Sejarah

Sejarah Papua (39): Musik Tradisi, Black Brothers, Tielman Brothers dan Panber’s; RMS, PRRI dan Permesta, Timor Leste




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini

Penduduk
Papua, seperti halnya penduduk pulau-pulau lainnya di Indonesia secara umum
memiliki jiwa seni (musik). Itu diulai dari musik tradisi, sebagai salah satu muara
penjiawaan lingkungan sekitar dan sekaligus menjadi sarana untuk mengungkapkan
perasaan hati (senang dan duka) lewat lagu. Musik dan lagu tradisi itu
bertransformasi menjadi musik modern (band) yang di wilayah Papua pada awalnya direpresentasikan
oleh grup band Black Brothers. Saya menikmati musik grup band ini saat duduk di
penghujung sekolah dasar dan awal sekolah menengah
. Dalam hal ini, groep band Black Brothers adalah
bagian dari sejarah Papua.

Groep band Black Brothers bermula dari grup
musik Lost Iriantos tahun 1974 yang terdiri empat personil Hengky Mirantoneng
Sumanti (vocal en guitar), Benny Bettay (bass), Stevie Mambor (drum) dan Jochie
Pattipeiluhu (keyboard) plus Andi Ayamiseba sebagai manajer. Lalu tidak sengaja
kehadiran band Panjaitan Bersaudara (Panber’s) di Papua, grup band Lost
Iriantos menjadi band pembuka. Benny Panjaitan dari Panber’s menyarankan grup
Lost Iriantos hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan kariri. Personil Lost
Iriantos tampaknya mengamini pesan Benny. Dalam perkembangannya empat personil
band ini merantau ke Jakarta yang mana Andi Ayamiseba sudah lebih awal merantau
di Jakarta. Di Jakarta Andi Ayamiseba dkk melengkapi personel dengan mengajak David
Rumagesan yang merantau di Jogjakarta sebagai pemain saksofon dan mengundang
Amry Kahar dari Sorong sebagai pemain trompet. Dengan formasi baru ini di
Jakarta, nama awal Lost Iriantos berganti nama menjadi Black Brothers. Album
pertama diluncurkan dengan label Irama Tara yang didalamnya termasuk lagu Kisah
Seorang Pramuria (yang mirip lagu The Mercy;s) dan lagu yang bersifat musik
tradisi Papua berirama rock berjudul Huembello.

Lantas
bagaimana sejarah musik tradisi Papua dan groep band Black Brothers
? Seperti disebutkan di atas musik tradisi Papua telah
ditransformasikan ke musik modern yang diawali oleh groep band Black Brothers.
Lalu bagaimana sejarah lebih lanjut groep band Black Brother van Papua
? Kita tidak pernah memahaminya. Namun demikian
kita dapat belajar dari berbagai dinamika yang pernah terjadi di Indonesia yang
dapat dikaitkan dengan kejadian-kejadian hijrahnya groep musik Tielman Brothers
ke Belanda dan munculnya pergolakan di daerah seperti PRRI dan Permesta, Republik
Maluku Selatan dan integrasi Timor Leste.
Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe,
semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.

Tielman Brothers, Panber’s dan
Black Brothers

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Peta Musik Indonesia: Situasi
dan Kondisi Era Republik Maluku Selatan, PRRI dan Permesta, Integrasi Timor (Leste)
Timur

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top