*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa Kedang adalah bahasa
yang digunakan suku Kedang. Penuturnya terdapat di pulau Lembata (pulau
Lomblen) bagian timur laut, tepatnya di desa-desa di kaki gunung berapi. Bahasa
ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
Mengenal
Suku Kedang, Suku di NTT yang Jarang Diketahui. Antonius Rian. Jumat, 24 Maret
2023. Floreseditorial.com – Salah satu suku di NTT jarang diketahui suku
Kedang, salah satu suku di Kabupaten Lembata, khususnya Kecamatan Omesuri dan
Buyasuri. Sesuai tuturan warga setempat, mayoritas orang Kedang berasal dari
Uyelewun. Nenek moyang mereka diketahui, sesuai legenda, berasal dari puncak
gunung Uyelewun. Sebagian penduduk suku Kedang lainnya berasal dari pulau Lepan
Batan yang letaknya di antara pulau Pantar, Kabupaten Alor dan Lembata.
Orang
Kedang nenek moyangnya datang dari luar pulau Lembata dikenal sebutan tene mua’
manu’ sama yang bisa berarti mereka berlayar dan terdampar di wilayah Kedang
dan bergabung bersama masyarakat yang nenek moyangnya berasal dari puncak
gunung Uyelewun. Dengan demikian, masyarakat suku Kedang sangat heterogen dari
berbagai aspek tetapi mampu berbaur menjadi satu (https://www.floreseditorial.com/)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Kedang di pulau
Lembata, legenda gunung Uyelewun dan Tene Mua Manu Sama? Seperti disebut di
atas bahasa Kedang dituturkan suku Kedang di pulau Lembata. Medang di Jawa dan Modang di Batak. Lalu bagaimana
sejarah bahasa Kedang di pulau Lembata, legenda gunung Uyelewun dan Tene Mua
Manu Sama? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan.
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Kedang di Pulau Lembata, Legenda Gunung
Uyelewun dan Tene Mua Manu Sama; Medang di Jawa Modang di Batak
Tunggu deskripsi lengkapnya
Medang di Jawa Modang di Batak: Terbentuknya Bahasa Kedang di Lembata dan
Mahar Gong
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.