Sejarah

Sejarah Bahasa (200): Bahasa Batak Bahasa Melayu di Nusantara,Ada Bahasa Batak Ada Disitu Melayu; Bahasa Batak Bukan Melayu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Batak penutur alaminya adalah
masyarakat Batak. Bahasa Batak merupakan bahasa dalam rumpun bahasa
Austronesia. Bahasa Batak dapat mengacu pada beberapa hal berikut: Rumpun
bahasa Batak, termasuk bahasa-bahasa di dalamnya, seperti: Bahasa Utara-
Alas-Kluet, Singkil, Karo, Pakpak; Bahasa Selatan- Simalungun, Toba, Angkola, Mandailing
(Wikipedia). Hany aitu saja narasinya.


Perbedaan Proto Melayu dan Deutro Melayu
Kompas.com. 29/03/2023. Verelladevanka Adryamarthanino dan Tri Indriawati. Baik
Proto Melayu atau Deutro Melayu adalah sama-sama nenek moyang bangsa Indonesia.
Kendati demikian, Proto Melayu dan Deutro Melayu tetap memiliki perbedaan yang
cukup signifikan. Perbedaan keduanya dapat dilihat mulai dari tahun kedatangan,
ciri-ciri, hingga hasil kebudayaannya.
Sesuai tahun kedatangannya, bangsa Deutro Melayu tiba di Indonesia
setelah bangsa Proto Melayu. Adapun bangsa Indonesia yang termasuk keturunan
bangsa Deutro Melayu adalah suku Jawa dan Bugis. Lalu, ada juga suku Aceh,
Bali, Betawi, Makassar, Melayu, Minahasa, Sunda, dan Madura.
Proto Melayu adalah suku Dayak dan suku Toraja (https://www.kompas.com/). Bagaimana dengan Batak, Minangkabau, Kerinci,
Rejang dan Lampung di Sumatra?

Lantas bagaimana sejarah bahasa Batak dan bahasa
Melayu di Nusantara, ada bahasa Batak disitu ada Melayu? Seperti disebut di
atas bahasa Batak dan bahasa Melayu pada masa kini dikenal sebagai dua bahasa
berbeda. Bahasa Batak bukan Melayu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Batak dan bahasa
Melayu di Nusantara, ada bahasa Batak disitu ada Melayu? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Batak dan Bahasa Melayu di Nusantara, Ada
Bahasa Batak Disitu Ada Melayu; Bahasa Batak Bukan Melayu

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa Batak Bukan Melayu: Persebaran Bahasa Batak Sejauh
Mana?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan
aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel
sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or
perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top