Sejarah

Sejarah Padang Sidempuan (11): Guru-Guru di Padang Sidempuan Tempo Dulu; Soetan Tagor Moelia dan Soetan Soripada Moelia




false
IN



























































































































































false
IN


























































































































































Bagaimana
sejarah Soetan Tagor Moelia dan Soetan Soripada Moelia
? Seperti disebut di atas, keduanya adalah tokoh
pendidikan di Kota Padang Sidempuan. Namun sangat sayang sejarah kedua tokoh
ini kurang terinformasikan. Untuk lebih melengakapi sejarah kedua tokoh ini
diperlukan penggalian data. Akan tetapi darimana dimulai
? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Soetan Tagor Moelia dan Soetan
Soripada Moelia: Berangkat Sekolah

Perpustakaan Soetan Tagor Moelia di Kota Padang Sidempuan, sesuai google
earth berada di Jalan Soetan Soripada Moelia. Cocok. Nama guru Sutan Tagor Mulia
berdampingan dengan nama guru Sutan Soripada Mulia. Sama-sama menyandang nama
Mulia di dalam nama gelar masing-masing. Tentu saja masih ada nama Mulia dalam
gelarnya yakni Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia (anak seorang guru
di Padang Sidempoean, Hamonangan Harahap).

Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia,
lahir di kota Padang Sidempoean pada tanggal 21 Januari, 1896. Pada tahun ini
Raden Kartono berangkat kuliah ke Belanda setelah menyelesaikan HBS (setingkat
SMA) di Semarang. Raden Kartono adalah mahasiswa pribumi pertama di Belanda.
Raden Kartono adalah abang dari RA Kartini. Mahasiswa kedua di Belanda adalah kelahiran
Padang Sidempoean, Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan (paman dari Soetan
Tagor Moelia). Soetan Casajangan tiba di Belanda pada tahun 1903. Pada tahun
1911 Soetan Goenoeng Moelia berangkat kuliah ke Belanda. Soetan Casajangan
adalah pendiri Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (Indische Vereeniging) di
Belanda tahun 1908. Soetan Goenoeng Moelia, guru pribumi pertama bergelar
doktor (Ph.D) kelak dikenal sebagai Menteri Pendidikan RI yang kedua
(menggantikan Ki Hadjar Dewantara).

Perpustakaan Kabupaten (Tapanuli Selatan) di kota Padang Sidempuan, pada
saat saya masih sekolah dasar dan SMP (1975-1879) berada di Jalan KH Achmad
Dahlan (tidak jauh dari sekolah SD dan SMP saya). Nama perpustakaannya adalah
Perpustakaan Willem Iskander. Saya dua kali seminggu ke perpustakaan ini dimana
saya menemukan buku legendaris Willem Iskander berjudul ‘Sibulus-bulus,
Sirumbuk-rumbuk’. Tentu saja buku-buku novel dan roman di perpustakaan itu
banyak. Saya lebih suka buku-buku roman sejarah atau novel petualangan seperti
seri karya Dr. Karl May. Pada saat saya SMA (1981-1983) perpustakaan ini pindah
ke gedung utama eks Kantor Bupati Tapanuli Selatan (sehubungan dengan
selesainya kantor bupati yang baru). SMA dan perpustakaan ini sama-sama berada
di Jalan Merdeka. Saya masih sekali-sekali ke alamat baru perpustakaan Willem
Iskander ini.

Seperti disebut di atas, Sati Nasution alias
Willem Iskander setelah menyelesaikan pendidikan dasar, sempat bekerja sebagai
penulis di kantor Asisten Residen (Afdeeling) Mandailing en Angkola di
Panjaboengan dan kemudian berangkat studi ke Belanda untuk mendapatkan akta guru
tahun 1857 (usianya 17 tahun). Willem Iskander menyelesaikan studinya pada
tahun 1860.  Pada tahun 1861 Willem
Iskander tiba di tanah air dan kembali ke kampong di Panjaboengan. Pada tahun
1862 Willem Iskander mendirikan sekolah guru (kweekschool) di kampong Tanobato
(dekat Panjaboengan). Salah satu siswa Willem Iskander di tahun pertama
pendidirian adalah Mangaradja Soetan (ayah dari Soetan Casajangan). Pada tahun
1865 kweekschool Tanobato dinyatakan pemerintah yang terbaik di Hindia Belanda.
Dua kweekschool yang ada saat itu adalah Kweekschool Soeracarta, didirikan
tahun 1851 dan Kweekschool Fort de Kock (didirikan 1856). Pada tahun 1866
kweekschool yang baru didirikan di Bandoeng.

Soetan
Soripada Moelia kira-kira seumur dengan Soetan Goenoeng Moelia. Soetan Soripada
Moelia dengan nama kecil Firman Rangkoeti lahir di Roending, Panjaboengan,
onderafdeeling Mandailing tanggal 26 Desember 1896. Firman Rangkoeti setelah menyelesaikan
pendidikan dasar melanjutkan sekolah guru (kweekschool) di Fort de Kock tahun
1909.

Kweekschool Fort de Kock adalah sekolah guru
yang kedua didirikan di Hindia Belanda tahun 1856. Pada tahun 1862 Willem
Iskander mendirikan sekolah guru di Tanobato. Pada tahun 1874 Willem Iskander
mendapat beasiswa dari pemerintah untuk melanjutkan studi guru yang lebih
tinggi ke Belanda yang dengannya termasuk tiga guru muda dari Soeracarta (Raden
Soerono) dari Bandoeng (Adi Sasmita) dan dari Tapanuli (Barnas Loebis). Oleh
karena itu, Kweekschool Tanobato ditutup tahun 1873, tetapi direncanakan akan
dibangun sekolah guru yang lebih besar di Padang Sidempoean yang akan dibuka
tahun 1979. Willem Iskander sepulang dari Belanda akan diplot sebagai direktur
sekolah guru Padang Sidempoean. Namun, sayang, tiga guru muda yang dibawa
Willlem Iskander meninggal di Belanda dalam waktu yang berbeda. Willem Iskander
sendiri dapat penyelesaikan pendidikannya, namun tahun 1876 Willem Iskander
juga dikabarkan meninggal di Belanda. Habis sudah guru dan calon guru terbaik
pribumi. Pada tahun 1879 Kweekschool Padang Sidempoean dibuka dengan direktur
Mr Harmsen. Salah satu guru muda yang mengajar di Kweekschool Padang Sidempoean
adalah Charles Adriaan van Ophuijsen (anak W van Ophuijsen pendiri Kweekschool
Fort de Kock). Charles van Ophuijsen pada tahun 1886 menjadi direktur
Kweekschool Padang Sidempoean. Lulusan pertama Kweekschool Padang Sidempoean
adalah Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda dan Soetan Casajangan sendiri lulus
tahun 1887. Charles Adriaan van Ophuijsen dipromosikan menjadi Direktur
Pendidikan Pantai Barat Sumatra di Padang. Tidak lama setelah kepergian Charles
van Ophuijsen dari Padang Sidempoean, Kweekschool Padang Sidepoean ditutup tahun
1891 karena defisit anggaran pemerintah. Ssatu angkatan yang belum selesai
studi di kweekschool Padang Sidempoean diarahkan untuk melanjutkan studi ke
Kweekschool Fort de Kock, salah satu diantaranya Hasan Nasoetion gelar
Mangaradja Salamboewe. Sejak itulah siswa-siswa lulusan sekolah Afdeeeling
Padang Sidempoean (nama lama Afdeeling Mandailing en Angkola) yang ingin
menjadi guru harus melanjutkan studi ke Fort de Kock. Beberapa guru Padang
Sidempoean lulusan Kweekschool Fort de Kock yang kelak menjadi terkenal adalah Hamonangan
Harahap (ayah dari Soetan Goenoeng Moelia) serta Soetan Pangoerabaan Pane (ayah
dari Sanoesi Pane, Armijn Pane dan Lafran Pane), Kajamoedin Harahap gelar Radja
Goenoeng (1897) dan Joshua Batubara. Seperti disebut di atas, Soetan Soripada
Moelia menlanjutkan pendidikan di Kweekschool Fort de Kock tahun 1909.

Setelah
sempat beberapa waktu mengajar, Soetan Soripada Moelia melanjutkan studi ke Hogere
Kweekschool, Poerworedjo (residentie Bagelan) tahun 1915. Setelah lulus
mendapat akta guru lisensi Eropa di Jawa, Soetan Soeripada Moelia diangkat
sebagai guru HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Padang Sidempoean pada tahun
1918. Pada tahun ini juga (1918) sekolah HIS yang baru di Kotanopan akan dibuka.
Yang akan menjadi direktur di sekolah HIS Kotanopan adalah Mr Soetan Goenoeng
Moelia, kandidat sarjana pendidikan di Belanda.

Sekolah tinggi guru Hogere Kweekschool di
Poerworedjo dibuka pada tahun 1914. Pendirian sekolah Hoogere Kweekschool (HKS)
ini pada dasarnya seiring dengan pembentukan sekolah Hollandsch-Inlandsche
School (HIS) sebagai alternatif untuk sekolah dasar Eropa (ELS). Soetan
Soripada Moelia adalah angkatan kedua di Hogere Kweekschool, Poerworedjo. Pada
tahun 1920 sekolah sejenis dibuka di Bandoeng. Pada tahun 1923 GB Joshua
Batubara, lulusan kweekschool Fort de Kock melanjutkak studi ke Hogere
Kweekschool, Poerworedjo (dan kemudian menjadi guru HIS Swasta di Sipirok).
Oleh Pada tahun 1929 GB Josua Batubara dianggap berprestasi, pemerintah
memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya (untuk mendapatkan gelar
sarjana pendidikan seperti Soetan Goenoeng Moelia) ke Belanda di Groningen
tahun 1929. Pada tahun 1927 Soetan Goenoeng Moelia yang telah menjadi anggota
Volksraad di Batavia, diangkat menjadi wakil direktur Normaalschool di Meester
Cornelis (kini Perpustakaan Nasional). Saat itu yang menjadi direktur
Normaalschool Meester Cornelis adalah Mr Soetan Casajangan (sarjana pendidikan
pertama pribumi, lulus 1911 di Belanda). Soetan Casajangan sendiri pulang ke
tanah air tahun 1913 menjadi direktur Kweekschool Fort de Kock. Lalu setelah
pindah ke Doloksanggoel dan Ambon serta menjadi asisten Inspektur Pribumi di
Batavia tahun 1922 diangkat menjadi direktur Normaal School Meester Cornelis.

Soetan
Soripada Moelia kemudian dipindahkan ke sekolah HIS Kotanopan dan kemudian ke
sekolah HIS (yang sudah dinegerikan) di Sipirok. Pada tahun 1930 Soetan
Soripada Moelia mengikuti kursus Hoofdacte di Bandoeng.

Pada tahun 1929 Mr. Soetan Goenoeng Moelia
diangkat menjadi anggota Komisi Pendidikan HIS (satu-satunya pribumi). Pada
tahun 1929 ini juga diselenggarakan kursus akte guru kepala di Bandoeng, suatu
kursus untuk penyetaraan guru setingkat sarjana pendidikan di Belanda. Salah
satu guru dalam kursus ini adalah Mr. Soetan Goenoeng Moelia. Pada tahun 1930
Mr Soetan Goenoeng Moelia melanjutkan pendidikan ke Belanda untuk mendapatkan
gelar doktor (Ph.D). Lulus tahun 1933 di Belanda dan pada waktu yang sama
ayahnya Mangaradja Hamonangan meninggal dunia di Padang Sidempoean. Mr. Soetan
Goenoeng Moelia di satu sisi mendapat kabar gembira (Ph.D) di sisi yang lain
mendapat kabar duka (ayah meninggal). Mr. Soetan Goenoeng Moelia tidak bisa
hadir di pemakaman sang ayah di desa Sitamiang, Padang Sidempoean. Soetan
Goenoeng Moelia adalah pribumi pertama yang meraih gelar doktor di bidang
pendidikan.
Mr. Todoeng gelar Soetan Goenoeng Moelia
menurut berita Bataviaasch nieuwsblad, 20-01-1934 akan diangkat menjadi
direktur Hoogere Kweekschool (HKS) yang didirikan tahun 1920.

Setelah
Soetan Soripada Moelia mendapat akte guru kepala di Bandoeng pada tahun 1932
kembali ke kampong halaman mengajar di HIS Padang Sidempoean. Pada tahun 1935
Soetan Soripada Moelia diangkat menjadi direktur HIS Padang Sidempoean. Gedung
HIS Padang Sidempoean adalah eks gedung Kweekschool Padang Sidempoean yang
ditutp tahun 1892 (kini menjadi SMA Negeri Padang Sidempoean, sekolah SMA
saya). Sebelumnya pada tahun 1934 di kota Padang Sidempoean didirikan sekolah
MULO (yang diterima adalah lulusan HIS).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Soetan Tagor Moelia dan Soetan
Soripada Moelia: Pengabdian di Padang Sidempuan

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top