Sejarah

Sejarah Mahasiswa (49): Ong Eng Die Studi Ekonomi di Rotterdam; Menteri Keuangan Kabinet mr Amir Sjarifoeddin Harahap 1947


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ong
Eng Die bukanlah orang biasa. Ong Eng Die adalah ekonom bergelar doktor yang
sejaman dengan doktor Soemitro Djojohadikoesoemo. Ong Eng Die adalah seorang
Republiken yang turut membidani pendirian Bank Indonesia RI. Ong Eng Die
menjadi Menteri Muda Keuangan pada Kabinet Mr Amir Sjarifoeddin Harahap
(1947-1948) dan Menteri Keuangan pada Kabinet Mr Ali Sastroamidjojo
(1953-1955).


Ong Eng Die (Wang Yongli) (Gorontalo, 1910 -?)
adalah seorang pemimpin partai politik dan seorang ekonom Tionghoa-Indonesia.
Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Amsterdam pada tahun 1940 dan
memperoleh gelar Doktor pada tahun 1943 setelah berhasil mempertahankan
disertasinya Chineezen in Nederlandsch-Indie, een Sociografie van een
Indonesische Bevolkingsgroep (diterbitkan pada tahun 1943). Pada tahun 1945 ia
kembali ke Indonesia dan bekerja di Bank Indonesia, Yogyakarta. Dari tahun 1947
hingga 1948 ia diangkat sebagai Deputi Menteri Keuangan di bawah administrasi
kabinet Perdana Menteri Amir Sjarifuddin. Dalam perundingan Perjanjian
Renville, ia menjadi penasehat Delegasi Indonesia. Ia kemudian membuka kantor akuntan
sendiri pada tahun 1950. Ia bergabung dengan PNI (Partai Nasional Indonesia)
dan pada tahun 1955 menjadi Menteri Keuangan dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo.
(Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Drs Dr Ong Eng Die studi
ekonomi di Rotterdam? Sepertiu disebut di atas Ong Eng Die sama-sama kuliah
dengan Soemitro Djojohadikoesoemo di Rotterdam. Ong Eng Die menjadi Menteri
Keuangan Kabinet Mr Amir Sjarifoeddin Harahap 1947. Dr Soemitro
Djojohadikoesoemo menjadi menteri terakhir kali pada Kabinet Boerhanoeddin
Harahap. Lalu bagaimana sejarah Drs Dr Ong Eng Die studi ekonomi di Rotterdam? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Drs Dr Ong Eng Die Studi Ekonomi di Rotterdam; Menteri
Keuangan Kabinet Mr Amir Sjarifoeddin Harahap 1947

Ong Eng Die lulus sekolah
menengah MULO di Boeloe, Semarang (lihat De locomotief, 18-05-1928). Ong Eng
Die kemudian melanjutkan studi ke sekolah menengah di Batavia, AMS Afdeeling B
(Wis en Natuurkunde) di Weltevreden. Pada tahun 1929 Ong Eng Die lulus ujian
transisi naik dari kelas empat ke kelas lima (
liaht Bataviaasch nieuwsblad, 06-05-1929).  Yang satu kelas dengan Ong Eng Die antara
lain Darma Setiawan, Abdoel Halim dan Pantas Loemban Tobing. Di atas mereka
satu tahun Casmir Harahap, Kasman, Mohamad Roem dan Parlindoengan Loebis.


Sekolah AMS adalah sekolah menengah dengan lama studi enam tahun (HBS
lima tahun). AMS juga menerima lulusan MULO yang ditempatkan di kelas empat.
Sebaliknya siswa yang lulus kelas tiga AMS dapat melanjutkan studi ke tempat
lain. Casmir Harahap dan Parlindoengan Loebis lulusan MULO Medan. Mohamad Rooem
sebelumnya studi di STOVIA. Sekolah AMS lainnya terdapat di Bandoeng,
Jogjakarta dan Soer
abaja serta Malang (belum ada di
luar Jawa). Lulusan AMS dapat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi baik di Hindia maupun di Belanda.

Pada tahun 1930 Ong Eng Die
naik ke kelas enam (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
01-05-1930). Demikian juga teman-temannya naik kelas. Di bawah mereka satu
tahun antara lain Raden Oekar, Lompo Siregar, WJ Maengkom, Djohan Sjahroezah
dan Mohamad Haoes Mahjoeddin. Kakak kelas mereka yang lulus ujian akhir
melanjutkan studi: Casmir Harahap dan Parlindoengan Loebis (fakultas kedokteran
GHS Batavia); Mohamad Roem dan Kasman (fakultas hukum RHS Batavia). Akhirnya
Ong Eng Die lulus ujian akhir tahun 1931 (lihat Bataviaasch nieuwsblad,
06-05-1931).


Ong Eng Die berangkat ke Belanda dengan kapal Marnix van Sint Aldegonde
dari Batavia tanggal 2 September dengan tujuan akhir Amsterdam (lihat
Bataviaasch nieuwsblad, 01-09-1931). Tampaknya perjalanan Ong Eng Die disertai
orang tua yang mana dalam manifes kapal terdapat HH Ong dan Ny Ong. Kapal jarak
jauh ini berangkat dari Genoa tanggal 22 dan akan berlabuh di Amstedam pada
tangga 29 September (lihat Algemeen Handelsblad, 24-09-1931). Sementara itu,
pada tahun 1931 ini Parlindoengan Loebis lulus ujian kandidat bagian I (lihat
Bataviaasch nieuwsblad, 18-12-1931). Namun karena dianggap memenuhi syarat,
Parlindoengan Loebis direkomendasikan transfer fakultas kedokteran di Belanda.
Parlindoengan Loebis baru berangkat ke Belanda tahun 1932, dari Tandjong Priok
dengan menumpang kapal ss Ophir menuju Singapura tanggal 6 Agustus 1932 dan
kemudian ditransfer ke kapal ss Trier yang akan berangkat dari Singapura menuju
Rotterdam tanggal 8 Agustus 1932 (lihat, Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indië, 04-08-1932).

Di Belanda belum
terinformasikan dimana Ong Eng Die kuliah. Demikian juga dengan Parlindoengan
Loebis belum terinformasikan apakah diterima di fakultas kedokteran.Ong End Die
baru terinformasikan pada tahun 1940 dimana disebutkan Ong Eng Die lulus ujian
doctoraal economie di Vrij Universiteit Amsterdam (lihat Algemeen Handelsblad,
01-06-1940 dan Nieuwsblad van het Noorden, 01-06-1940).


Nama Parlindoengan Loebis sudah terinformasikan pada tahun 1938. Parlindoengan Loebis lulus
ujian kandidat dokter
di Amsrterdam (lihat, De Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad, 09-02-1938).
Parlindoengan Loebis lulus ujian dokter gelar pertama (eerste gedeelte)
September 1939 (lihat Nieuwsblad van het Noorden, 07-10-1939).
Mahasiswa lainnya dari
Hindia d
i Vrij
Universiteit Amsterdam
adalah FKN Harahap.

Setelah Ong Eng Die lulus
sarjana ekonomi
(Drs), tidak lama kemudian di
Rotterdam diberitakan Soemitro Djojohadikoesoemo dan R Saroso Wirodihardjo
lulus sarjana ekonomi (lihat Algemeen Handelsblad, 11-07-1940). Beberapa bulan
kemudian diberitakan Parlindoengan Loebis dipromosikan menjadi dokter setelah
lulus ujian akademik pada bulan Oktober 1940 (lihat De standard, 26-10-1940).


Sekolah tinggi ekonomi pertama di Belanda terdapat di Rotterdam. Nama sekolah tonggi ekonomi tersebut disebut sekolah tinggi perdagangan (handels
hoogeschool).
Pada tahun 1925 Sjamsi Sastra
Widagda dipromosikan menjadi doktor pada bidang handelswotenschappen di Handels
Hoogeschool di Den Haag (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
20-11-1925). Setelah sekolah perdagangan itu baru menyusul Mohamad Hatta di
sekolah ekonomi (lulu sarjana ekonomi tahun 1930). Mohamad Hatta lulusan PHS
Batavia HBS afdeeling handelswetenscappen.

Ong Eng Die tidak bisa kembali
ke tanah air karena terputus hubungan antara Belanda dan Indonesia.
Sebagaimana diketahui pada
bulan Mei 1940 (negeri) Belanda diduduki Jerman.
Ong Eng Die melanjutkan
studinya ke tingkat doktoral. Program studi ekonomi mahasiswa-mahasiswa yang
berasal dari Hindia bisanya di Rotterdam dan Amsterdam. Mohamad Hatta lulus
sarjana ekonomi dengan gelar Drs dari Rotterdam pada tahun 1930.


Selama mahasiswa, Parlindoengan Loebis cukup aktif berorganisasi
dan politik. Parlindoengan Loebis menjadi ketua Perhimpoenan Indonesia
1934-1938, Parlindoengan Loebis didampingi Mohamad Sidartawan sebagai
sekretaris dan Mohamad Ildrem Siregar sebagai bendahara. Parlindoengan Loebis
dan Sidartawan kerap menyuarakan anti fasis. Pengurus baru Perhimpoenan
Indonesia berikutnya diketuai oleh Sidartawan.
Seperti halnya Ong Eng Die dan mahasiswa lainnya, Parlindoengan Loebis juga tidak bisa pulang ke tanah air lalu
membuka praktek
dokter di Amsterdam. Militer Jerman
sempat menutup kampus tetapi oleh militer pendudukan Jerman diizinkan dibuka
kembali. Dalam perkembangannya diketahui Parlindoengan Loebis dan Sidartawan
ditangkap. Sidartawan dikabarkan meninggal, sedangkan Parlindoengan Loebis
tetap berada di kamp konsentrasi NAZI/Jerman.

Ong Eng Die kemudian diketahui
telah meraih gelar doktor (Ph.D)
di Rotterdam dissertatie dengan topik het economische, sociale en cultureele leven der
Chineezen in Ned.-Indie (lihat Maandschrift van het Centraal Bureau voor de
Statistiek = Revue mensuelle du Bureau Central de Statistique du Royaume des
Pays-Bas, 30-06-1943).
Yang meraih
gelar doktor (PhD)
lainnya
adalah
Drs. Soemitro Djojohadikoesoemo di universitas Rotterdam tahun 1943 dengan
topik het volkscredietwezen in de depressie (lihat Algemeen Handelsblad,
13-03-1943). Sementara itu di Universiteit Utrecht Mr. Masdoelhak Nasoetion
juga meraih gelar doktor (Ph.D) di bidang hukum dengan topik De plaats van de
vrouw in de Bataksche Maatschappij (lihat Friesche courant, 27-03-1943).


Pada masa pendudukan Jerman ini juga ada mahasiswa
asal Hindia lulus sarjana ekonomi
di Rotterdam adalah Drs. Tan Goan Po di Universiteit Rotterdam tahun 1942 (lihat Het
Vaderland: staat- en letterkundig nieuwsblad, 25-11-1942).

Pada masa pendudukan Jerman di
Belanda, para aktivis mahasiswa di Perhimpoenan Indonesia (PI) di Belanda pada
awalnya anti fasis (Jerman) dan kemudian dengan perkembangan kemudian bergeser
menjadi anti Jepang (leb
ih fokus
ke Indonesia). Saat ketua PI adalah M Sidartawan, Dr Parlindoengan dapat
dikatakan sebagai tokoh utama anti fasis (Jerman), Hal itulah mengapa mereka
berdua ditangkap. Seperti disebut di atas Sidartawan mengalami sakit dan
kemudian meninggal, sementara Dr Parlindoengan tetap berada di tahanan yang
ditempatkan di kamp konsentrasi NAZI/Jerman. Saat-saat inilah sejumlah
mahasiswa Indonesia yang tergabung PI menyelesaikan studinya bahkan beberapa diantaranya
berhasil meraih gelar doktor seperti Drs Ong Eng Die.


Saat Parlindoengan Loebis dan Sidartawan ditahan, ketua PI adalah
Stjadjit. Dalm fase ini militer Jerman mulai terdesak oleh lawan-lawannya.
Perjuangan para aktivis PI mulai diarahkan ke Indonesia untuk menentang
penduduka militer Jepang di Indonesia. Oleh karena di Indonesia banyak orang
Belanda diinternir Jepang di kamp-kamp konsentrasi, orang-orang Belanda mulai
mendukung perjuangan para aktivis PI ini. Pada saat FKN Harahap sebagai ketua PI,
dukungan orang-orang Belanda terutama para peminat Hindia (yang pernah bertugas
di Hindia) dan para Indo semakin hari semakin deras. Dalam konteks inilah orang
Belanda yang lambat laun menganggap orang Indonesia di Belanda maupun di
Indonesia sebagai rekan (bukan lagi sebagai anak jajah
an atau orang terjajah). Bagi orang Indonesia hidup
bagian roda pedati ada waktunya di bawah dan juga ada waktunya di atas, tetapi
orang Belanda tidak menggunakan roda pedati tetap dayung/sampan, sekali
berlayar dua tiga pulau terlampaui. Saat-saat dramatis inilah di Belanda semua
mahasiswa asal Indonesia semakin solid, termasuk di dalamnya Dr Ong Eng Die
yang belum lama menyelesaikan desertasinya. Saat kepengurusan FKN Harahap ini
Dr Parlindoengan sudah dibebaskan dari tahanan kamp konsentrasi Jerman/NAZI. FKN
Harahap tidak hanya tergabung di PI juga pernah menjadi aktivis di kampusnya
Vrije Universiteit (lihat Het Vaderland: staat- en letterkundig nieuwsblad,
28-11-1941).  Disebutkan dalam
kepengurusan Senaat van het Studentencorps periode tahun 1941-1942, FKN Harahap
menjabat sebagai Abactis (Sekretaris).

Akhirnya Sekutu menghancurkan
Jerman/NAZI di Eropa. Kerajaan Jepang kemudian pada tanggal 14 Agustus 1945
menyatakan menyerah kepada Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Beberapa
hari kemudian tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan
yang dibacakan oleh Ir Soekarno di Djakarta. Pada fase inilah mulai terhubung
antara Belanda dan Indonesia dimana orang-orang Indonesia banyak yang pulang ke
tanah air teemasuk Dr Ong Eng Die. Sementara FKN Harahap belum bisa pulang karena
studinya belum selesai. Namun tidak lama kemudian di Indonesia terjadi perang
untuk mempertahankan kemerdekaan.


Dr Parlindoengan Loebis yang telah dibebaskan dari kamp NAZI/Jerman juga
pulang ke tanah air. Dalam perkembangannya pada masa perang kemerdekaan
(kembalinya Belanda/NICA yang diberi jalan oleh Sekutu/Inggris) ini putra-putri
Indonesia di Belanda tetap mendukung perjuangan untuk mempertahankan
kemerdekaan RI. Sebuah manifesto di Belanda diumumkan yang mana agar Belanda
untuk menahan diri untuk perang dan memberi kesempatan bagi Indonesia untuk
mandiri. Penandatangan manifesto ini termasuk didalamnya FKN Harahap (De
waarheid, 03-01-1946).

Semakin kuatnya posisi
Belanda/NICA di Djakarta/Batavia, dan situasi keamanan yang tidak menentu,
pemerintah Republik Indonesia memindahkan ibu kota dimana Presiden Soekarno
berangkat pada tanggal 1 Januari ke Jogjakarta. Hal itu setelah lebih dahulu
Menteri Pertahanan/KR Mr Amir Sjarifoeddin Harahap menilai kelayakan keamanan
sesuai untuk ibu kota RI. Orang-orang yang pro-Republik Indonesia (Republiken)
juga ikut mengungsi ke Jogjakarta termasuk Dr Ong Eng Die dan Dr Parlindoengan
Loebis.


Akhirnya FKN Harahap berhasil menyelesaikan studi. Friesch dagblad,
10-07-1946 melaporkan bahwa FKN Harahap berhasil ujian di Vrije Universiteit,
Amsterdam. Namun demikian, Belanda yang kembali datang (menduduki) Indonesia,
hubungan Belanda dan Indonesia tersendat kembali dan tidak bisa pulang ke tanah
air.

Dr Ong Eng Die di Jogjakarta
ikut berjuang. Pada Kabinet Mr Amir Sjarifoeddin Harahap yang diresmikan pada
tanggal 3 Juli 1947 di dalam susunan kabinet terdapat nama Dr Ong Eng Die sebagai
Menteri Muda Keuangan (Menteri Keuangan Mr AA Maramis). Sementara Mr Amir
Sjarifoeddin Harahap sebagai perdana menteri juga masih merangkap sebagai
Menteri Pertahanan.. Dalam hal ini, dalam jajaran kabinet Amir terdapat
beberapa aktivis PI terakhir di Belanda, antara lain Stjadjit, Ong Eng Die,
Maroeto Daroesman dan juga Mr Ali Sastroamidjojo. Dengan kata lain para aktivis
anti fasis/Jepang cukup terwakili dalam kabinet
.


Dalam perubahan komposisi kabinet Amir (sejak 11 November 1947) Dr Ong
Eng Die tetap dalam posisinya, demikian juga dengan Stjadjit. Untuk memperkuat
kabinet, wakil perdana menteri ditambah dua posisi dimana salah satunya Mr
Sjamsoeddin (teman kuliah Mr Amir di Rechthoogeschool dan sekretaris Partindo
cabang Batavia tahun 1930an  yang
diketuai oleh Mr Amir Sjarifoeddin Harahap) dan AK Gani sendiri adalah ketua
Gerindo (suksesi Partindo) dimana Mr Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai pembina
partai. Dalam jajaran kabinet juga ada nama Mr Mohamad Roem dan Mr Kasman
Singodimedjo, keduanya adik kelas Ong Eng Die di AMS Weltevreden/Batavia. Dalam
susunan kabinet ini juga ada nama Siauw Giok Tjhan sebagai menteri negara.
Catatan: Dr Parlindoengan Loebis setelah pulang ke tanah air merapat ke
Jogjakarta dan menjadi kepala jawatan kesehatan RI.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Menteri Keuangan Kabinet Mr Amir Sjarifoeddin Harahap
1947: Dr Ong Eng Die dan Dr Soemitro Djojohadikoesoemo hingga Kabinet Mr Boerhanoeddin
Harahap

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top