*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa Ende adalah bahasa yang digunakan suku
Ende. Penuturnya terdapat di kabupaten Ende, pulau Flores dari kota Ende sampe
bagian Selatan. Dialek-dialeknya diantaranya adalah Ende dan Ja’o. Bahasa Li’o
kemungkinan merupakan dialek bahasa Ende juga. Bahasa ini termasuk dalam rumpun
bahasa Austronesia. Ka’e adalah salah satu contoh bahasa Ende yang artinya
Abang atau Kakak.

Suku
Ende adalah kelompok etnis di Indonesia yang mendiami bagian tengah Pulau
Flores, Nusa Tenggara Timur. Kata Ende diperkirakan berasal dari kata
“cindai” yang artinya ‘kain sutra yang berbunga-bunga’. Wilayah asal
suku Ende dibagi menjadi tiga wilayah yaitu kecamatan Nangapanda, Ende, dan
Ndona. wilayah asal orang Ende ini bertetangga dengan wilayah kediaman suku
Nage dan Keo di sebelah barat, dan dengan wilayah kediaman suku Lio di sebelah
Timur. Lingkungan alam dari wilayah asal suku bangsa ini merupakan wilayah
bergunung dan bukit berlekuk-lekuk tajam dan jarang ditemukan lahan basah. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Ende orang
Ende di pulau Ende? Seperti disebut di atas bahasa Ende dituturkan di Endew.
Berbagai kelompok populasi dan bahasa-bahasa di pulau Flores (Ende). Lalu bagaimana
sejarah bahasa Ende orang Ende di pulau Ende? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Ende Orang Ende di Pulau Ende; Berbagai Kelompok
Populasi dan Bahasa-Bahasa di Pulau Flores (Ende)
Kota Ende yang sekarang, sejatinya mengambil nama
awal dari pulau Ende (berada di sebelah barat kota Ende). Kota Ende yang
sekarang dapat dikatakan kota melting pot, dimana terdapat berbagai asal suku/bangsa
dengan keberagaman agama. Kota Ende sendiri dapat dikatakan kota terbesar di
pantai selatan pulau Flores. Bahasa yang digunakan di kota Ende dan sekitar
adalah bahasa Ende-Lio.

Wikipedia: Kota Ende adalah tempat dari sebuah kerajaan. Penduduk daerah ini disebut
sebagai orang Lio-Ende. Pemberontakan dipimpin oleh Nipa Do dikenal sebagai
Watu Api dan Mari Longa (1916-1917). Pada 1934, Soekarno diasingkan ke Kota
Ende. Kini kota Ende terdiri dari 5
Kecamatan, 16 Kelurahan, dan 41 Desa. Pada tahun 2021, jumlah penduduknya
mencapai 87.299. Masayarakat
Ende memiliki keberagaman suku dan agama. Sebagian besar penduduknya beragama
Kristen yakni 55,16%, dimana Katolik 49,24% dan Protestan 5,92%. Sebagian besar
lagi beragama Islam yakni 44,61%, dan sebagian kecil beragama Hindu yakni 0,20%
dan Buddha 0,03%.
Sebelum kehadiran orang Portugis, wilayah Ende (kabupaten
Ende) dihuni oleh kelompok populasi berbahasa Lio. Orang Portugis pertama
datang ke wilayah Ende ini terjadi setelah VOC/Belanda menduduki Malaka, Orang-orang
Portugis terusir dari Malaka yang mana sejumlah misionaris Katolik dengan
pengikutnya pindah ke pulau Flores. Para misionaris ini mendirikan stasion di
beberapa tempat antara lain di Larantoeka dan di Ende. Nama Ende mengindikasikan
nama tempat terakhir yang dijadikan stasion di sebelah barat di pantai selatan
pulau (Larantuka di pantai timur di selat Solor). Stasion terjauh itu dipilih
di suatu pulau yang kini dikenal sebagai pulau Ende.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Berbagai Kelompok Populasi dan Bahasa-Bahasa di Pulau
Flores (Ende): Terbentuknya Bahasa Ende
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.