*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disini
Pada dasarnya tidak ada alasan untuk berperang. Perang
sendiri, jika tidak binasa akan menanggung kerugian besar. Masalahnya mengapa para
pemimpin Bali tempo doeloe kerap terlibat perang. Apakah orang Bali benar-benar
ingin berperang? Tidak, rakyat Bali ingin cinta damai. Namun mengapa kerap
terjadi perang di Bali?

orang Bali untuk berperang kali pertama muncul pada tahun 1633. Orang Bali
ingin menyerang menyerang Mataram di Banjoewangi. Niat itu mengundang minat
Pemerintah VOC untuk berkolaborasi melawan musuh yang sama. Orang-orang Bali (kerajaan)
Karangasem juga melancarkan perang di Lombok melawan kerajaan Lombok Selaparang
pada tahun 1740. Kerajaan Bali (Boeleleng) berperang dengan Inggris tahun 1815.
Diantara kerajaan-kerajaan di Bali juga terjadi perang. Kerajaan-kerajaan di
Bali juga berperang dengan Pemerintah Hindia Belanda (1846, 1849, 1906 dan
1908). Perang terakhir di Bali adalah perang kemerdekaan RI melawan
NICA-Belanda yang dipimpin I Goesti Ngoerah Rai di Tabanan pada tahun 1946.
Habis itu tidak ada lagi perang.
Kejadian perang di Bali cukup banyak dan diantara
perang itu dikatakan telah terjadi puputan. Salah satu perkara yang menjadi
sebab munculnya perang di Bali adalah soal tawan karang. Semua itu tentu saja
terkait satu sama lain. Yang jelas, rakyat (penduduk) Bali sejatinya tidak ingin
berperang. Seorang peneliti pernah berpendapat bahwa penduduk Bali memiliki
sifat cinta damai yang tergambar dalam diri mereka yang sangat artistik. Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Perang dan Puputan
Poepoetan adalah sungai bawah tanah di pantai
barat Sumatra (lihat Venloosch weekblad, 10-04-1880). Namun poepoetan di Bali
adalah suatu perang hingga orang terakhir. Poepoetan dan penjelasannya pertama
kali ditemukan dalam buku yang ditulis AWF Weitzel dengan judul De derde
militaire expeditie naar het eiland Bali, 1849 yang diterbitkan oleh penerbit J.
Noorduyn en zoon pada tahun 1859.
Pada
saat seperti itu kepala, terlebih lagi, dengan semua orang yang ingin
mengikutinya, berpakaian serba putih, dan mereka semua berlari sekuat tenaga
dengan membawa tombak pendek ke arah musuh. Mereka mati, jika dia menahan
serangan itu, sampai orang terakhir. Perkelahian seperti itu disebut poeputan…Di
lapangan terbuka mereka biasanya dibagi menjadi pelopor, satu korps utama
dengan dua sayap dan satu barisan belakang. Yang disebut pendukung gerakan
melingkar, dan selalu berusaha menyerang musuh di belakang atau di sayap.
Serangan pertama biasanya dilakukan oleh apa yang disebut amoklaoper melawan diri
mereka sendiri sampai mati.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Perang Bali Terakhir
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.