Sejarah

Sejarah Surakarta (36):Sepakbola Surakarta, Sejak Kapan?Klub Bond Kompetisi Federasi hingga Kongres Sepakbola Indonesia, 1931


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini  

Sepakbola tidak hanya sekadar permainan dalam
olahraga, tetapi juga di dalam sepakbola terbentuk organisasi-organisasi, mulai
dari klub, bond hingga federasi. Dalam hal ini, di Soerakarta sepakbola yang
sudah terbentuk lama, juga menjadi tempat dimana gaung politik di dalam dunia
sepakbola dimulai yang dalam hal ini mulai dari terbentuknya federasi sepak
bola pribumi (PSSI) hingga kongres sepakbola Indonesia (1931).


Sejarah
Persepakbolaan di Surakarta: Dari Perkembangan Sampai Pembangunan Stadion
Sriwedari 1920-1948. Muhammad Ajib Al’alawi Jurusan Pendidikan Sejarah,
Universitas Negeri Yogyakarta. Abstrak. Masuknya sepak bola di Surakarta
ditandai ketika para tentara Belanda bermain di halaman Benteng Vastenburg.
Sepak Bola semakin berkembang dengan banyak didirikan klub dan salah satunya
Persatuan Sepak Bola Surakarta atau Persis. R. Ng. Reksodiprojo sebagai
pemimpin Persis membantu terbentuknya PSSI sebagai induk sepak bola di
Indonesia pada 19 April 1930. Paku Buwono X sebagai raja Surakarta ingin
membangun stadion dengan nama Stadion Sriwedari. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui
awal masuknya sepak bola di Surakarta, perkembangan sepak bola di Surakarta
sampai dengan dibangunnya Stadion Sriwedari dan perkembangan sepak bola Surakarta
pasca pembangunan stadion Sriwedari. Hasil penelitian ini menunjukkan awal mula
masuknya sepak bola di Surakarta pada tahun 1906, ditandai dengan berdirinya
bond-bond seperti Romeo, Mars, De Leeuw, Hisbul Waton dan Sport. Bond tersebut
menjadi awal mula berdirinya Persatuan Sepak Bola Surakarta/Persis pada 8
November 1923. Stadion Sriwedari dibangun pada tahun 1932 atas perintah Paku
Buwono X sebagai Raja Surakarta. Pada tahun 1935 Persis menjadi juara dalam
turnamen PSSI. Hal itu menandakan perkembangan sepak bola di Surakarta. Setelah
kemerdekaan Indonesia tepatnya pada 9 September 1948, diadakan Pekan Olahraga
Nasional pertama di Surakarta dengan Stadion Sriwedari sebagai tempat
pelaksanaannya
(https://journal.student.uny.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah sepakbola di
Surakarta, sejak kapan? Seperti disebut di atas, sejarah sepakbola di Indonesia
(baca: Hindia Belanda) adalah satu hal, dan sejarah sepakbola di Soerakarta
adalah hal yang lain lagi. Dalam hal inilah kita berbicara klub, bond, kompetisi,
federasi hingga kongres sepakbola Indonesia, 1931. Lalu bagaimana sejarah sepakbola
di Surakarta, sejak kapan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Sepakbola di Surakarta, Sejak Kapan? Klub, Bond,
Kompetisi, Federasi hingga Kongres Sepakbola Indonesia, 1931

Hingga tahun 1916 belum ada kegiatan sepakbola di Soerakarta.
Boleh jadi karena kota Soerakarta tidak sebesar kota-kota lain seperti Batavia,
Medan, Soerabaja, Semarang dan Bandoeng. Sementara kegiatan sepakbola sudah ada
di Jogjakarta dan Megelang. Sepakbola di Semarang sudah ada sejak 1899. Bahkan
pada tahun 1916 sudah tiga kali diadakan kompetisi antar kota di wilayah
(pulau) Jawa. Kejuaraan antar kota (perserikatan) se-Jawa pertama diadakan di
Semaramg 1914.


Tidak lama setelah Batavia memiliki Gymnastiek Vereeniging (Perhimpunan
Senam), juga menyusul perhimpunan sejenis di Medan. Pada bulan Mei 1888 di
Medan dilaporkan bahwa telah didirikan suatu perhimpunan senam (lihat
Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,
30-05-1888). Perhimpunan senam ini merupakan bagian dari salah satu organisasi social
di Medan. Perhimpunan Deli Wedren memiliki perhimpunan senam yang diberi nama
Gymnastiek-club (lihat Algemeen Handelsblad, 23-03-1890). Dalam
perkembangannya, klub senam Medan ini tidak hanya menghimpun peminat-peminat
senam, tetapi juga tennis, kriket dan sepakbola serta balap sepeda. Pada akhir
tahun 1893 (tahun baru 1894) dilaporkan ada pertandingan sepakbola antara klub
Deli dengan tim dari Penang (lihat Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad,
02-01-1894). Setelah Medan, sepakbola dilaporkan di Batavia (Java-bode: nieuws,
handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 11-05-1896): ‘Pertandingan
sepak bola, kemarin siang dari pukul 5-6 di sudut Koningsplein Gang Scott [kini
Tugu Air Mancur Lapangan Monas] antara Bataviasche Sportclub dan
Batavia-Cricket-Club, dimenangkan oleh yang pertama dengan 1 melawan 0 goal’. Setelah
dilaporkan adanya sepakbola di Medan dan Batavia, sepak bola muncul di
Soerabaja. Di Semarang sendiri adanya sepakbola kali pertama dilaporkan tahun
1899. Ini bermula ketika Semarangscher voetbalclub melakukan pertandingan
dengan tim Soerabaja (Soerabaijasch handelsblad, 22-05-1899).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Klub, Bond, Kompetisi, Federasi hingga Kongres
Sepakbola Indonesia, 1931: Surakarta Masa ke Masa

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang
sekarang, memiliki sejarah sendiri. Itu satu hal. Terbentuknya organisasi
sepakbola pribumi di Jogjakarta, seperti disebut di atas tanggal 19 April 1930,
adalah hal lain lagi. Organisasi yang dibentuk tahun 1930 ini disebut Persatoean
Sepak Raga Seloeroe Indonesia (sepak bola vs sepak raga). Dalam hal ini kantor
pusat ditetapkan di Jogjakarta yang mana sebagai ketua adalah Ir. Soeratin,
sekretaris dan bendahara adalah Amir dan Abdul Hamid.


Bataviaasch nieuwsblad, 24-04-1930: ‘Voetbal. De Inlandsche stedenwedstrijden. Kejuaraan kota pribumi. Kejuaraan kota nasional telah terjadi di Djokja antara
Djokja, Soerabaja, Solo dan Batavia. Hasilnya adalah sebagai berikut: Djokja
Soerabaja 1-l, (dimenangkan dengan undian
oleh Soerabaja). Batavia
Solo 3l. BataviaSoerabaya 42. Jadi
Batavia adalah juara Persatuan Sepak
bola
Indonesia tahun ini, menurut A.I.D. Usai pertandingan, digelar rapat pengurus
berbagai asosiasi. Diputuskan untuk mendirikan
bond secara permanen. Namanya disebut Persatoean Sepak Raga Seloeroe
Indonesia, dengan Djokja sebagai pusat administrasi. Ir. Soeratim diangkat
sebagai ketua, A
mir sebagai sekretaris dan  Abdul Hamid sebagai bendahara. Pada tahun 1931
kejuaraan akan diadakan di Solo.

Ir. Soeratin bukanlah pemain sepak bola. Demikian
juga Abdoel Hamid gelar Soetan Alamsjah dan Amir Radjab bukan pemain sepakbola.
Yang jelas pada saat ini Ir. Soeratin, Abdoel Hamid gelar Soetan Alamsjah dan
Amir Radjab sama-sama memiliki pekerjaan utama yang terkait dengan telepon. Ir
Soeratin adalah insinyur mekanik/elektro, sementara kedua rekannya adalah
pejabat di kantor telepon.


Ir Soeratin adalah pemain catur sejak sekolah menengah di Koningin
Wilhelmina School Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 1510-1919). Pada tahun 1920 Raden
Soeratin berangkat ke Eropa. Sementara itu, Abdoel Hamid diketahui menjadi
salah satu pemain sepak bola di Batavia ketika berlangsung pertandingan antara
kesebelasan Sumatranen Voetbal Club dengan Bataksche Voetbal Vereeniging (lihat
Sumatra-bode, 29-09-1925). Abdoel Hamid adalah salah satu pendiri Bataksche Bond
yang duduk sebagai sekretaris pertama (lihat De Sumatra post, 15-11-1919).
Catatan: Dr Abdoel Rasjid lulus STOVIA tahun 1919; R St Casajangan adalah
pendiri Indische Vereeniging di Belanda tahun 1908 (pada tahun 1922 Dr Soetomo dkk
mengubah nama Indische Vereeniging menjadi Indonesia Vereeniging; dan pada
tahun 1924 Mohamad Hatta dkk mengubah lagi nama Indische Vereeninging menjadi
Perhimpoenan Indonesia); Mararie Siregar kemudian dikenal sebagai sastrawan. Pada
tahun 1930 adj commies Hamid gelar Soetan Alam Sjah dipindahkan dari kantor telepon
Semarang ke Jogjakarta (lihat De locomotief, 03-04-1930). Sedangkan Amir Radjab
memulai karir sebagai pegawai di kantort telepon dan pada tahun 1922
dipindahkan dari Jogjakarta ke Weltevreden (lihat De Preanger-bode, 18-05-1922).
Pada tahun 1927 Amir Radjab dari Weltvreden dipindahkan ke Merbau, Oost Sumatra
(lihat Deli courant, 05-10-1927). Namun tidak lama kemudian kembali ke Batavia.
Selanjutnya pada tahun 1928 Amir Radjab dipindahkan dari Batavia ke Semarang sebagai
adjunct-commies (lihat De Indische courant, 01-10-1928).

Ir. Soeratin adalah ipar dari Dr Soetomo.
Di Soerabaja pada tahun 1930 didirikan organisasi kebangsaan yang diberi nama
Persatoean Bangsa Indonesia (PBI) yang diketuai oleh Dr Soetomo. Salah satu
penguruan PBI adalah Radjamin Nasoetion yang saat itu sebagai pejabat di Bea
dan Cukai Tandjoeng Perak. Pada tahun 1931 Radjamin Nasoetion terpilih sebagai
anggota dewan kota (gemeenteraad) Soerabaja mewakili PBI. Dalam konteks inilah
diduga Ir Soeratin bersama Abdoel Hamid dari Tapanoeli serta Amir Radjab
mendirikan Persatoen Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI) di Jogjakarta.


Radjamin Nasoetion adalah pemain sepak bola, ketika masih kuliah Bersama Soetomo
di STOVIA tahun 1907. Pada saat Radjamin Nasoetion ditempatkan di Medan sebagai
pejabat bea dan cukui mendidirikan perserikatan sepak bola pribumi Deli Voetbal
Bond tahun 1926. Pada saat Radjamin Nasoetion dipindahkan ke Soerabaja turut mendirikan
perserikatan sepakbola pribumi di Soerabaja. Kelak Radjamin Nasoetion menjadi
wali kota Soerabaja yang pertama.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top