Sejarah

Sejarah Surakarta (58): Teosofi di Surakarta, Asal Usul Gedung Theosofie; Freemason di Batavia – Para Teosofi Era Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Ada Freemason ada Theosofi. Itu cukup
berkembang pada era Pemerintah Hindia Belanda. Freemason ada Theosofi mulai eksis
di Batavia, tetapi dalam perkembangannya meluas hingga ke berbagai tempat
termasuk di Soerakarta. Ap aitu Freemason dan ap aitu Theosofi? Itu satu hal.
Dalam hal ini bagaimana sejarah teosofi di Soerakarta.


Teosofi
adalah filsafat keagamaan dibentuk di Amerika Serikat tahun 1875 oleh pendatang
Rusia Helena Blavatsky. Teosofi merupakan pandangan semua agama merupakan upaya
Occult Brotherhood agar manusia mencapai kesempurnaan, sehingga setiap agama
mempunyai kepingan kebenaran. Ajaran teosofi dituangkan dalam tulisan-tulisan
Blavatsky. Kepercayaan ini dianggap sebagai salah satu bentuk Esoterisme Barat
oleh ahli agama. Filsafatnya terinspirasi dari filsuf-filsuf kuno Eropa dan
agama-agama Asia seperti Hindu dan Buddha. Helena Petrovna Blavatsky
(1831–1891), Henry Steel Olcott (1832–1907), dan William Quan Judge
(1851–1896), mendirikan Masyarakat Teosofi di New York City pada tahun 1875.
Oleh Blavatsky, teosofi memandang bahwa terdapat para ahli spiritual kuno dan
rahasia berpusat di Tibet. Para ahli ini dianggap telah memupuk kebijaksanaan
dan kekuatan paranormal, dan para penganut teosofi percaya bahwa merekalah yang
memulai pergerakan teosofi modern dengan memberikan pengajaran kepada
Blavatsky. Mereka mencoba memulihkan kembali pengetahuan agama-agama kuno,
namun para penganut teosofi tidak menganggap kepercayaan mereka sebagai
“agama”. Mereka berkhotbah mengenai keberadaan sesuatu yang Absolut
yang tunggal dan ilahi. Alam semesta dianggap sebagai refleksi Absolut dari luar.
Teosofi mengajarkan bahwa tujuan kehidupan manusia adalah pembebasan secara
spiritual dan manusia akan mengalami reinkarnasi setelah meninggal sesuai
dengan karma mereka

(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah teosofi di Surakarta
dan asal usul gedung theosofie? Seperti disebut di atas, ada Freemason dan ada
Theosofie, keduanya berkembang pada era Pemerintah Hindia Belanda. Lalu
bagaimana sejarah teosofi di Surakarta dan asal usul gedung theosofie? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Teosofi di Surakarta dan Asal Usul Gedung Theosofie;
Freemason di Batavia dan Para Teosofi Era Hindia Belanda
 

Apa itu teosofi? Jelas bukan agama dan bukan kajian
agama (teologi). Akan tetapi, teosofi terbentuk/dibentuk bukan untuk memusuhi
agama. Teosofi menjadi semacam jalan tengah bagi mereka yang tidak mengakui
agama (tertentu) tetapi lebih pada untuk mencapai cita-cita yang justru
terdapat di dalam semua agama-agama dan berbagai kepercayaan. Teosofi ini
berkembang di Amerika Serikat. Teosofi ini mulai kampanye di Belanda tahun 1890
(lihat Het nieuws van den dag: kleine courant, 14-07-1890). Dari Belanda mengalir
ke Hindia Belanda.


Diskusi-diskusi tentang teosofi ini mulai terinformasikan pada tahun 1872
(lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 17-02-1872).
Ini mengindikasikasikan ap aitu teosofi sejak 1872 sudah mulai diketahui di Hindia
Belanda. Dalam perkembangannya di Belanda tahun 1890 sudah terinformasikan
adanya penjualan buku tentang teosofi dan organisasi teosofi (Theosofie
Vereeniging) di Amsterdam yang harganya sebesar 30 sen. Pada tahun berikutnya
sudah terinformasikan berbagai buku-buku teosofi di Belanda (lihat Algemeen
Handelsblad, 01-02-1891).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Freemason di Batavia dan Para Teosofi Era Hindia
Belanda: Siapa Tokoh Theosofie di Soerakarta

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top