Sejarah

Sejarah Sepak Bola Indonesia (19): Pemain Sepak Bola Terkenal Era Hindia Belanda; Siapa Damora Harahap dan Achmad Nawir?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini

Banyak pemain sepak bola masa kini yang hebat.
Namun tidak banyak terinformasikan pemain-pemain sepak bola Indonesia pada era
Hindia Belanda. Yang kerap dibicarakan adalah Achmad Nawir, yang menjadi kapten
timnas Indonesia semasa Hindia Belanda (federasi NIVU). Para pemain hebat di
federasi PSSI kurang terindormasikan karena wakil Indonesia ke Piala Dunia di
Prancis tahun 1938 adalah NIVU dimana Achmad Nawir bernaung. Okelah, Salah satu
pemain hebat dari federasi PSSI adalah Damora Harahap.


Lima
Pemain Pribumi yang Ikut Bela Timnas Hindia Belanda di Piala Dunia 1938, Nomor
1 Berprofesi Dokter. Ajeng Wirachmi, Litbang Okezone. Rabu 10 November 2021. Tim
Nasional (Timnas) Indonesia dulu pernah mengikuti ajang Piala Dunia (Hindia Belanda).
di Piala Dunia 1938 di Prancis. Kebanyakan berasal dari pelajar dan mahasiswa
yang dipilih dari NIVU (Federasi Sepakbola Hindia Belanda). Tak ayal ada banyak
pemain asal Belanda yang justru membela Timnas Hindia Belanda. Namun, beberapa
pemain pribumi alias asli asal Indonesia yang turut serta bermain untuk Timnas
Hindia Belanda. Lantas siapa saja mereka? Berikut 5 Pemain Pribumi yang Ikut
Bela Timnas Hindia Belanda di Piala Dunia 1938: 5. Suvarte Soedamardji. Pria
kelahiran 6 Desember 1915 ini menempati posisi sebagai penyerang. Aktif bermain
di HBS Surabaya. 4. Sutan Anwar, pemain VIOS Batavia, pria asal Sumatera Barat
yang lahir pada 21 Maret 1914; 3. Isaac Pattiwael, pria Maluku lahir pada 23 Februari
1914. 2. Frans Alfred Meeng, lahir 18 Januari 1910 dan merupakan pemain sepak
bola di SVVB Batavia; 1. Achmad Nawir, kapten timnas seorang dokter muda. Pria
yang lahir pada 1911 ini berposisi sebagai gelandang dalam timnya. Achmad
adalah mahasiswa kedokteran di NIAS sejak 1929.
(https://bola.okezone.com/) 

Lantas bagaimana sejarah pemain sepak bola terkenal
era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, nama yang kerap disebut adalah Achmad
Nawir. Tentu saja ada nama Damora Harahap namun kurang terinformasikan.
Mengapa? Apakah Achmad Nawir dan Damora Harahap berasal dari Tapanoeli? Lalu bagaimana
sejarah pemain sepak bola terkenal era Hindia Belanda? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Pemain Sepak Bola Terkenal Era Hindia Belanda; Damora
Harahap dan Achmad Nawir

Organisasi perserikatan nasional sepak bola Hindia
Belanda (NIVU) begitu menguat sejak pendiriannya tahun 1919. Lalu dalam perkembangannya
banyak klub-klub baru, terutama dari golongan pribumi yang tidak tertampung dalam
kompetisi, kemudian terbentuk perserikatan (bond) pribumi di berbagai kota.
Pada bulan April 1930 perserikatan pribumi disatukan dengan membentuk perserikatan
nasional sepak bola pribumi yang diberi nama Persatoean Sepak Raga Seloeroeh
Indonesia (PSSI).


Eskalasi politik nasional tengah menghangat. Ini setelah Ir Soekarno
ditangkap lagi. Lalu sejumlah surat kabar dan majalah pribumi yang dianggap
radikal dibreidel pada pertengahan tahun 1933, diantranya Bintang Timoer di
Batavia pimpinan Parada Harahap, Pewarta Deli di Medan pimpinan Abdoellah
Lubis, Daoelat Rakjat di Batavia organ PNI Mohamad Hatta, Fikiran Rakjat (PNI
Ir Soekarno), Tjahaja Siang di Manado (pimpinan Ratoelangie), Soeara Oemoem di
Soerabaja (PBI dan Dr Soetomo). Situasi yang memojokkan para nasionalis, Parada
Harahap marah besar dan memimpin tujuh revolusioner berangkat ke Jepang pada
awal November 1933 dengan kapal Panama Maroe dari Batavia. Para anggota
delegasi diantara tujuh orang tersebut termasuk Panangian Harahap pemimpin
redaksi Bintang Timoer, Abdoellah Lubis dari Medan, Sjamsi Widagda, PhD, guru
di Bandoeng dan Drs Mohamad Hatta (yang belum lama pulang studi dari Belanda). Tujuh
revolusioner ini di Jepang (termasuk PP) selama dua bulan. Rombongan kembali ke
tanah air dan mendarat di pelabuhan Tandjoeng Perak Soerabaja pada tanggal 14
Januari 1934. Pada tanggal yang sama, Ir Soekarno diberangkatkan dari pelabuhan
Tanjoeng Priok untuk diasingkan ke Flores.

Pada tahun 1934 terjadi
keretakan di tubuh NIVU, antara perserikatan Batavia dan Sekitar (BVO) dengan
dewan NIVU. Ini bermula dewan VBO meminta mundur dari NIVB (lihat Soerabaijasch
handelsblad, 09-12-1933). Catatan: VBO di masa lampau adalah BVB (Bataviasche
Voetbalbond) suatu bond pertama di Batavia (dibentuk tahun 1906). Pada tahun
1913 (menjelang kerjuaraan kota) BVB dilikuidasi seiring dengan terbentuknya
WJVB (West Java Voetbalbond). Namun dalam perkembangannya, Batavia dipisahkan
dari WJVB dengan dibentuknya perserikatan Batavia dan sekitarnya, Voetbalbond
Batavia en Omstreken (VBO). Hal serupa ini terjadi di Medan, yang awalnya bernama
perserikatan DVB (Deli Voetbalbond) kemudian dilikuidasi seiring dengan
dibentuknya OSVB (Oostkust van Sumatra Voetbalbond).


Perseteruan di tubuh NIVU tidak memiliki dampak besar di perserikayn OSVB
di Medan. Salah satu klub pribumi di Medan yang berpartisipasi dalam kompetisi
OSVB adalah Sahata VC. Pengurus inti klub ini adalah Abdoel Hakim Harahap
(anggota gemeenteraad Medan) dan Dr Djabangoen, dokter di rumah sakit kota di
Medan. Mereka berdua juga merangkap pemain (salah satu pemain adalah K
Panggabean). Pada tahun 1933 di Batavia didirikan klub Bataksche Voetbal
Vereenging disingkat BVV (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
28-02-1933). Sebagai ketua JK Panggabean, wakil ketua Phonphon Harahap dan
sekretaris R Harahap. BVV kemudian berpartisipasi dalam VBO. Catatan: Abdoel
Hakim Harahap kelak menjadi Residen Tapanoeli, Wakil Perdana Menteri RI di Jogjakarta,
Gubernur Sumatra Utara dan Menteri Negara Pertahanan. Abdoel Hakim Harahap
lulus HBS di Prins Hentrik School di Batavia (sekolah dimana juga Mohamad
Hatta).

Setelah deadlock diantara NIVB dan BVO, lalu
kemudian muncul pihak-pihak lain yang berafialasi dengan NIVU untuk menengahi
perselisihan. Apa yang menyebabkan BVO protes terhadap kepengurusan NIVU kurang
terinformasikan. Di kompetisi VBO, selain klub orang Batak juga ada klub orang
Ambon. Apakah karena ada klub-klub pribumi di VBO yang membuat dewan NIVU
keberatan, tidak diketahui secara pasti. Yang jelas ajakan NIVU agar PSSI
bekerjasama dengan NIVU tidak pernah terealisasi.


Dewan perserikatan BVB Bandoeng memutuskan untuk meminta rapat umum
mendesak Ned. Ind. Voetbal Bond (NIVB), untuk mencoba sekali lagi menyelesaikan
konflik Persatuan Sepakbola Batavia dan Sekitarnya (VBO) dengan NIVB (lihat Soerabaijasch
handelsblad, 01-02-1934).
Dewan di Bandoeng berpendapat bahwa bagaimanapun
juga Batavia harus dimasukkan lagi dalam konteks N1VB. Batavia harus hadir pada
rapat umum ini. Juga disebutkan konflik antara BVB dengan UNI, dimana selain
dewan OVC, Sparta di Bandoeng, meminta walikota Bandoeng sebagai perantara dalam
perselisihan yang muncul antara Bandoengschen Voetbal Bond (BVB) dan SV UNI.
Sementara itu dibahas oleh Soekaboemischen VB, Selasa malam lalu, Persatuan
Sepak Bola Soekaboemisch mengadakan pertemuan untuk membahas konflik antara VBO
dan NIVB. Setelah diskusi panjang, mosi berikut disahkan: SVB. dalam pertemuan
luar biasa Selasa, 30 Januari 1934, setelah mendengar diskusi tentang
perselisihan yang sedang berlangsung antara NIVB dan VBO sehubungan dengan
situasi SVB.: Menyesali pengunduran diri VBO dari NIVB, menyesali penangguhan VBO,
yang diucapkan pertemuan umum NIVB di Bandoeng pada tanggal 24 Desember 1933 (lihat
Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie
, 01-02-1934). Lalu konflik yang berlarut-larut akhirnya
berujung dengan inisiatif BVO (lihat
Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 10-06-1935). Disebutkan
setelah pertemuan yang dipimpin
ketua VBO, dimungkinkan untuk segera melanjutkan ke dasar organisasi puncak
yang sangat diinginkan yang diberi nama Ned. Ind. Football Union, atau
disingkat NIVU.             Tujuan dari
pendirian organisasi puncak yang baru ini, sebagaimana telah disebutkan di
atas, adalah untuk mencoba mempromosikan persatuan di dunia sepak bola Hindia
Belanda.

Dalam situasi dan kondisi konflik di tubuh NIVB,
PSSI tetap dengan agenda tahunannya yakni melaksanakan kompetisi kejuaraan antara
perserikatan (bond) di bawah naungan PSSI. Seperti biasa segera berakhir
kejuaraan akan diadakan Kongres PSSI. Kejuaraan dan kongres itu akan diadakan
di Semarang pada bulan Juni 1935. Perserikatan pribumi diam-diam dan percaya
diri mengikuti jalannya sendiri, tidak terlibat dalam semua pertengkaran (di NIVU),
tetapi tetap focus dalam pengembangan sepak bola pribumi.


Pada tahun 1927 seluruh cabang OSVIA digabungkan menjadi MOSVIA
(Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren) yang diipusatkan di
Magelang. Sekolah MOSVIA adalah sekolah pamong pribumi (setingkat SMA). Salah
satu siswa yang diterima di sekolah Magelang pada tahun ajaran 1933 adalah
Damora Harahap (asal Padang Sidempoean lulusan sekolah MULO di Medan). Temannya
juga diterima yakni Moestapa Pane (juga lulusan Medan). Damora menjadi salah
satu pemain sepak bola di sekolahnya di MOSVIA Magelang. Damora Harahap adalah
pemain klub pribumi di Megelang. Pada tahun 1935 kesebelasan (tim) Magelang
masuk ke putaran final kejuaraan PSSI di Semarang.

Kejuaraan PSSI di Semarang diikuti empat tim dari
empat wilayah (Batavia, Semarang, Bandoeng dan Soerabaja). Di dalam pemberitaan
disebutkan Tjipto dari Meester Cornelis (region Batavia_, Jazid dari Solo (region
Semarang) dan Damora Harahap dari Magelang (region Bandoeng) termasuk diantara
para bintang. Kejuaraan di Semarang ini dilakukan pertandingan setengah
kompetisi. Susunan pemain Magelang, Meestere Cornelis dan Solo (lihat Algemeen
handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 10-06-1935). Damora tak tergantikan di tim
Megalang. Yang menjadi juara adalah Meester Cornelis, sedangkan pemain terbaik
adalah Damora Harahap dari Megelang.


De locomotief, 12-06-1935: ‘Perserikatan pribumi. Kongres Kelima PSSI. Di gedung
Sobo-Kartti di Karrenweg, resepsi
perserikatan nasional sepak bola pribumi “Persarikatan Sepakraga
Seloeroeh Indonesia”, berlangsung pada Sabtu malam. Aula dipenuhi para undangan
dan anggota kongres, banyak dari mereka adalah wanita. Puluhan perwakilan dari
berbagai asosiasi hadir. Pukul setengah delapan acara penyambutan dibuka dengan
kata sambutan dari ketua panitia
Dr
Roesli
. Lalu pelantikan kemudian diberikan
kepada ketua serikat
yang
terpilih kembali
, Ir Soeratin dari Jogja. Ir Soeratin memberikan sambutan
pembukaannya. Dia mengenang pembentukan dan kegiatan serikat pekerja yang
didirikan di Jogja pada April 1930. Saat ini serikat memiliki 19 cabang
. PSSI berjuang untuk kerja sama
dengan serikat lain dari semua negara; tetapi kerja sama itu harus didasarkan
pada penghargaan yang sama. Asosiasi berorientasi nasional, tetapi mengakui
bahwa olahraga adalah milik komunitas internasional. Pembicara mencatat dengan
senang hati bahwa kerjasama yang diinginkan di Semarang sangat baik, dan
tentunya menjadi contoh bagi tempat-tempat lain.
Ir Soeratin kemudian memberikan rangkuman singkat dalam
bahasa Belanda kepada para
hadiran orang-orang Belanda. Kesempatan
kemudian diberikan kepada berbagai perwakilan untuk berbicara. Minuman kemudian
disajikan sementara gamelan dan orkestra dimainkan secara bergantian.
Resepsi yang sukses ini berakhir pada
tengah malam. Pada Senin malam, diadakan malam perpisahan di gedung
Sobo-Kartti, dimana piala dan medali diberikan. Dalam pidato pembukaannya,
presiden federasi
Ir
Soeratin
mencatat
dengan senang hati bahwa pertandingan-pertandingan sebelumnya bisa disebut
sukses. Sekretaris membacakan keputusan-keputusan yang diambil dalam kongres
tersebut.
Keputusan yang diambil adalah
sebagai berikut:
a. kerjasama antara PSSI dan NIVB tidak dibahas; b. tidak ada keberatan untuk
mengizinkan asosiasi dari negara lain untuk bergabung sebagai anggota luar
biasa;
c. perluasan organisasi ke
cabang lainnya:
; d. mengeluarkan manual untuk
wasit;
e. untuk membagi kompetisi
menjadi empat divisi mulai sekarang;
f. pengurus
terpilih kembali dengan
kedudukan di  Jogja; g. untuk mengadakan kompetisi kota berikut di
Bandoeng.
Setelah itu, berbagai piala dan
medali diberikan. HH Pangeran Soerjohamidjojo mengucapkan kata-kata penghargaan
kepada para pemain Solo. Medali emas pemain terbaik turnamen ini dianugerahkan
kepada Damora, poros Magelang
.

Sebelum penutupan, pasca kejuaraan dan sementara
para pengurus perserikatan dan PSSI melakukan kongres dibentuk tim nasional
(timnas) PSSI untuk melawan tim tamu dari federasi sepak bola kantor (SKVB).
Dalam susunan pemain nasional PSSI ini nama Damora juga termasuk dalam line-up.
Ini mengindikasikan Damora di dalam tim Magelang tidak tergantikan juga menjadi
bagian dari tim nasional. Tentu saja ini akan melengkapi prestasinya di
Semarang yang telah mendapat gelar pemain terbaik. Di tim nasional Damora tetap
di posisinya sebagai poros.


Nama-nama pemain tim nasinal PSSI adalah Soebomo, Achmad, Wongso, Damora (Magelang),
Lenzi, Kasbi, Soegiro, Asmah (Magelang), Ngali, Doelaila dan Waglis. SKVB
adalah perserikatan klub perkantoran (pemerintah dan swasta) yang terdapat di
beberapa kota seperti di Batavia, Semarang, Soerabaja dan Bandoeng serta di
Medan. SKVB di berbagai kota ini membentuk federasi nasional sendiri dengan
nama yang sama. Salah satu pengurus SKVB di Soerabaja adalah Radjamin
Nasoetion.

PSSI sejauh yang rterinformasikan baru pada tahun 1935
ini membuat susunan tim nasional. Hal ini boleh jadi setelah tahun kelima, PSSI
baru menemukan bentuknya, selain jumlah bond yang semakin banyak (19 bon) juga
perang dingin dengan NIVU juga belum mencair. PSSI ingin menunjukkan telah
memiliki tim nasional.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Damora Harahap dan Achmad Nawir: Siapa Lagi Nama Pemain
Sepak Bola Terkenal Era Hindia Belanda?

Pada kejuaraan PSSI tahun 1935 di Semarang pemain
terbaik adalah Damora Harahap. Itu jelas membuat Damora bangga tetapi tidak
melupakan sekolahnya di Magelang. Tujuan merantau ke Jawa di Magelang adalah
sekolah. Medali emas pemain terbaik hanyalah sekadar bonus kehidupan. Banyak
pemain berprestasi gagal menyelesaikan studi. Tidak untuk Damora Harahap.
Seperti kita lihat nanti salah satu pemain terbaik Indonesia adalah Achmad Nawir
yang juga tidak mengabaikan studi yang sedang berjalan.
 


De locomotief, 10-06-1936: ‘Eindexamen Mosvia. Di Gedung Mosvia di aloen-aloen Magelang diadakan ujian akhir dari
tanggal 3 hingga tanggal 9 Juni yang mana gagal satu siswa dan yang lulus
sebanyak
31 siswa termasuk Damora
Harahap. Daftar lengkapnya sebagai berikut:
M. Mohamad Hasan, Ali Hasan,
Sjarif, S. Damora Harahap, Moestafa Panei, Mohamad Hasan, Zainoeddin, A. M.
Hamzah,1 M. Soelaeman, Léla Panei, Radja Abdoel Hamid, R. Tatang, R.
Soejoedono, R.
Djoemadjitin, R. Soelaeman,
Toebagoes Is
kandar, R. Samsoedin, R. Tachja,
R. Iskandar, M. Warmana, R. Hirawan, M. Soehéba,.R. Hidajat, M. Djokosoebeti,
R. Arjo Roeslan Tjakraningrat, R. Harmaen Wiratanoeninigrat, R. Absar, R.
Kamar, R. Sasidi, R. Saléh, R. M. Koensoehardjito
.

Setelah lulus MOSVIA, apakah Damora Harahap kembali
ke kampong dan bertemu keluarga di Medan? Bukankah di Jawa PSSI sangat aktif
berkompetisi? Damora harus kembali ke Medan, sebab semua siswa sekolah MOSVIA
adalah ikatan dinas yang dikirim dari berbagai daerah di Hindia Belanda. Damora
Harahap ditempatkan di pemerintah kota (gemeente) Medan.


Di Medan Damora tidak kesulitan menemukan klub, sebab di Medan sangat
banyak klub sepak bola. Damora diketahui masuk klub Sahata. Dalam pertandingan
melawan klub Cina (MCVC) di kompetisi OSVB tim Sahata kalah (lihat Deli courant,
08-11-1937). Dua klub ini adalah klub tua di Medan. Kedua klub ini didirikan
tahun 1907 dengan nama Chinese Sportclub dan Tapanoeli Voetbalclub. Disebutkan MCVC
menang 3-1 melawan Sahata Pertandingan MCVC vs Sahata yang berlangsung kemarin
di Kebon Boenga di atas lapangan yang licin namun bukan berarti tidak bisa
dimainkan, diakhiri dengan kemenangan tak terduga bagi pemain Cina yang
mencetak dua gol beruntun di menit-menit terakhir pertandingan. berjuang untuk
mencetak gol, mengalahkan ekspektasi dari banyak penonton bahwa pertemuan akan
berakhir seri. Sahata memainkan permainan yang bagus dimana penyerang tengah
Damora, pemain di Jawa yang terkenal, tampil menonjol karena penempatannya yang
bersih dan sundulannya yang luar biasa’.

Nama Damora di Medan menjadi jaminan mutu. Rupanya
para gibol di Medan sudah mengetahui kemampun Damora selama di Jawa ‘penyerang
tengah Damora, pemain di Jawa yang terkenal’. Tampaknmya klub Sahata kecolongan
di injury time sehingga kalah. Namun dalam pertandingan-pertandingan berikutnya
Sahata sangat ngontot. Belajar dari kekalahan melawan MCVC. Dalam pertemuan dengan
salah satu tim kuat di OSVB yakni MSV, Sahata menang dengan skor 2-4 (lihat De
Sumatra post, 20-12-1937). Catatan: MSV adalah klub orang Belanda tertua di
Medan didirikan tahun 1898. Kompetisi OSVB tahun 1937 ini di divisi utama
diikuti Sembilan klub.


Disebutkan lebi lanjut ‘…dan meraih kemenangan yang memang pantas atas tim
MSV. Seperti yang diharapkan, Kebon Boengaveld adalah—lapangan olahraga kota! —
setelah hujan pada Sabtu malam dan meskipun matahari cerah pada hari Minggu,
satu genangan lumpur. Oleh karena itu, terjadi perosotan penting di sana pada
Minggu sore, akibatnya kedua tim tidak dapat sepenuhnya mengembangkan permainan
mereka. Untungnya, pemerintah kota akan membangun lapangan olahraga baru,
tetapi selama ini belum siap, olahraga harus tetap dilakukan di lapangan yang
dikeringkan dengan buruk ini! MSV bermain dengan pemain pengganti, yang bermain
di lapangan sayap kanan. Terlihat bahwa MSV, pemain sayap kiri pencetak gol itu
Goerdi tidak memiliki harinya kemarin dan menyia-nyiakan banyak peluang dengan
menendang bola keluar setiap saat, berdiri dalam posisi yang baik. Garis tengah
Sahata dan barisan belakang bermain jauh lebih baik. Hal ini memungkinkan
barisan depan untuk bermain dengan kekuatan penuh dan tidak harus membuat satu
pemain — biasanya Harahap — mundur untuk membantu pertahanan. Sangat
menyenangkan melihat bagaimana semuanya berjalan lancar di garda depan Sahata
kemarin. Orang besar di dalamnya adalah Damora Harahap, penyerang tengah, yang
distribusi permainan dan sundulannya apik. Dia juga secara taktik sangat bagus…’.

Pada saat Damora Harahap mulai onfire di Medan
dengan klub barunya Sahata, pada tahun 1937 ini FIFA telah mengumumkan persiapan
Piala Dunia yang akan diadakan di Prancis pada bulan Juni 1938. Indonesia (baca:
Hindia Belanda) akan melakukan prakualifikasi dengan klub sesama zona Asia (Jepang).
Pemenangnya akan melakukan playoff antara pemenang playoff antara Argentina (zona
Amerika Selatan) dan Amerika Serikat (zona Amerika Utara). Apa reaksi Damora
Harahap? Dalam perkembangannya NIVU hanya menyeleksi tim nasional di Jawa.
Damora gigit jari tampaknya.


Dalam jeda kompesisi OSVB di Medan diadakan turnamen ‘Om den Juliana
Beker’. Damora dan klubnya Sahata menjadi juara (lihat Deli courant, 03-02-1938).
Disebutkan final dibatalkan dengan keunggulan Tapanoeli yang dipertahankan.
Lanjut hari ini. Dengan penuh minat final pertandingan untuk Juliana Beker berlangsung
kemarin sore di Kebon Boenga, yang dimainkan antara Tapanoeli Swallows dan Lie
Tji Hui. Akibat hujan lebat, pertandingan harus dihentikan delapan belas menit
sebelum pertandingan berakhir dengan skor 3-0 untuk Swallows. Tim Tapanoeli,
kombinasi dari Sahata dan Deli Mij dan hanya terdiri dari pemain Batak,
membentuk satu kesatuan yang homogen. Gol-gol tersebut dicetak oleh Willy,
Damora dan Arifin sebelum jeda. Hari ini diputuskan untuk memutar ulang paruh
kedua pertandingan ini, dengan keunggulan Tapanoeli dipertahankan’.

Hasil seleksi timnas NIVU di Jawa di bawah pelatih Mastenbroek, melalui tournament dipanggil sejumlah
pemain untuk mengikuti pelatihan dan uji coba. Pada fase keberangkatan menuju
pemusatan latihan
juga
akan diadakan
di
Medan, Nama-nama pemain tim Indonesia yang berangkat
ke Prancis sudah ditetapkan sebanyak 17 pemain. Surat kabar De Indische courant, 12-04-1938
me
mberitakan bahwa secara aklamasi Achmad Nawir ditunjuk menjadi kapten tim dan Rohrig sebagai wakil
kapten
(lihat De Indische courant, 19-04-1938).


Sebelum berangkat ke Eropa, tim NIVU akan memainkan pertandingan terakhir di Batavia
pada hari Minggu siang 24 April di lapangan BVC melawan “sisa”
Batavia. Tim NIVU: Mo Heng (Malang), Samuels (Surabaya), Anwar (Batavia), Nawir
(Soer.), Taihutu (Batavia), Patiwael (Batavia), Hong Djien (Soer.), Hukom, F
Meeng, Tan See Han, Summers
. Cadangan:
Van Beuzekom (Batavia), Harting (Surabaya), Van der Burj (Djocja), Faulhaber
(Semarang), Sudarmadji (Surabaya) dan Telwe (Surabaya). Hasil pertandingan di
Batavia berakhir dengan skor 4-1 (2-0) untuk kemenangan Tim NIVU melawan tim
Batavia (
lihat Bataviaasch nieuwsblad,
25-04-1938).

Akhirnya Tim Indonesia
berangkat dan memulai perjalanan panjang ke Eropa, dari Batavia tanggal 27
April 1938. Persinggahan pertama dilakukan di Medan.
Di Medan, Tim Indonesia melakukan pemusatan
pelatihan terakhir di tanah air sebelum menuju Eropa. Pada tanggal 30 April di
Medan melakukan uji coba melawan sebuah tim bentukan yang terbilang kuat yang
merupakan kombinasi para pemain terbaik di Medan dan sekitarnya.
Apakah Damora Harahap akan
bentrok dengan Achmad Nawir?


Di Medan oleh dewan OSVB telah membentu dua tim untuk menghadapi tim
nasional NIVU (lihat Deli courant, 22-04-1938). Damora Harahap termasuk pemain
OSVB yang dipanggil untul melawan timnas. Kedua tim OSVB sudah melakukan uji
coba dengan lawan-lawannya sebelum kehadiran timnas.

Dalam pertandingan, Tim Indonesia dapat memainkan
partai indah dalam pertandingan itu, tetapi
hanya mampu menang 4-2 (lihat De Sumatra post, 02-05-1938). Disebutkan kedua tim berimbang
yang membedakan hanya skor. P
elatih berdalih itu hanya sekadar latihan, apapun
hasilnya tidak masalah.
Hasil di Medan ini tidak terlalu
diperhitungkan, tetapi tujuan utama lebih pada mendapatkan gambaran yang baik
dari apa yang dapat selama pemusatan latihan sebelumnya di Soerabaja dan Batavia
serta hasil partai uji coba di Bandung melawan klub Bandung tanggal 13-3-1938
. Sementara itu Soedarmadji
begitu kagum dengan permainan Medan
.


Tujuh belas pemain dipilih dari (hanya) tiga
perserikatan di Jawa yang terdiri dari delapan orang Belanda, tiga orang Ambon,
dua orang Sumatra, satu orang Jawa dan tiga orang Tionghoa (
lihat Soerabaijasch handelsblad,
25-05-1938). Jika hanya disebut satu orang Jawa itu berarti adalah Soedarmadji.
Lantas siapa dua orang Sumatra. [Soetan] Anwar telah diklaim sebagai orang
Minangkabau. Satu lagi sudah tentu yang dimaksud adalah Achmad Nawir
. 

Lantas
siapa Achmad Nawir? Darimana asalnya di Sumatra?
Apakah Achmad Nawir berasal Padang Sidempoean, sekampong
dengan Damora Harahap?
Nama Mohamad Nawir muncul ke publik kali pertama
ketika diumumkan siswa-siswa yang lulus kelas satu di sekolah Koning Willem III
School di Batavia (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
12-05-1925). Nama Mohamad Nawir baru muncul kembali pada tahun 1930 (lihat De
Indische courant, 28-05-1930). Disebutkan Mohamad Nawir naik dari kelas satu ke
kelas dua di Nederlandsch Indie Arts School (NIAS) di Soerabaja. Mohamad Nawir
satu kelas antara lain Abdoel Soekoer, P. Dalimoenthe, Djapar Siregar. Ph.
Napitoepoeloe.


Dari penelusuran surat kabar sejaman, nama Nawir tidak ditemukan di Jawa
atau pulau-pulau lain.  Yang agak mirip
adalah nama Nawi yang banyak ditermukan di Batavia. Di Sumatra orang yang
menggunakan nama Nawir hanya ditemukan di Tapanoeli. Salah satu nama yang
ditemukan menggunakan nama Nawir adalah Nawir Harahap, seorang anggota dewan
kota (gemeenteraad) dan seorang Kepala Kantor Regional (lihat De Indische
courant, 07-08-1935). Jabatan-jabatan tersebut saat itu di era kolonial Belanda
adalah jabatan bergengsi. Oleh karena itu Nawir Harahap (jika memiliki anak)
jelas memiliki kemampuan finansial untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan
tinggi. Nama Nawir Harahap terakhir terdeteksi di Sibolga tahun 1948 (lihat
Nieuwe courant, 23-09-1948). Disebutkan sejumlah orang republiken ditangkap
(pada era agresi militer Belanda). Mereka itu adalah Mr. [Abdoel] Abas
[Siregar], Kapitein Siregar, Majoor Siahaan, Luitenant Kolonel Sitompoel,
Majoor [Maraden] Panggabean, Dr. Amir Husein Siagian, Dr [Ferdinand] Lumban
Tobing, Nawir Harahap, Mr. Humala Silitonga dan lima orang TNI. 

Lantas apakah Mohammad Nawir
atau Achmad Nawir berasal dari Tapanoeli? Mungkin hanya mengada-ada untuk
mepertanyakan apakah Mohamad Nawir atau Achmad Nawir adalah anak dari Nawir
Harahap. Ini hanyalah sekadar bertanya dan tetap menjadi suatu pertanyaan. Saat
ini, hanya keluarganya yang mengetahuinya siapa Achmad Nawir.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top