*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini
Apa
kaitannya sejarah Manado dengan sejarah bangsa Moro dan sejarah pulau Mindanao? Sepintar pertanyaan ini terkesan mengagetkan,
tetapi sesungguhnya biasa-biasa saja. Sebab sejarah adalah narasi masa lalu,
sejarah yang menarasikan fakta dan data. Jarak yang begitu dekat antara (pulau)
Mindanao dan pulau-pulau di utara (pantai) Manado menyebabkan interaksi antara
berbagai penduduk (suku) di kawasan begitu intens. Gabungan suku-suku di bagian
selatan pulau Mindanau dan pulau-pulau di sekitar kerap disebut bangsa Moro.

terdiri atas 13 suku Austronesia yang mendiami Filipina bagian selatan. Front
Pembebasan Islam Moro atau dalam bahasa Inggris disebut Moro Islamic Liberation
Front (MILF), adalah kelompok militan Islam yang berpusat di selatan Filipina,
didirikan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan pusat Filipina yang
dianggap diskriminatif terhadap komunitas Moro di Filipina selatan. Daerah
tempat kelompok ini aktif dinamai Bangsamoro oleh MILF dan meliputi bagian selatan
Mindanao, Kepulauan Sulu, Basilan, Tawi-Tawi dan beberapa pulau yang
bersebelahan. Suku Moro sendiri tidak hanya di Filipna (yang sekarang) juga di
bagian wilayah seperti Maluku Utara (pulau Morotai), di Kepulauan Riau (kecamatan
Moro, kabupaten Karimun) (lihat Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah suku/bangsa
Moro? Lalu bagaimana hubungan bangsa Moro dengan
sejarah Residentie Ternate dan Residenie Manado? Sebagai bagian dari sejarah (masa lampau) tentu
masih menarik untuk diketahui. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan.
Dalam bagian permulaan inilah sejarah bangsa Moro terhubung dengan wilayah
Manado (Sulawesi Utara). Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pulau Mindanao di Utara Pulau
Sangihe (Residentie Manado)
Orang
Moro adalah suatu sebutan kolektif dari orang-orang Spanyol kepada penduduk
yang telah beragama Islam di sekitar pulau Mindanao. Hal serupa ini mirip
dengan sebutan orang asing (khususnya Belanda) kepada penduduk yang belum
beragama, termasuk suku-suku di semenanjung Celebes seperti di Minahasa, dengan
sebutan Alifoeroe atau Alfuren. Sebutan Moro ini diduga kuat karena pengaruh
orang-orang atau pedagang-pedagang Moor (yang berasal dari Afrika Utara di laut
Mediterania) di kawasan yang juga telah lama menyebarkan agama Islam. Penduduk
yang telah beragama (Islam) inilah yang disebut iorang Spanyol sebagai orang
Moro (orang-orang di bawah pengaruh orang-orang Moor).
Orang Moor sendiri lebih awal datang daripada
orang Spanyol dan Portugis. Orang-orang Moor dapat dikatakan sebagai penerus
pedagang-pedagang dari Arab dan Persia di jaman kuno ketika melakukan
perdagangan ke pantai barat Sumatra (seperti Baroes). Kerajaan-kerajaan Islam
di pulau Sumatra paling utara (Atjeh) umumnya dibentuk oleh orang-orang Moor.
Salah satu kerajaan di wilayah Tapanoeli yang sekarang (Keradjaan Aroe) juga
banyak dipengaruhi oleh pedagang-pedagang Moor. Komandan militer dan diplomat
Kerajaan Aroe dalam berurusan dengan orang-orang Spanyol di Malaka dan kerajaan
(kesultanan) di Atjeh. Kerajaan Aroe berada di daerah hulu sungai Barummun di
Sumatra (yang berhadapakan dengan Malaka di semenanjung Malaka).
Lantas apa kaitannya kerajaan Aroe (tanah
Batak) dengan penduduk di Filipina yang sekarang. Dalam buku Mendes Pinto
(1535) disebutkan kerajaan Aroe Batak Kingdom adalah kerajaan terkuat di
Sumatra setelah runtuhnya Sriwidjaja. Mendes Pinto adalah utusan komandan Malaka ke kerajaan Aroe. Mendes Pinto
menyebut kerajaan Aroe miliki kekuatan militer sebanyak 15 ribu yang mana
sebanyak delapan ribu dari wilayah sendiri ditambahkan pasukan yang direkrut
dari tempat lain terasuk (pulau) Luzon. Ini mengindikasikan bahwa pengaruh Moor
di Luzon sudah eksis sejak lama, sebagaimana penduduk kerajaan Aroe di tanah
Batak, beragama Islam. Saat Mendes Pinto di kerajaan Aroe, militernya tengah
bersia-siap melawan kerajaan (kersultanan) Atjeh karena dua anak Radja Kerajaan
Aroe dibunuh oleh orang Atjeh di perbatasan (sekitar Deli yang sekarang).
Kerajaan Aroe meiliki hubungan baik dengan tetangganya di pedalaman
Minangkabaoe yang sewaktu-waktu dapat membantu kerajaan Aroe (dalam menghadapi
kerajaan Atjeh).
Kehadiran
orang-orang Moor di kawasan Semenanjung Celebss dan pulau-pulau di sebelah
utaranya sudah sejak lama (bahkan sebelum Amboina dan Ternate menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah). Nama (pulau) Morotai dan pelabuhan A-moer-ang
diduga adalah kawasan lama orang-orang Moor sebelum kehadiran Spanyol dan
Portugis Dalam hal ini, pada dasarnya pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis
mengikuti pelaut-pelaut Moor ke timur yang dalam konteks sosial terjadi
penyebaran agama Islam dan Katolik.
Pelaut-pelaut Moor adalah pelaut-pelaut yang
andal di lautan dan juga sangat terbiasa dengan perang. Dalam perang salib,
orang-orang Moor inilah yang mewakili Islam memasuki Eropa. Keturunan orang
Moor juga banyak di Spanyol (Cordoba). Asal-usul orang Moor adalah percampuran
orang Africa utara dengan orang-orang Eropa yang sudah sejak lama menganut
agama Islam. Jadi, orang Moor secara fisik adalah setengah Eropa dan secara
keyakinan beraragama Islam. Jadi pada dasarnya orang-orang Moor dan orang-orang
Eropa (Spanyol dan Portugis) sudah saling mengenal sejak lama di laut
Mediterania.
Ketika Spanyol dan Portugis berdatangan ke
Maluku, para misionaris Katolik juga menyusul ke Maluku. Penduduk Alifoeroe
pada dasarnya sudah banyak yang dipengaruhi oleh Islam. Pengaruh ini semakin
kuat di tempat atau pusat-pusat perdagangan dimana orang-orang Moor berada.
Penduduk yang berada lebih jauh di pedalaman, pengaruh orang-orang Moor sedikit
sehingga masih memiliki kepercayaan lama penyembah berhala (Alifoeroe). Dari
Maluku kemudian misionaris Katolik ke wilayah Minahasa dan pulau-pulau di
sekitar pada pertengahan abad ke-16. Deskripsi ini dapat dibaca pada tulisan AJ
van Aernsbergen. Misionaris pertama Francis Xavier kali pertama berkhotbah di
Kema (wilayah pantai selatan Minahasa). Disebutkan itu terjadi pada saat perjalanan
Xavier pulang dari Tèrnate via Ambon ke Malaka antara bulan April dan Juni
1547. Juga disebut bahwa Xavier berkhotbah di Mindanao dan dalam perjalanan
dari Tèrnate dan Morotai juga melakukan khotbah di di Sangir dan Talaud. Misi
Katolik ini juga berada di pulau Manado (Manado Toewa) yang terletak di teluk
Wenang (kini teluk Manado). Magelhaens mengambil alih perawatan spiritual
Minahasa, dimana ia mendarat pertama kali dalam perjalanan ke Siaoe pada akhir
Agustus 1568 lalu dua bulan kemudian pada tanggal 1 November, Magelhaens kembali
ke Manado bersama Raja Siau yang sebelumnya telah dibaptis oleh Magelhaens.
Pada saat itu orang-orang Batachini (Halmahera, juga Ternate dan Tidore) sudah
beragama Islam, Batachini disebut oleh orang Spanyol dan Portugis sebagai Batochina
del Moro. Kelak Batachini disebut oleh orang-orang Belanda sebagai Batotjina.
Dalam hal ini Batachini sebutan asing untuk penduduk pedalamanan di pulau
Halmahera sebagaimana Alifoeroe di semenanjung Celebes (Minahasa).
Orang-orang Moor yang berdagang belum
sepenuhnya berhasil meng-Islam-kan penduduk khususnya Alifoeroe, penduduk
banyak yang meminta kehadiran Portugis (pendeta Mascarenhas) karena orang
Alifoeroe merasa terganggu karena kehadiran orang-orang Ternate (yang telah beragama
Islam) menggunakan propaganda Islam sebagai senjata melawan perluasan pengaruh
Portugis. Dalam hal ini Francis Xavier dan Pedro Mascarenhas adalah dua
misionaris pertama Portugis di kawasan semenanjung Celebes dan pulau-pulau
sekitar. Seberapa banyak yang sudah beragama Islam berbalik menjadi Katolik dan
seberapa banyak penduduk yang belum beragama (Alifoeroe) menjadi beragama
Katolik tidak diketahui secara pasti. Pedro Mascarenhas meninggal di Tidore
pada tanggal 6 Desember 1581.
Menjadikan penduduk menjadi Katolik tidak
berkesinambungan. Hal ini karena perang yang berkelanjutan antara Portugis dan
Spanyol yang bersekutu melawan Tèrnate (kelak orang Ternate yang beragama Islam
menjadi sekutu Belanda;). Penyebaran agama di semenanjung Celebes dan
pulau-pulau terkendala setelah tahun 1570, setelah pembunuhan Sultan Harun dari
Tèrnate, perlawanan umum terhadap orang asing di Maluku pecah, yang dipimpin
oleh putra tertua Sultan Baab yang baru. Pada tahun 1575 benteng Portugis di Tèrnate
jatuh ke tangan Baab; kemudian Portugis menetap di Tidore dan membangun benteng
di Tidore pada tahun 1578. Pada tahun 1605 Belanda menguasai Amboina (benteng
Victoria) mengusir Portugis yang dalam perkembangan selanjutnya Belanda mengusir
Portugis dari Tidore pada tahun 1605. Jadi dalam hal ini Portugis mengusir
Spanyol (menyingkir ke Filipina) dan Portugis keudian terusir oleh orang
Belanda. Persekutuan Portgis dan Spanyol ini terjadi sejak tahun 1580 melawan
Ternate, padahal seebulumnya Portugislah yang melarang orang Spanyol berada di
kawasan (dan menyingkir ke Filipina). Namun pada akhirnya Spanyol yang sudah
nyaman di Filipina melepaskan Portugis pada tahun 1606 yang kemudian berakhir
sudah Portugis di kawasan dan berakhir pula kegiatan misionaris Portugis di
kawasan. Meski pengaruh Spanyol masih ada di Maluku, misi Katolik di Maluku
masih berada di bawah Portugis yang berpusat di Malaka.
Perseteruan antara Belanda dan Spanyol di
kawasan (Maluku dan semenanjung Celebes) terus meruncing. Orang-orang Katolik
Portugis tidak sempat dikembangkan oleh Spanyol (hanya berkembang di Filipina).
Pada akhirnya persekuruan Belanda dan Ternate menjadi pengaruh Spanyol di
kawasan berkurang dan pada akhirnya berakhir. Penaklukkan Portugis oleh Belanda
(VOC) di Malaka pada tahun 1643 menyebabkan jemaat Katolik Portugis di Maluku
dan wilayah kawasan utara terputus dan lepas untuk selamanya. Tidak lama
kemudian orang-orang Spanyol di kawasan juga tersingkir dan hanya terbatas di
Filipina. Meski demikian masih tersisa keuskupan Portugis di Manila.
Orang-orang Belanda (VOC) menaklukkan Spanyol di Ternate dan Tidore pada tahun
1663. Berakhir sudah Portugis dan Spanyol di Maluku dan kawasan semenanjung
Celebes dan pulau-pulau sekitar. Namun demikian Spanyol masih mempertahankan
sebagian kekuasaan di kepulauan Sangihe hingga 1677, di kepulauan Talaud hingga
awal abad kedelapan belas. Pada fase inilah kemudian menguat lagi pengaruh
Islam dari Ternate (timur) ke Semenanjung Celebes dan juga pengaruh agama Islam
dari Gowa-Makassar (barat).
Berakhirnya
pengaruh Portugis dan Spanyol di kawasan Semenanjung Celebes dan pulau-pulau
sekitar dengan semakin menguatnya posisi Belanda (VOC) maka hanya tinggal pengaruh
Islam (Gowa Makasar) dan Kristen (Belanda) baik di Amboina an sekitar maupun di
kawasan semenanjung Celebes. Secara khusus, di kawasan semenanjung Celebes dan
pulau-pulau sekitar para misionaris Katolik (Portugis yang digantikan Spanyol)
dan Protestan (Belanda) serta para ulama Islam (dari Ternate, Makassar dan Mindanao)
masih bekerja. Tidak hanya Alifoeroe yang dikoversi enjadi beragama tetapi
penduduk yang telah beragama Katolik juga dikonversi menjadi agama lain
(Kristen dan Islam).
Setelah pengaruh Spanyol menghilang dari
kawasan, pada tahun 1676 Pemerintah VOC membentuk peerintahan di Manado. Dengan
kedatangan Hollander, kristenisasi juga datang, yang awalnya berjalan sedikit dan
lambat. Dengan dimulainya misi, orang-orang mulai bangkit kembali, meskipun
misionaris pertama bukanlah orang suci. Awalnya penduduk pasti telah menerima
gagasan yang salah dari para pendahulu yang saleh, karena dalam banyak kasus
pekerjaan misionaris yang ditinggalkan ini untuk mengambil hubungan material
yang lebih menguntungkan. Oleh karena itu, pada awalnya keberhasilannya tidak
besar, Orang pertama yang benar-benar menyentuh hati orang-orang Minahasa
adalah misionaris Riedel dan Schwarz (NZG) sekitar tahun 1831 di daerah
Minahassa. Deskripsi ini dari catatan Sam Ratoelangi (1914). karya van Riedel dianggap
merupakan karya raksasa yang kemudian dilanjutkan oleh misionaris Nicolaas
Graafland.
Seperti
yang bisa diperhatikan sekarang bahwa wilayah Gorontalo dan Bolaang Mengondow
cenderung beragama Islam dan wilayah Minahasa (termasuk Manado) cenderung beragama
Kristen. Itu adalah cerminan dari situasi dan kondisi pada masa lampau sejak
era Portugis dan Spanyol yang digantikan oleh Belanda (Kristen) dan ulama-ulama
Islam (pendahulu orang-orang Moor).
Ditemukannya jumlah yang signifikan penduduk Islam
di kepulauaan Sangihe diduga bukan karena pengaruh dari Ternate dan
Gowa-Makassar tetapi pengaruh dari orang-orang Islam di Mindanao (orang Moro).
Islamisasi di kepulauan Sangir kemungkinan berhenti sejak tahun 1725 ketika
Candahar di pulau Sangihe dan Mindanoe dipisahkan dengan perjanjian antara
Spanyol dan Belanda (VOC). Seluruh kepulauan Sangihe menjadi bagian dari
Belanda-VOC.
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.