Sejarah

Sejarah Sukabumi (35): Soeria Danoeningrat Diangkat Bupati Soekaboemi 31 Mei 1933; Bersumpah Kepada Leluhur dari Sumedang




false
IN



























































































































































*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Kabupaten Sukabumi di era kolonial
Belanda hanya ada dua. Bupati yang pertama adalah Soeria Natabrata dan bupati
yang kedua adalah Soeria Danoeningrat. Mereka bedua adalah sepupu dari garis
keturunan Bupati Soemedang. Posisi Bupati Soekaboemi sempat lowong (selama
hampir satu tahun) karena Bupati Soeria Natabrata sudah pensiun. Soeria
Danoeningrat diangkat menjadi Bupati Soekaboemi pada tanggal 31 Mei 1933.

Bupati Soekaboemi Soeria Danoeningrat

Pada tahun 1921 Afdeeling Soekaboemi dipisahkan dari
Afdeeling Tjiandjoer. Selama ini pemimpin lokal tertinggi di Afdeeling
Soekaboemi adalah Patih. Sehubungan dengan pemisahan ini Bupati Soekaboemi
diangkat untuk kali pertama. Bupati yang diangkat adalah Soeria Natabrata.
Dengan diangkatnya Soeria Natabrata sebagai Bupati Soekaboemi maka dinasti
Limbangan (Garoet) berakhir di Soekaboemi. Dengan diangkatnya Soeria Danoeningrat sebagai bupati
berikutnya maka dinasti Sumedang terus belanjut.     

Ada
perbedaan waktu antara berakhirnya masa jabatan bupati
Soeria Natabrata dengan
berawalnya jabatan bupati Soeria Danoeningrat. Ini bukan kasus pertama di
Residentie Preanger Regetschappen. Namun yang menjadi soal adalah mengapa pada
masa ini ‘dies-natalis’ dicatat pada tahun 1930. Itu satu hal. Hal lainnya,
yang penting adalah mengapa Soeria Danoeningrat yang dipromosikan menjadi Bupati Soekaboemi dan
bagaimana Soeria Danoeningrat mendapatkannya? Untuk itu mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini
adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Awal Karir Soeria Danoeningrat
Menjadi Bupati Soekaboemi
Di Kota
Buitenzorg (kini Bogor) ada dua sekolah tinggi yakni Sekolah Pertanian (Landbouwschool)
dan Sekolah Kedokteran Hewan (Veeartsenschool). Soeria Danoeningrat diterima pada
tahun pertama di Landbouwschool pada tahun 1909. Pada tahun 1909 ini Sorip
Tagor berada pada tahun ketiga di Veearsenschool. Pada tahun 1912 Soeria
Danoeningrat lulus di Landbouwschool dan Sorip Tagor lulus di Veearsenschool. Dua
sekolah tinggi ini menjadi cikal bakal Institut Pertanian Bogor (IPB Bogor).

Lama studi di Landbouwschool tiga tahun, sementara lama studi di
Veeartsenschool empat tahun. Pada saat Soeria Danoeningrat berada di tingkat
tiga, Abdul Azis Nasution baru masuk di tingkat satu Landbouwschool. Sorip
Tagor dan Abdul Azis Nasution sama-sama berasal dari kota Padang Sidempoean. Sorip
Tagor melanjutkan studi kedokteran hewan ke Belanda dan meraih gelar dokter hewan
(dokter hewan Indonesia pertama), Kelak nanti, ketika Soeria Danoeningrat
menjadi Bupati Soekaboemi, Dr. Sorip Tagor setelah pensiun sebagai kepala Dinas
Peternakan Residentie (West) Preanger memilih tinggal di Soekaboemi (ibu kota
Residentie West Preanger). Sorip Tagor Harahap kini lebih dikenal sebagai kakek
buyut Inez Tagor dan Risty Tagor.
Setelah
lulus Landbouwschool, Soeria Danoeningrat diangkat pemerintah sebagai petugas
pertanian di Pangalengan, Afdeeling Bandoeng. Namun tidak lama kemudian
meninggalkan jabatan ahli pertanian dan melamar di pemerintahan. Soeria
Danoeningrat memulai karir di pemerintahan sebagai mantri polisi di
Pangalengan. Soeria Danoeningrat sebagai mantri polisi diusulkan menjadi kandidat
pejabat administrasi inlandich (semacam CPNS pada masa ini).

Pada tahun 1916 setelah Soeria Danoeningrat menjadi
pegawai pemerintah (semacam PNS) dipromosikan menjadi Asisten Wedana di
onderdistrict Benda, district Tjitjoeroek, Afdeeling Soekaboemi (lihat De
Preanger-bode, 18-05-1916). Pada tahun 1922 Soeria Danoeningrat mengalami
mutasi menjadi Asisten Wedana di Tjikembar/Nagreg (lihat De Preanger-bode, 05-09-1922).
Sejak
1921 di (pulau) Jawa  dibentuk tiga provinsi:
West, Midden dan Oost. Province West Java meliputi wilayah Batavia, Banten,
Preanger dan Tjirebon. Dalam reorganisasi pemerintahan ini Residentie Preanger
Regentschappen dibagi dua wilayah (West Preanger beribu kota di Soekaboemi dan
Oost Preanger beribu kota di Bandoeng).
Dalam hubungan ini Soekaboemi dipisahkan dari
Tjiandjoer dengan mengangkat Bupati Soekaboemi yang pertama. Untuk posisi
Bupati Soekaboemi
diangkat Raden Soeria Natabrata (lihat De Preanger-bode, 13-07-1921).
Pada tahun 1925 di Afdeeling (Regentschap)
Soekaboemi dibentuk dewan kabupaten (Regentschapraad). Untuk memenuhi anggota
dewan dilakukan pemilihan (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 24-09-1925). Untuk
sekadar tambahan bahwa Kota (Gemeente) Soekaboemi sudah memiliki dewan kota
(gemeenteraad) sejak 1914 (pada tahun pembentukan Gemeente Soekaboemi).
Soeria Danoeningrat sebagai Asisten Wedana di
Onderdistrict Tjikembar, District Tjitjoeroek, Afdeeling Soekaboemi menjadi
Wedana di District Meester Cornelis, Afdeeling Meester Cornelis. Pada tahun
1928 Soeria Danoeningrat diangkat menjadi anggota dewan kota (Gemeenteraad)
Meester Cornelis (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-07-1928).
Pada
tahun 1930 beredar kabar bahwa Bupati Soekaboemi akan memasuki pensiun. Entah
bagaimana kandidat Bupati Soekaboemi belum mengemuka. Tampaknya pemerintah
pusat punya strategi lain yakni dengan mempromosikan  Soeria Danoeningrat sebagai Patih Soekaboemi.
Kebijakan ini sesuatu yang lain. Sebab jabatan Bupati akan lowong.
Pada tahun 1931 Soeria Danoeningrat akan
dipromosikan sebagai Patih Soekaboemi. Disebutkan Soeria Danoeningrat akan
menggantikan Patih Soekaboemi Raden Demang Karnabrata (lihat Soerabaijasch
handelsblad, 09-07-1931). Karnabrata disebutkan akan pensiun terhitung tanggal 7
September 1931 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 15-07-1931).
Raden Rangga Karnabrata diangkat menjadi Patih Soekaboemi sejak 1921 (lihat De
Preanger-bode, 29-12-1921). Tampaknya Bupati dan Patih Soekaboemi memulai di
tahun yang sama dan berakhir pula di tahun yang sama.
Akhirnya
kepastian Soeria Danoeningrat diangkat sebagai Patih Soekaboemi diberitakan
surat kabar Bataviaasch nieuwsblad, 27-11-1931. Disebutkan untuk Patih Soekaboemi
adalah Raden Kandoeroean Soeria Danoeningrat, yang saat ini menjabat sebagai districtshoofd
di Meester Cornelis. Beberapa hari kemudian Bataviaasch nieuwsblad, 03-12-1931
memberitakan bahwa besok Soeria Danoeningrat dilantik sebagai Patih Soekaboemi.
Setelah Soeria Danoeningrat dilantik menjadi Patih Soekaboemi (9/12/1931)
jabatan Bupati Soekaboemi yang lowong tidak segera diisi. Untuk sementara
fungsi Bupati Soekaboemi dijalankan oleh Patih Soeria Danoeningrat.
De Indische courant,   07-04-1933: ‘Bupati Soekaboemi. Patih saat ini kemungkinan besar.
Lowongan kerja Bupati di Soekaboemi masih belum terpenuhi. Fungsi ini sekarang
telah dilakukan selama hampir satu tahun oleh Patih Raden Soeria Danoeningrat.
Surat kabar Bataviaasch nieuwsblad mengetahui bahwa penunjukan definitif Bupati
sekarang dapat diharapkan segera dan bahwa Patih tersebut disebutkan sebagai
kandidat yang paling kuat untuk ini’.
Pada
tanggal 31 Mei 1933 terbit Keputusan Gubernur Jenderal untuk mengangkat Bupati
Soekaboemi yakni Soeria Danoeningrat. Pernyataan ini disampaikan Gubernur West
Java CA Schnitzler pada saat melantik Soeria Danoeningrat sebagai Bupati
Soekaboemi (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 22-06-1933).
Upaca pelantikan dilakukan di Soekaboem pada tangga 22 Juni 1933 yang dimulai
pukul 11. Pelantikan dimulai dengan pembacaan surat keputusan dan kemudian
diikuti sumpah.

Het nieuws van den dag voor NI, 22-06-1933

Setelah usai pidato Gubernur West Java CA
Schnitzler, Bupati Soeria Danoeningrat menjawab pidato Gubernur Jawa Barat
dengan kata-kata berikut: ‘Gubernur yang sangat terhormat. Menurut pendapat
saya, merupakan keistimewaan khusus untuk dapat membanggakan menjadi Bupati
pertama yang dipasang oleh Bapak. Gubernur terkasih. Saya senang diangkat,
karena memberi saya hak istimewa untuk mengikuti jejak leluhur saya, leluhur
saya mantan Bupati Soemedang, Galoeh dan Soekapura. Saya senang, karena melalui
penunjukan ini, saya telah mencapai tingkat tertinggi tangga sosial di dalam
pemerintahan pribumi dan Pemerintah telah menganggap kepercayaannya layak.
Keyakinan yang diberikan kepada saya oleh pemerintah akan saya lakukan dengan
penuh kegembiraan, karena bagaimanapun saya sekarang memikul tanggung jawab
seluruh kabupaten Sukabumi, yaitu sekitar 421.709 Ha dan memiliki jumlah penduduk
sekitar 700.000 jiwa. Atas nama leluhur saya, Regen sepuluh generasi Soemedang,
Galoeh, dan Soekapoera yang diwakili disini oleh Bupati Soemedang, Galoeh, dan
Sukapura saat ini, tetapi izinkan saya pertama mengucapkan terima kasih kepada
pemerintah Hindia Belanda untuk pengangkatan saya sebagai Bupati Soekaboemi,
dan kedua untuk ini, cintanya kepada leluhur saya, yang saat ini dari akhirat
akan mengamati upacara khusus ini untuk saya. Saya mengucapkan cinta yang
sangat besar yang dimiliki pemerintah Belanda kepada leluhur saya, karena dalam
penunjukan saya pada posisi tinggi ini saya melihat, meskipun ada banyak
malaise, bukti untuk apresiasi leluhur saya, sejak penunjukan seperti itu
konsekuensi keuangan bagi pemerintah juga terkait. Pada akhir pidato saya ini,
saya memohon kepada Allah untuk memberi saya kekuatan untuk tidak mempermalukan
kepercayaan yang diberikan kepada saya oleh Pemerintah dan untuk dapat memenuhi
tugas yang diberikan olehnya untuk keselamatan dan berkah dari Pemerintah
Belanda dari kabupaten ini dan penduduk kabupaten Soekaboemi. Ik heb gezegd’.

Soeria Danoeningrat Setia Belanda:
Riwayat Pangeran Kornel
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pertemuan Dua Kawan Lama: Soeria
Danoeningrat dan Sorip Tagor Harahap

Tunggu deskripsi lengkapnya

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top