*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pers dalam blog ini Klik Disini
Narasi sejarah RRI di Wikipedia terkesan
bersifat gaya novelis. Namun bagaimana sejarah radio di Indonesia secara
historis sejak era Hindia Belanda tetap kurang terinformasikan sepenuhnya. Dalam
hal ini satu fase terpenting dalam sejarah radio Indonesia adalah dalam proses
pembentukan radio pemerintah Indonesia, Radio Republik Indonesia (RRI).

Sejarah
Radio Republik Indonesia bermula secara resmi pada tanggal 11 September 1945,
oleh para tokoh yang mengoperasikan stasiun radio Jepang Hoso Kyoku di 6 kota.
Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam, menghasilkan
keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih dr. Abdulrahman
Saleh sebagai pemimpin umum. Pada bulan 1 Maret 1942 Belanda menyerah kepada
Jepang, tepat pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah Belanda dengan seluruh
angkatan perangnya menyatakan menyerah kalah di Kalijati Subang. Radio siaran
yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dimatikan dan diurus oleh jawatan khusus
bernama Pusat Jawatan Radio Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran
dan berkedudukan di Jakarta. Cabang-cabangnya terdapat di Bandung, Purwakarta,
Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya dan Malang. sesungguhnya di juga
berdiri Medan Hoso Kyoku dibulan Maret 1942. Kini mereka menuntut penyerahan
radio Hoso Kyoku kepada mereka. Bandung Hoso Kyoku yang dapat direbut tanggal
16 Agustus 1945. Setelah proklamasi dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945, bertempat
di kantor Solo Hoso Kyoku Balapan 199, Yasaki menandatangani naskah penyerahan
kekuasaan atas Solo Hoso Kyoku dalam bahasa Jepang dan Indonesia tepat pada jam
10.00 pada tanggal 1 Oktober 1945. Sebagai balas budi Yasaki, Yamamoto dan Kono
(Kepala Teknik) diberitahu. Dengan penyerahaan kekuasaan oleh Yasaki kepada
Maladi atas Solo Hoso Kyoku pada tanggal 10 Oktober 1945, maka bagian pertama
dari program RRI di Surakarta telah terlaksana. Keselamatan mereka di Solo dan
kemudian di tempat kosentrasi orang-orang Jepang di Baros Tampir akan dijamin. Wakil
– wakil dari 8 studio RRI di Jawa berkumpul lagi untuk bermusyawarah pada
tanggal 12 dan 13 Januari 1946. Konperensi radio kedua ini di adakan di Solo
yang mendorong bahkan mengharuskan bermusyawarah ialah situasi negara dan
keadaan studio – studio RRI (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah Radio, Radio
Bandoeng, Radio Republik Indonesia? Seperti disebut di atas, sebelum
terbentuknya Radio Republik Indonesia, ada sejarah awal yang dimulai dari era
Pemerintah Hindia Belanda. Siapa Sakti Alamsjah Siregar dan Abdulrahman Saleh. Lalu
bagaimana sejarah Radio, Radio Bandoeng, Radio Republik Indonesia? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Radio, Radio Bandoeng, Radio Republik Indonesia; Sakti
Alamsjah Siergar dan Abdulrahman Saleh
Bagaimana situasi dan kondisi di Indonesia selama
pendudukan Jepang, tidak ada yang mengetahuinya di dunia internasional.
Pemerintahan militer Jepang di Indonesia menutup saluran internasional,
mengontrol pemberitaan pers seperti cetakan dan radio. Tapi, sesunguhnya bukan
karena itu saja, juga karena orang-orang Eropa/Belanda di Indonesia telah
dimasukkan semuanya ke dalam kamp interniran. Lagi pula wilayah (kerajaan)
Belanda sejak Mei 1940 diduduki militer Jerman. Dengan pendudukan militer
Jepang di Indonesia, sejak Maret 1942, praktis lalu lintas orang-orang Belanda
dari dan ke Indonesia terputus. Lalu dalam perkembangannya, pendudukan militer
Jerman di Belanda harus berakhir bulan Mei 1945. Sejak inilah orang-orang
Belanda ingin mengetahui kembali situasi dan kondisi di Indonesia. Namun itu tampaknya
baru terkoneksi pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945).
De vrije stemmen van Schouwen-Duiveland: tevens mededeelingenblad militair
gezag, 08-09-1945: ‘Berita dari Jawa. Untuk pertama kalinya selama
bertahun-tahun, surat kabar NRC mendengar siaran radio dari Indonesia, yaitu
“Jacatra”, yang mengudara dalam gelombang ultra-pendek. Setiap jam,
dalam bahasa Inggris, informasi tentang tawanan perang dan tawanan sipil
diulangi di Jawa. Para tawanan perang ditempatkan di Jawa dalam dua kubu, yaitu
di Batavia dan Bandoeng, sebanyak 6.107 tawanan ditempatkan disana, yaitu 3.297
(1.449 orang Belanda) di Jacatra dan 2.810 (2739 orang Belanda) di Bandoeng. Para
interniran sipil ditempatkan di tiga kamp di Jawa, di Batavia, Bandoeng dan
Magelang. Ada 62.532 tahanan dimana 59.098 diantaranya adalah orang Belanda. Secara
total, persentase orang sakit di kamp-kamp di Jawa pada 31 Agustus yang lalu untuk
tawanan perang 7.6 persen dan untuk sipil 8.2 persen’.
Dalam situasi dan kondisi perang dunia (termasuk
perang Pasifik) komunikasi yang intens antara satu negara dengan lainnya hanya melalui
(siaran) radio. Pers cetakan hanya terbatas di dalam negara, tetapi itu segera
banyak yang tutup, karena kelangkaan pasokan kertas yang satu negara tergantung
dari kertas impor. Hal itulah mengapa komunikasi pers menjadi mengandalkan
saluran radio termasuk di Indonesia (di bawah pendudukan Jepang). Radio di
Indonesia, apakah karena teknis dan atau karena awareness, siaran dari Indonesia
baru tertangkap di luar negeri pasca kemerdekaan Indonesia, Boleh jadi radio di
Indonesia kini sudah berada di bawah control orang-orang Indonesia.
Banyak factor mengapa kini orang Belanda, seperti contoh surat kabar di
Belanda NRC dengan sengaja atau tidak mencari saluran radio yang berasal dari
Indonesia. Satu yang pelu dicatat, siaran radio dari Djakarta itu berbahasa Inggris
dan secara kebetulan menginformasikan seberapa banyak orang Belanda di
Indonesia berada di dalam tahanan. Berita ini tentu sangat menarik bagi pembaca
di Belanda. Tetapi juga factor lain, mengapa orang di Belanda coba mencari informasi
dari Indonesia. Seperti disebut di atas, Belanda belum terbebaskan dari Jepang
sejak bulan Mei. Saat orang-orang Belanda mulai bernafas di negerinya sendiri,
boleh jadi terpicu karena berita keberhasilan yang telah diraih Sekutu yang
dipimpin Amerika di Pasifik yang di beberapa tempat telah diambil alih,
lebih-lebih salah satu tempat yang telah dibebaskan Sekutu berada di wilayah
Indonesia di Balikpapan, Borneo (lihat Het parool, 04-07-1945). Disebutkan, setelah
pendaratan ketiga mereka di Kalimantan, Australia terus membuat kemajuan yang
baik. Mereka sekarang memiliki jalur pantai sepanjang 18 Km, sementara mereka
mendorong 21 Km ke pedesaan. Radio Tokio juga mengakui pendaratan Sekutu di
Balikpapan, mengatakan bahwa bala bantuan terus ditambahkan ke pasukan darat,
yang berkekuatan 7.000 orang.
Sumber radio menjadi saluran berita-berita internasional,
sumber yang menjadi rujukan kantor-kantor berita dan surat kabar di negara masing-masing.
Sumber dari Indonesia yang berasal dari radio Jakarta, sudah barang tentu bukan
dari orang asing, fakta bahwa Sekutu/Inggris secara resmi belum memasuki
wilayah Indonesia (untuk misi pelucutan senjata dan evakuasi militer Jepang)
pada bulan September 1945. Lalu apakah orang-orang Jepang yang melakukan
aktivitas pers? Tampaknya tidak ada lagi kepentingan orang Jepang di Indonesia
kecuali, berdasarkan komandan militer di Asia Tenggara, militer Jepang hanya
wait en see (untuk proses evakuasi selanjutnya). Dalam hal ini, besar
kemungkinan radio Jakarta sudah berada di bawah control Pemerintah Indonesia.
Sebagaimana diketahui, di dalam artikel sebelum ini, segera setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 PPKI bekerja dan
terlah berhasil menyusun UUD dan kemudian Menyusun organisasi pemerintah, termasuk
pemerintahan di daerah. Hanya saja yang belum diumumkan ke publik, Presiden
Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta belum berhasil menyusun anggota cabinet,
karena salah satu tokoh yang ditunggu adalah Mr Amir Sjarifoeddin Harahap yang
masih berada di tahanan militer Jepang di Malang. Sementara itu, bagaimana
radio Jakarta bisa bekerja dengan baik, karena selama ini di kantor pemberitaan
semasa pendudukan (sebelum proklmasi kemerdekaan Indonesia), secara teknis yang
mengoperasikan pemberitaan radio adalah orang-orang Indonesia sendiri. Dalam
hal ini, radio Jakarta yang dipantau surat kabar NRC di Belanda adalah radio
Indonesia.
Sebelum radio Jakarta berada di bawah control Pemerintah
Indonesia, pada hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945),
sejatinya masih berada di bawah pengawasan (militer) Jepang. Sebab dalam hal
ini tidak dimungkinkan penyiaran teks proklamasi diudarakan melalui radio
Jakarta. Sebab Pemerintah Militer Jepang di Indonesia, yang tengah mengalami shock
akibat pidato Kaisar Hirohita menyatakan takluk kepada Sekutu/Amerika pada
tanggal 14 Agustus, secata politis tidak memiliki kepentingan untuk
mengudarakan teks proklamasi, karena hanya memperburuk situasi internasional
saja (bukankah militer Jepang diinsruksikan wait en see?). Lantas bagaiman
dengan radio Bandoeng?
Sebagaimana diketahui pada masa ini, salah satu penyiar radio Bandoeng, yang
dapat dikatakan berani mengambil risiko, Skati Alamsjah Sirehar membacakan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal hari proklamasi pukul 19 malam. Disebutkan
bahwa teks itu oleh Sakti Alamsjah Siregar membacakannya beberapa kali malam
itu. Teks proklamasi ini diperoleh dari Adam Malik yang kemudian diteruskan
Mochtar Lubis ke Bandoeng melalui kereta api. Bagaimana mereka bertiga memhami celah
saluran radio, karena sebelumnya Adam Malik, Mochtar Lubis dan Sakti Alamsjah
Siregar bekerja di kantor informasi sejak pendudukan Jepang. Implikasi
penyiaran teks proklamasi kemerdekaan yang dibacakan Sakti Alamsjah Siregar
melalui radio Bandoeng dapat dipantai di Jogjakarta dan Australia.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia sendiri kemudian, telah
mengubah situasi dan kondisi di Indonesia. Militer Jepang, yang status wait en
see, dan berada di lingkungan markas militer, tidak bisa lagi mengontrol orang
Indonesia, lebih-lebih dengan semakin meningkatnya lascar-laskan yang dibentuk
oleh orang-orang Indonesia. Orang Indonesia telah mengetahui orang Jepang telah
takluk, dan orang Jepang juga sudah mengetahui pemimpin Indonesia telah
memproklamasikan kemerdekaan, maka militer Jepang khususnya di Djakarta dalam
posisi wait en see tidak lagi bisa berbuat banyak, kecuali hanya untuk
mempertahankan diri saja dan mencegah perpindahan senjata kepada orang-orang
Indonesia yang justru dapat berbalik akan mengancam mereka. Dalam perkembangan
terbaru inilah kemudian, radio yang tidak bersifat militer lalu jatuh ke tangan
orang-orang Indonesia. Suatu radio yang kemudian menyiarkan situasi dan kondisi
di Indonesia dalam siaran bahasa Inggris (agar diketahui pers internasional).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sakti Alamsjah Siergar dan Abdulrahman Saleh: Era
Perang Kemerdekaan Indonesia
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.