Banjir di Jabodetabek pada tanggal 1 Januaru
2020 telah memicu antar pemerintah daerah (Pemda) saling menuding. Dampak
banjir terparah berada di hilir di Jakarta, Bekasi dan Tangerang. Ujung-ujung
dari saling tuding tersebut adalah wilayah Bogor yang disudutkan. Tentu saja
Pemerintah Daerah Bogor tidak menerima begitu saja. Lantas dimana Pemerintah
Pusat?
![]() |
Peta (solusi banjir) Jakarta, 1740 |
Sejarah banjir Jakarta, Bekasi dan Tengerang memiliki
pola yang sama dengan sejarah banjir di Semarang, Surabaja, Padang dan
kota-kota lainnya yang berada di pesisir pantai. Polanya tetap sejak tempo
doeloe hingga ini hari. Banjir besar yang sekarang bukanlah yang terbesar,
sejak lampau banjir besar sudah terjadi bahkan ketika kota-kota tersebut belum
sepadat sekarang. Banjir dan dampak banjir adalah satu masalah, tetapi solusi
penanganan masalah jauh lebih penting. Jika cara ini yang digunakan maka tidak
akan saling menuding.
hari ini. Banjir besar sudah sedari doeloe. Jadi jangan katakan banjir yang sekarang
adalah banjir terbesar dalam sejarah. Sebab pernyataan serupa ini hanya sekadar
menyembunyikan kesalahan perencanaan dalam solusi banjir. Dalam hal ini
pemerintah daerah juga jangan dibiarkan bertengkar sendiri. Persoalan banjir antar
pemda seharusnya pemerintah provinsi/pusat harus hadir. Ada yang hilang dalam
sistem penanganan banjir dewasa ini jika dibandingkan tempo doeloe. Yang hilang
tersebut adalah tidak terlihatnya lagi peran pemerintah provinsi/pusat dalam
program-program pengendalian banjir sebagaimana dulu dipraktekkan pada era
kolonial Belanda. Anda tidak yakin? Mari kita periksa sumber-sumber tempo
doeloe bagaimana mereka mengantisipasi dan mengatasi potensi banjir sebelum
benar-benar menadi banjir bandang.
dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena
sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Penanganan Simultan di Hulu
mengalir dari Bogor. Aliran sungai ini sudah berlangsung sejak jaman kuno tanpa
henti hingga ini hari. Banjir juga sudah terjadi sejak kuno. Banjir sudah ada
sebelum Jakarta, Bekasi dan Tangerang sepadat sekarang dan belum ada villa daerah
(Puncak) Bogor.
![]() |
Banjir di Bekasi, 01-01-2020 |
Lantas apa kesalahan
Bogor di mata Jakarta, Bekasi dan Tangerang jika (masih) terjadi banjir
sekarang? Apakah tiga kota di hilir ini pantas melontarkan tudingan ke Bogor?
Toh juga air mengalir sejak tempo doeloe dan banjir juga sudah terjadi tempo
doeloe. Lalu apakah semua masalah banjir di hilir pantas harus ditanggung semua
Bogor yang berada di hulu? Bagi Bogor merasa tidak elok ketika misalnya di Jakarta
membangun perumahan dan mengalami kebanjiran lalu Bogor diprotes karena
membangun villa di Puncak. Perdebatan semacam ini bersifat kekanak-kanakan dan
tidak proporsional dan tidak produktif. Lantas mengapa empat wilayah ini tidak
disatukan (bersatu) dalam penanganan banjir sebagaimana yang pernah dilakukan era
kolonial Belanda.
mendeskripsikan sejarah solusi banjir, ada baiknya dikutip terlebih dahulu
ringkasan (data) banjir di tiga kota di hilir pada tanggal 1 Januari 2020. Data
yang disajikan tersebut menggambarkan sebaran banjir yang mengindikasikan
tingginya luapan air menurut waktu (lihat https://www.kompas.com
tanggal 01/01/2020 pukul 10.30).
Banjir
Tunggu deskripsi
lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.