Sejarah

Sejarah Bahasa (277):Bahasa Lingua Franca di Merauke Masa ke Masa; Merauke, Pantai Selatan Papua dan Pantai di Papua Nugini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Melayu mencapai wilayah Papua. Sejak masa lampau, dengan beragam
bahasa Papua, pengetahuan bahasa Melayu bagi orang Papua menjadi penting untuk
berkomunikasi diantara penduduk yang berbeda bahasa. Bahasa Melayu di Papua dikenal
sebagai Bahasa Melayu Papua yang kini mulai digantikan dengan nama bahasa
Indonesia.

Puluhan
Bahasa Daerah Merauke Disulkan untuk Diperdakan. Slamet 08 September 2023. Merauke
Balai Bahasa Papua melakukan koordinasi dengan DPRD Kabupaten Merauke
terkait pengembangan, pembinaan dan perlindungan bahasa dan sastra daerah
Marind. Berdasarkan UU nomor 24 tahun 2009 menegaskan urusan pengembangan,
pembinaan, dan perlindungan bahasa dan sastra daerah adalah tanggung jawab
pemerintah daerah, sehingga perlu di dorong ada regulasi turunan dari UU
tersebut. “Kita ingin agar bahasa daerah tetap lestari dan akan menjadi bagian
penting dari kehidupan orang Merauke,” ujar Sukardi selaku Kepala Balai
Bahasa Provinsi Papua usai rapat dengan Anggota DPR Kabupaten Merauke, Kamis
(7/9/2023) di Merauke. Secara data, Balai Bahasa mencatat ada 22 bahasa daerah
yang ada di Kabupaten Merauke yang didorong untuk mendapatkan perlindungan
.
(https://portal.merauke.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Lingua Franca
di Merauke masa ke masa? Seperti disebut di atas lingua franca di Merauke di
Merauke dipantai barat dan pantai selatan Papua. Merauke dan wilayah pantai selatan
Papua dan Papua Nugini. Lalu bagaimana sejarah bahasa Lingua Franca di Merauke masa
ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Lingua Franca di Merauke Masa ke Masa; Merauke
dan Wilayah Pantai Selatan Papua dan Papua Nugini 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Merauke dan Wilayah Pantai Selatan Papua dan Papua
Nugini: Ragam Bahasa di Wilayah Merauke

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top