-12-1939:
‘Kongres Rakjat Indonesia, yang diselenggarakan oleh federasi asosiasi pribumi,
GAPI..Pertemuan publik yang dihadiri oleh 3.500 orang. Ketua juga mengumumkan
bahwa 26 partai telah bergabung dengan kongres.
Kemudian keputusan kongres diumumkan kepada publik
terdiri adari (1) Pembentukan Kongres Rakjat Indonesia yang permanen; (2) Pengakuan
atas bendera merah-putih sebagai bendera persatuan; (3) Penerimaan Indonesia
Raja sebagai lagu kebangsaan; (4) Pembenaran penggunaan bahasa Melayu di dewan
perwakilan (Volksraad); (5) Membangun kantor berita nasional dengan mendukung
kantor berita Antara yang ada. Untuk pelaksanaannya  GAPI sebagai pelaksana keputusan kongres.
GAPI (Gabungan Politik
Indonesia) adalah suksesi dari PPPKI (Permoefakatan Perhimpunan-Prhimpunan
Kebangsaan Indonesia). PPPKI digagas oleh Parada Harahap pada tahun 1927 yang
mana sebagai ketua dan sekretaris pertama adalah MH Thamrin dan Parada Harahap.
Saat itu sudah berdiri kantor berita Alpena yang dipimpin oleh Parada Harahap
(didirikan tahun 1925). Salah satu prioritas waktu itu adalah pembangunan
gedung permufakatan PPPKI (yang kini situsnya masih eksis di Gang Kenari yang
sering disebut Gedung MH Thamrin). Setelah 12 tahun pembentukan PPPKI kini pada
tahun 1939 didirikan GAPI tepatnya pada tanggal 21 Mei 1939 di Gedung
Permoefakatan (Gang Kenari). Idem dito, kantor berita Antara yang didirikan
tahun 1937 kini mendapat dukungan dari GAPI. Dukungan Kongres Rakyat Indonesia
(KRI) yang diadakan tanggal 25 Desember 1939 oleh GAPI ini dalam bentuk
pembangunan Kantor berita Antara sebagai kantor berita nasional. Gedung PPPKI
dan Gedung Antara dalam hal ini jelas adalah situs penting dalam perjuangan
bangsa.
GAPI ini dijalankan oleh sekretariat tetap yang terdiri
atas sekretaris dan bendahara. Sebagai sekretaris adalah Abikoesno Tjokrosujoso
(PSII) dan wakilnya adalah Mr. Amir Sjarifoeddin (Gerindo). Untuk posisi
bendahara adalah MH Thamrin (Parindra).
Bataviaasch nieuwsblad, 15-07-1941

PPPKI beranggotakan
perhimpunan kebangsaan dan partai politik seperti Kaoem Betawi, Bataksch Bond,
Boedi Oetomo, Sumatranen Bond dan Pasoendan dan Partai PNI. Kini, kondisinya
telah berubah. GAPI lebih berkembang karena terdiri dari tujuh partai politik
dan 19 organisasi kebangsaan Indonesia seperti Partai Indonesia Raya Parindra),
Gerakan Rakjat Indonesia (Gerindo), Partai Islam Indonesia, Persatuan Partai
Katolik Indonesia, Persatuan Sarikat Islam Indonesia), Pagoejoeban Pasoendan
dan Persatoean Minahasa. Parada Harahap sendiri dalam GAPI ini adalah anggota
Parindra (yang digagas oleh Dr. Soetomo dan Dr. Radjamin Nasution pada tahun
1935) sementara Adam Malik sebagai anggota Gerindo. Adam Malik adalah anak buah
Amir Sjarifoeddin Harahap dan Amir Sjarifoeddin adalah anak buah Parada
Harahap.

Gedung kantor berita nasinal Antara akhirnya
bisa direalisasikan. Peresmiannya dihadiri sangat ramai dilakukan pada tanggal
15 Juli 1941 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 15-07-1941). Hadir dalam peresmian
ini Bapak Abiekoesno dari sekretariat GAPI. Adam Malik mewakili dewan redaksi
Antara mengucapkan kata sambutan dan setelah itu Adam Malik berbicara beberapa
poin dari sejarah Antara yang menjadi kantor berita pada tanggal 13 Desember
1937.
Adam Malik: Kantor Berita Antara Era Kemerdekaan
Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top